HATI-HATI MAKHLUK PEMAKAN BANGKAI, PERUSAK NOMOR SATU DI BAWAH KOLONG LANGIT

(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ)

Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang [Surat Al-Hujurat 12].

Allah SWT di dalam Al Quran Surat Al Hujurat ayat 12 di atas) melarang dengan tegas TIGA PERKARA MERUSAK:

1. BANYAK PRASANGKA

2. MENCARI-CARI KESALAHAN

(TAJASSUS)

3. MENGEMBANGKAN ISU - ISU

NEGATIF (GHIBAH)

Tiga hal di atas dilarang Allah SWT dengan tegas setelah Allah memerintahkan untuk menjaga ukhuwah Islamiyah sesama muslim.

Tiga perkara merusak di atas sering dipergunakan sebagai alat propoganda politik suatu kelompok kepentingan politik tertentu untuk merusak nama baik atau citra seorang tokoh tertentu atau kelompok tertentu yang menjadi musuh politiknya.

Tidak tanggung-tanggung mereka membentuk kelompok pekerja profesional, yang bekerja secara terprogram dan terencana serta digaji dengan gaji yang besar. Mereka bukan orang-orang biasa, tetapi di antaranya mereka kaum intelektual yang melacurkan ilmunya untuk mendapatkan hasil yang lebih besar.

Tugas pokok mereka, mengembangkan prasangka, mencari-cari kesalahan kemudian mengekspos isu-isu yang berhasil mereka produksi untuk membuli dan merusak citra seorang tokoh atau kelompok tertentu yang menjadi musuh politik dari kekuatan politik yang membayar mereka.

Ini adalah cara-cara yang sangat biadab dilakukan sesama muslim apalagi terhadap tokoh-tokoh agama dan para ulama yang dianggap berseberangan dalam politik. Target mereka tidak tanggung-tanggung, tidak hanya membunuh karier dan karakter mereka, mulai dari mempersulit posisi mereka, menyudutkan mereka secara hukum, kriminalisasi, dan kalau perlu menghabisi mereka.

Penistaan terhadap agamanya sendiri, bagi mereka sendiri tidak menjadi masalah, karena sesungguhnya mereka juga kumpulan orang-orang yang mengaku muslim tetapi tidak suka Islam, tidak suka syariat Islam, dan tidak suka para ulama dan tokoh-tokoh Islam.

Sebenarnya makhluk ini luar biasa kotor, karena yang dikonsumsinya setiap hari hasil dari mengais kotoran manusia kemudian dia jual menjadi duit. Tidak tanggung-tanggung Allah SWT menyebut mereka sebagai makhluk pemakan bangkai, karena mereka tidak segan-segan mencari keuntungan di atas kesengsaraan dan penderitaan saudaranya sesama muslim. Anehnya mereka susah terjerat kasus hukum, karena kemungkinan ada kekuatan misterius yang ada di belakang mereka.

Sebenarnya penutup ayat ini Allah lebih mengingatkan agar orang-orang beriman tidak melakukan perbuatan yang merusak ini, karena sangat besar dosanya di sisi Allah SWT.

Semoga mereka mau memanfaatkan kesempatan yang masih dibukakan Allah untuk mereka, atau Allah akan menegakkan hukum seadil-adilnya atas mereka.

Jakarta, 11 Februari 2021

Wassalamualaikum ww

Risman Muchtar

Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah.