PENYAKIT

~Sebuah penyakit sesungguhnya hanyalah kesadaran kita yang menuntut perhatian pada sesuatu yang perlu diperhatikan.

~Ada sesuatu yang membuat kita merasa bersalah, takut, atau mengalami perasaan-perasaan negatif lainnya. Ada sebuah sistem keyakinan yang kita yakini yang harus dilepaskan dan dibatalkan. Ada sesuatu yang harus dimaafkan, ada sesuatu dalam diri kita yang harus dicintai, sehingga kita berterima kasih pada apa pun itu yang menimpa diri kita.

~Kita berkata, “Terima kasih, penyakitku. Aku mengerti. Kau mendorongku untuk melihat cara diriku menghukum diriku sendiri, tidak mencintai diriku sendiri. Terima kasih, karena kau menunjukkan padaku betapa selama ini aku hidup dalam ketakutan.”

~Kita berterima kasih pada semua penyakit karena penyakit-penyakit itu membuat kita menjadi rela dan menerima untuk memasuki medan energi yang penuh cinta, juga kesukacitaan (yang terlahir oleh sikap welas asih) ketika memahami bagaimana tubuh ini melakukan self-healing.

~Penyakit memiliki tujuan, dan kita mesti melihatnya dengan cara yang berbeda. Kita bisa membuat limun dari buah lemon. Alih-alih mengasihani diri atau membenci penyakit itu, alih-alih menjadi “aku yang malang” atau menjadi korban, kita bisa berkata, “Apa yang ingin disampaikan penyakit ini padaku? Apa yang bisa kupelajari dari kehadirannya?”

(Repost Javanica)