sholikul Hardy Girinatakusumadihard

sholihul Hardi gurunatakusuma_ tukang pijat alternatif dan spiritual hubungi 082325958964...

Selengkapnya
Navigasi Web
bedo silit bedo anggit

bedo silit bedo anggit

Produktivitas rendah Selain kondisi alam terbatas, produktivitas industri garam Indonesia rendah. Dengan luas lahan produksi garam kurang dari 30.000 hektar, produktivitas lahan garam sesuai data KKP 2015 mencapai 113 ton per hektar per musim. Sejumlah data lain menyebut produktivitas lahan garam Indonesia hanya 40-60 ton per hektar. Dradjat memaparkan, produktivitas rendah itu dipicu kepemilikan lahan rendah. Satu hektar tambak garam di Indonesia bisa digarap dua petani. Itu biasanya hanya dijadikan sebagai tambak garam 4 bulan, Agustus-November. ”Di luar masa itu, tambak garam akan dijadikan tambak udang atau bandeng,” ujarnya. Proses pengerjaan lahan sempit itu pun amat tradisional, minim mengadopsi ilmu dan teknologi yang bisa mengoptimalkan produk garam. Harga garam dalam kondisi normal yang amat rendah, Rp 300-Rp 400 per kilogram, tentu bukan hal menarik bagi petani. Belum lagi biaya produksi tinggi. Konsekuensinya, produksi garam oleh petani sulit maksimal. Pengelolaan industri garam di India bisa jadi perbandingan. Meski memakai teknik produksi garam sama dengan Indonesia, industrialisasi dan mekanisasi tambak garam di India lebih maju. Menurut Dradjat, satu industri bisa mengelola tambak garam 2.500 hektar dengan mempekerjakan 20 tenaga kerja. Banyak perusahaan seperti itu. Untuk mendukung program swasembada garam di Indonesia, ekstensifikasi dan intensifikasi lahan harus dilakukan. Selama ini, tambak garam terkonsentrasi di pantai utara Jawa, khususnya di Pulau Madura. Penambahan luas tambak garam bisa dilakukan di Nusa Tenggara Timur yang punya waktu paparan sinar matahari lebih lama, 8-10 bulan dan kondisi air laut lebih baik dibanding pantura Jawa karena cemaran logam beratnya lebih rendah. Untuk menghasilkan garam bermutu tinggi sesuai kebutuhan industri, perlu mekanisasi dan dukungan industri. Pola kemitraan petani dengan industri pun harus dilakukan demi memotong peran tengkulak yang jadi penentu harga garam petani. (M ZAID WAHYUDI. Kompas, 14-8-2017)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post