Sifreni Mira Yusiana

Hello,... I am a four kiddos Mommy. I live in Pasirian Lumajang East Java. I teach English in secondary school, SMPN I Pasirian. Do you want to know me mo...

Selengkapnya
Navigasi Web
ANAK LANANGKU NAMANYA MUMTAZ

ANAK LANANGKU NAMANYA MUMTAZ

SCENE I

Matanya mulai memerah, menatap ke depan ke satu arah, tak berkedip dan mulai nampak genangan air di sudutnya. Nampak hidungnya kembang kempis, aku tahu dia menahan tangisnya. Segera dia tundukkan wajahnya ke lantai. Senyap menyergap kami berdua. Aku terdiam tak lagi mampu merangkai kata yang tepat. Tapi tetap memutar otak untuk kembali memulai memecah keheningan yang menyelimuti kami berdua. Berusaha melunakkan hatinya dengan lembut.

'Fityan,..' kataku hati hati

'Jangan paksa aku, atau aku akan minggat dari rumah ini!!!,' kalimatnya keluar tertahan mengejutkanku dan itu cukup ampuh untuk membungkamku dan menyudahi pembicaraan sore itu.

Siang tadi ustadznya menelponku, kalau Fityan diminta untuk mewakili sekolahnya, MI ISLAM TERPADU AL USWAH PASIRIAN, dalam lomba pidato bahasa Inggris tingkat kecamatan. Tanpa kepastian aku jawab kalau itu nanti tergantung kesanggupan anaknya. Karena aku paham betul akan seperti apa jawaban dari Letto alias Tole ku, Muhammad Fityan Mumtaz.

Malamnya, bapaknya pun berusaha memahamkannya apa itu 'amanah' dan tanggung jawab. Kulirik Fityan diam saja, kali ini dia tak menangis tapi mulutnya mecucu dan keningnya mengkerut menyatukan ke dua alisnya, entahlah diamnya itu apa dia serius dengarkan pidato bapaknya atau sebaliknya?

Jawabannya sangat jelas dia menggeleng dan tak mau ikut lomba pidato bahasa Inggris.

'Rugi dong ga ikut lomba apa-apa' kataku di pagi ceria berikutnya.

' Aku ikut lari aja buk, lariku banter lho, aku menangan, buk. Kata ustadz mau ada seleksi. Kalau ga kepilih, aku ikut seleksi badminton aja,' jawabnya semangat. 'Wah, bagus, le... yang niat dan semangat ya,'

' Ya, buk, aku sudah mulai latihan badminton juga kan kalau sore di depan rumah,' katanya optimis.

Ah, Fityan... lakukan saja, Le, itu semua bagus, kok..

Jujur aku kadang kurang bisa menggiringnya. Jujur saja aku sering kehabisan akal untuk merayunya. Tepatnya, aku sering tak bisa tegas menghadapinya. Entahlah, Ketika aku marah, dia akan cepat menyadari kesalahannya dan tahu apa yang harus dilakukan. Suatu ketika aku marah dan emosi, dia akan terdiam, berikutnya tanpa diperintah adiknya yang usia dua tahun dimandikan, dirawat sampai bersih dan cantik lalu rumah disapu bersih. Nah, Hal ini yang gampang memporakporandakan hatiku, dan segera melting deh. Tsaaahhh...

Beda sekali ketika aku harus menasehati ( memberi instruksi tepatnya) kedua kakaknya, maka Selmarisa dan Rumaisha tak akan punya daya tawar untuk membantahnya. Apapun itu!! Entahlah..kadang aku berpikir sebegitu menakutkanya aku di mata anak anakku? Bahkan kalau mereka mendapat nilai tak bagus, tak satupun mereka menunjukkannya langsung ke aku, kecuali dengan syarat syarat yang mereka buat terlebih dulu; biasanya mereka memohon maaf dulu, menciumi aku, menyenangkanku lalu akhirnya memintaku berjanji tidak marah ketika melihat hasil ulangannya yang tak bagus. Aaaahhhh, sebenarnya itu sih ketakutan yang terlalu dibuat buat, aku tak pernah memarahi mereka dapat nilai jelek asal bisa mempertanggungjawabkannya kenapa, lalu sudah berusaha dengan baik, dan berikutnya memperbaiki jawaban yang salah dan bisa menjawab ketika aku test lisankan ulang.

'Bu Sifreni, alhamdulillah Fityan bersedia ikut lomba pidato bahasa Inggris' telpon dari ustadzahnya membuatku tersenyum. Itulah ajaibnya guru. Ketika aku sudah tak mampu berdebat dengan anak2ku, masalah apapun itu, maka segera aku kontak sang guru untuk menggantikan peranku. And.. it works!! well done!!! Maka para orang tua baik baiklah sama para guru yaaakkk....

SCENE II

'Di mana lomba besok, Le? Ibuk ga bisa dampingi kamu, mungkin bapak yang bisa' tanyaku malam itu menjelang lomba tingkat kabupaten.

'Bapak ibuk gak perlu tahu di mana besok lombanya, dan jangan sekali sekali melihatku pas lomba,' katanya tegas.

'Oke deh, lakukan semua dengan tanggung jawab. Ayo coba sekarang ibu cek, berlatih di depan ibu, '

'Gak perlu, buk....,' jawabnya singkat.

'Lho, ini sudah tingkat kabupaten lho Le, kamu sudah mewakili kecamatan, dan ibuk belum cek kamu sama sekali,'

'Gak usah, bu... Sudah kok, latihan sama ustadzah,' katanya meyakinkan. Aku hanya menatapnya tanpa harapan.

Percakapan semalam dan Wajah Fityan terus membayang di pelupuk mata. Ada perasaan bersalah tak bisa mengawalnya tampil di tk kabupaten. Segera aku lipat mukenah, menaruh di tempatnya lalu berlari menuju kelas. Jam delapan tepat nanti ujian segera dimulai. Hape aku matikan. Aku mulai serius dengan buku materi ujian kembali.

Jam 11. 30 aku keluar ruang ujian, aku on kan hapeku. Seketika notifikasi media sosial berebutan pop up mencari perhatianku.

'Alhamdulillah, Selamat... ananda Fityan juara satu,'

Kalimat singkat disertai foto Fityan pas lagi pidato via Whatsapp dari nomer tak dikenal itu membuatku tercengang. Ah, mendadak aku ingin segera terbang pulang menemui anak lanangku sing ganteng dewe iku# satu satunya sih hihihi # pen.

'Fityan.... Selamat ya, Le,' kataku di sore harinya, kudapati dia sedang tidur. Aku peluk dan ciumi dia, aku dekap erat. Ah, mendadak aku terharu begini.

'Gimana ceritanya tadi?' Tanyaku dengan mata berbinar binar panas. 'Alhamdulillah, buk... lancar,' katanya singkat dengan mata setengah terbuka. ' ndredek ndhak pas maju? ' sama sekali gak buk, jurinya ada yang dari luar negeri, buk..-wuih pas aku selesai pidato tepuk tangan keras dan panjang banget, buk..,' katanya ceria ... 'Merasa gak pas mau menang?

'Ah gak blas, buk, uwis yo uwis buk, gak mikir,' jawabnya membuatku ngakak dan kembali menciumnya. ah aku bahkan ga bisa bayangkan seperti apa kamu pas pidato.

SCENE III

AKSIOMA TK PROVINSI, Kediri, 23 Februari 2017

Aku atur posisi pas di jendela sebelah kiri belakang. Jendela bertirai itu cukup menghalangi dan menyembunyikan siapapun di baliknya, tapi aku bisa melihat Fityan tampil dengan leluasa tanpa dia tahu kalau aku mengawasinya. Maaf, Le.. Aku terpaksa menghianati janji untuk tidak melihatmu tampil seperti yang kamu minta kemarin. Kamu hanya meminta ibu datang ke Kediri pas lomba tapi tidak boleh menyaksikanmu. Nah,... piye karepmu, sih Le..?!

Sebentar lagi giliran Fityan tampil, aku intip dia tetap tenang di tempatnya. Sesekali menarik nafas, menunduk....melihat peserta yang lagi tampil....bersandar di kursi...menarik tubuhnya ke depan,...lalu bersandar kembali di kursi. Aku mulai berusaha menenangkan diri. Meredakan degup jantung yang luar biasa kencangnya ini. Tetiba aku serasa masuk angin, kedinginan... sekali waktu berkeringat kepanasan... hadoooh.. kenapa aku nervous begini. Please, deh... Ini bukan yang pertama kali aku antar anakku lomba bahasa Inggris. Ketika Selma dan Rumaisha, kakak kakaknya lomba dulu, aku gak segawat ini deh, nervous sih iya, tapi dalam tahapan normal.

Tapi ini, hiks... Luar Biasa banget!! Nah, berikutnya aku pengen kencing, lalu sakit perut....huhuhuhu... andai aku tatap kaca jendela, pasti nampak pucat mukaku...

Aku tahu aku nervous begini karena aku sama sekali tak pernah tahu bagaimana dia ketika harus pidato nanti. Dia hanya berlatih sama ustadzah nya saja. Aku hanya melatih di awal dia sanggup mewakili sekolahnya dulu. Berikutnya , tak sekalipun dia mau aku latih, aku hanya memberi tahu tips dan trik pidato saja, tanpa dia mau praktekkan di depanku. Anak lanang yang unik. Dan selalu bikin PENASARAN.... Sempat sih H-1kemarin latihan tapi segera aku batalkan karena dia berlatih sambil pakai sepatu roda, gak niat blass... pake manyun pula. Situasi latihan gak kondusif banget, daripada aku baper dan Fityan patah hati kena marahku, akhirnya aku suruh dia nyapu lantai. Iya nyapu dan bersih bersih kasur sebagai ganti latihan. Capedeh!

' The next contestant is no 71,' suara MC mendadak membuat tubuhku makin bergetar,..degup jantungku serasa mau jebolkan dada ini #Tsaaahhh#.. wajahku panas...

Seorang anak lelaki kecil maju ke depan dengan langkah pasti. Lalu berbalik menghadap ke depan. Wajahnya tenang dan penuh percaya diri menatap pemirsa dengan tersenyum tipis, ougghhh... senyumnya sungguh menawan hatiku. Aku tak berkedip menatapnya dari atas ke bawah. Fityan Mumtaz dengan jas hitam baru, hem abu abu kombinasi biru baru juga #belum dicuci malah eh#, dasi merah milik bapaknya, serta sepatu hitamnya yang juga baru sungguh membuatku terpesona, rambutnya yang sedikit pirang disisir acak ke samping, wajahnya mungil dan bersih .. #mendadak aku teringat artis korea wkwkwkkk... #

'Assalamualaikum Warrohmatullohi wabarokaatuhu....,' dia mulai mengucap salam . Suaranya keras dan tegas maksimal...tapi amat santun. Kembali dia tersenyum tipis, alamak... senyum itu... senyum gue gitu lho# hahaha... Dia mengedarkan pandangannya. Mulai pidato..lancar... pronounsiasinya tepat dan jelas, intonasinya lumayan bagus, gesture nya pas tidak berlebihan sesuai dengan isi, matanya meyakinkan pemirsa, ekspresinya menunjukkan pemahaman akan konten pidato. Suaranya keras dan tegas. Melafalkan ayat al quran dengan fasih. Sesekali jeda sambil menatap hormat pemirsa. Ah, performa yang smart, elegan dan cukup bagus walau perlu banyak evaluasi di sana sini apalagi pada kontennya.

Pengumuman usai sudah, tak terdengar namanya dipanggil. 'Fityan, kamu sudah melakukan dengan baik, amanah sudah kamu tunaikan, kamu luar biasa.. Ini pengalaman yang bagus,' kata bapaknya singkat. 'Perlu banyak evaluasi, le...,' sambungku. Tak nampak raut kecewa di wajahnya. Yang terlihat adalah wajah lega tanpa beban. Jadi ingat kalimatnya, SING UWIS YO UWIS..... MARI YO MARI,

' Aku gak mau dilihat ibuk kalau latihan pidato soale ibu akan banyak perintahkan, ulangi, ulangi, ulangi, begini begitu thok ....,' jawabnya dalam perjalanan pulang ketika kutanya kenapa tak mau aku latih. Sungguh itu jawaban yang mak jlebbbbb bagiku.

'Tapi ya ga bisa begitu, dong. Itu karena ada yang perlu dibenahi kan?.. terjawab sudah rasa PENASARAN ku....hiks..

Muhammad Fityan Mumtaz... benar benar Mumtaz di mataku. Tak mudah membangun mental dan rasa percaya dirimu. Dan kamu mampu melakukannya dengan segala kelebihan dan kekuranganmu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post