Sih Wijayati

Guru kelas di sebuah sekolah dasar. Gemar membaca cerpen dan novel. Cita-citanya sejak remaja ingin menjadi penulis dan ingin mempunyai buku karya sendir...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mblakrak

Mblakrak

Entahlah, kenapa aku senang sekali kegiatan diluar rumah. Sejak aku mengenal teman, aku lebih suka main plorotan air bekas ujan dilereng sawah, daripada bermain karet gelang bersama adek dirumah. Saat sekolah dasar pun aku lebih suka main jumpritan daripada bermain tebak-tebakan. Saat SMP aku suka mengikuti kegiatan ekstra sekolah. Pramuka terutama. Sesuatu banget jika terpilih menjadi regu inti disekolah. Apalagi saat ditunjuk menjadi perwakilan sekolah untuk mengikuti kegiatan perkemahan tingkat ranting, tingkat cabang, tingkat daerah. Dan rasanya sesuatu sekali saat itu aku terpilih untuk mengikuti jambore nasional tingkat provinsi. Senang dan bangga.

Yaa...aku seorang anak dari desa dan satu-satunya dari sekolahku dapat mewakili provinsi ketingkat nasioal. Ibu kota jakarta. Serasa mimpi dibuatnya. Tak terbayang sebelumnya aku menginjakkan kaki di bumi perkemahan Cibubur. Tidak itu saja. Saat itu aku berkesempatan mengunjungi museum Zoologi, kebun raya Bogor, dan Istana Bogor. Sungguh “Mblakrak” yang tak terlupakan waktu itu. Seribu sembilan ratus sembilan puluh enam. Ya..tahun itu aku kelas dua SMP. Dan saat libur sekolah panjang kenaikan kelas tiga. Haru..bangga..menggelayut didada.

Saat SMA hobi mblakrakku tak terlaksana. Jadi...ga usah diceritakanlah yaa hehee....Namun, saat diperguruan tinggi saat semester peretama, aku merasa ada kesempatan yang luar biasa untuk mblakrak. Seorang kenalan waktu itu, yang bekerja didinas koperindak mengajak saya untuk mengikuti suatu kegiatan. Yang menurut saya awalnya kegiatan itu sangat sedikit nyleneh. Masak si mau buat bros dari sisik ikan. Wah sangat nggak masuk akal pikirku. Apalagi kegiatannya dilakukan dirumah dinas gubernur. Dan bros yang kita buat nanti itu hasilnya akan dibawa ke ibu kota Jakarta. Menurut sumber adalah pesanan ibu presiden Mega Wati Soekarno putri. Wah wah wah...ngaco sekali ini sang informan ya. Tapi ga ada salahnyalah saya ikut. Pikir saya begitu. Itung-itung cari pengalaman hehee. Menuju tempat yang disebutkan sang informan aku masih bertanya dibenak. Sisik ikan? Bros? Apakah bisa yaa. “Selamat pagi,Dek! Ada yang biasa kami bantu?” dua orang gagah berpakaian satpol PP lengkap menyapa. Dan membuyarkan lamunanku. Pendek kata aku diantar menuju tempat yang dimaksud. Betapa terpananya mataku sesampainya ditempat pelatihan itu. Berkumpul para pengrajin berbakat dari daerah masing-masing. Meraka membawa sesuatu yang sangat_sangat tak pernah terbayangkan olehku sebelumnya. Sisik ikan berbagia ukuran. Berbagai warna yang telah kering. Lengkap dengan peralatan untuk membuat bros. Lima belas hari telah berlalu. Beberapa benda yang mungil dan indah ada didepan mataku. Seperti tak percaya. Selama lima belas hari aku ditempat itu. Diberi materi. Diarahkan dan dibekali membuat bros dari sisik ikan. Dan siapa sangka hasil karyaku bersama para pengrajin waktu itu dikemas. Dan siap dipaketkan ke ibu negara. Dan satu lagi yang membuat aku bangga saat itu adalah, bros itu ternyata dipesan khusus olen ibu presiden sebagai cendera mata para pemimpin negara tetangga, yang sedang melaksanan KTT non blok di Bali. Saat itu sungguh pengalaman yang luar biasa tiada tara...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post