MENJEMPUT MIMPI DI KOTA JAMBI
MENJEMPUT MIMPI DI KOTA JAMBI
**
Sepulang ngaji dan solat isya dari musholla dekat rumah, aku letakkan mukena ke dalam kardus mi sarimi di kamar. Kardus kebanggaan sebagai lemari tempat bajuku.
Aku ke dapur. Berharap ada sesuatu yang bisa ku makan. Karena sebelum magrib saat aku ke mushola perut belum terisi apa-apa.
Ku hampiri meja kayu persegi panjang, yang warnanya mulai gelap itu. Ku buka sebuah bakul nasi berwarna putih, yang ber tutupkan tutup dandang aluminium.
Ada nasi putih dimasak dicampur parutan ubi yang di kukus.
Ibuku hampir setiap hari sengaja mencampurkan nasi putih dengan parutan ubi dan dikukus dengan tujuan agar kami sekeluarga bisa kenyang makan.
Karena kalau hanya nasi putih saja yang kami makan, maka beras akan cepat habis, dan beberapa hari kedepan kami akan tidak bisa makan.
Ku telan suapan pertama. Di lidah terasa agak sedikit kasar. Untung saja ada kuah sayur bening bayam, yang mendorong masuk nasi ke tenggorokan.
Sebenarnya, yang membuat nyangkut di tenggorokan bukan karena nasi ubinya. Tapi karena rasa sesak di dadaku.
Tak bisa kubayangkan, adik-adik ku juga harus makan makanan yang jauh dari yang seharusnya anak-anak makan.
Air mataku mengalir. Rasa sesak di tenggorokan semakin menjadi. Rasanya menyempit dan tak mau dilalui makanan. Ku raih kendi, dan ku tenggak airnya tanpa menggunakan gelas.
Aku tak bisa menyelesaikan makan ku. Ku ambil sebuah piring plastik untuk menutup makanan itu.
Aku keluar dari dapur. Menuju kamar ibu. Kulihat ibu sedang berbaring menidurkan adik bungsu.
Aku meminta izin pada ibu untuk keluar sebentar, dengan alasan mau mengerjakan PR bersama Dasrun.
Aku menyelinap keluar. Ku kayuh sepeda jengki tua milik ayahku. Tapi tidak ke rumah Dasrun.
Aku pergi kerumah mandor perkebunan.
Aku mendengar beberapa hari lalu dari kakakku, bahwa mandor tersebut mencari tenaga kerja pria maupun wanita, untuk bekerja di lahan perkebunan.
Lahan perkebunan tersebut akan ditanami kelapa sawit.
Aku harus kesana. Dan mendaftarkan diri.
Bersambung...
Bunga Antoi, 07 02 22
#tantangan menulis hari ke-38
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi