MENJEMPUT MIMPI DI KOTA JAMBI
MENJEMPUT MIMPI DI KOTA JAMBI
**
Sesekali ku geser bokongku. Saat ban sepeda melindas bebatuan yang keluar di jalan, seiring itu pula pantatku bergeser.
Ku pegang erat pinggang kakakku. Ku lingkarkan tangan kananku. Trauma kaki ku masuk ke jari-jari lagi.
Sementara tangan kiri ku tetap menjaga tas biru berisi kain.
Sesekali ku angkat kaki agak menjauh dari gir sepeda. Sambil sesekali membetulkan posisi sandal jepit warna merah, memastikannya tetap menempel di antara jempol dan ibu jari kaki.
Kakakku sesekali juga mengelap peluh yang keluar di keningnya. Aku bisa merasakan kalau kakak sebenarnya capek mengayuh sepeda.
Setiap melalui tanjakan, aku selalu menawarkan pada kakak, untuk turun dari boncengan sepeda. Tapi kakak selalu menolaknya.
Kakak, selalu berusaha mengayuh sepeda sekuat tenaga, walaupun itu di tanjakan.
Entah berapa lama menit waktu berlalu. Sampai lah aku dan kakakku di sebuah rumah dinas dekat sekolah menengah.
Rumah yang cukup sederhana tapi terlihat rapi. Berada di antara rumah-rumah dinas lainnya.
Di rumah ini, tinggal keluarga bu Netti, yang merupakan guru bahasa Inggris di sekolahku. Sekolah lanjutan pertama satu-satunya yang ada di wilayah tempat tinggal ku
Bersambung...
Bunga Antoi, 02 02 2022
#tantangan menulis hari ke-33
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren ditunggu kelanjutannya