Sih Wijayati

Guru kelas di sebuah sekolah dasar. Gemar membaca cerpen dan novel. Cita-citanya sejak remaja ingin menjadi penulis dan ingin mempunyai buku karya sendir...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tukang Ngarit Jadi Kepsek
Dokumen foto pribadi

Tukang Ngarit Jadi Kepsek

TUKANG NGARIT JADI KEPSEK

Bagian 1

**

Dengan membaca Bismillah dan La haula wala kuata illa Billah, kutarik nafas panjang dan dalam. Ku hembuskan dengan perlahan. Kemudian aku buka pembicaraan.

"Mohon waktunya sebentar Bapak Ibu, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan" ujar ku berusaha tegas walaupun sebenarnya gugup. Ini adalah pengalaman pertamaku berbicara kepada rekan-rekan seprofesi sebagai kepala sekolah.

" Seperti yang sudah Bapak dan Ibu rekan-rekan majelis guru tadi dengar dan saksikan sendiri dari pak Kadis, bahwa saya disini mulai detik ini, diberi amanah untuk memimpin di sekolah ini, dan waktu yang diberikan pak Kadis kepada saya untuk memperbaiki wajah sekolah hanya dua bulan. Jika dalam waktu dua bulan tidak ada hasil, maka wewenang saya sebagai Kepsek dicopot" tegas ku.

Aku sengaja mengulang menegaskan kalimat ultimatum dari pak Kadis yang ditujukan padaku, dengan tujuan untuk menggugah semanagat rekan-rekan majelis guru yang selama ini di pandangan masyarakat kinerjanya menurun. Terutama dari kedisiplinan datang kesekolah yang sesuka hati, mengajar dikelas sekehendak hati. Bahkan ada guru ASN yang bersertifikasi jarang hadir kesekolah, ada beberapa oknum guru yang suka meninggalkan murid saat pembelajaran, dan memilih duduk dikantin. Beberapa alasan ini yang membuat sebagian besar masyarakat enggan untuk menyekolahkan anaknya di sekolah ini, memandang dengan sebelah mata sekolah ini.

Ku lanjutkan pembicaraan "Jika para Bapak dan Ibu guru di sini tidak ingin Saya hanya dua bulan berada di sini, saya mohon dengan sangat bantuan serta kerjasama dari Rekan-Rekan, bantu saya merubah wajah atau tampilan sekolah ini, bapak kepala dinas kita menginginkan sekolah kita indah serta sejuk dipandang mata. Tugas saya menata keindahan lingkungan sekolah bagian depan, dan tugas Bapak dan Ibu guru wali kelas menata dan menjaga keindahan serta kebersihan kelas masing-masing, baik itu bagian depan, belakang dan dalam kelasnya".

Sejenak aku berhenti berbicara. Aku tatap sekilas wajah para majelis guru. Ada yang menunduk entah malu karena menyadari kesalahannya atau entah memikirkan sesuatu. Kemudian ku lanjutkan berkata" Jadi bagaimana Bapak Ibu? mau mendukung saya, atau mau dua bulan yang akan datang di isi orang lain?. Pilihan ada pada Bapak dan Ibu sekalian" sambil ku tatap kembali wajah para guru. Dan salah satu dari mereka menjawab " Kami mau mendukung Ibu, dan kami mau Ibu lah yang menjadi kepala sekolah di sekolah kami" jawab seorang rekan guru yang ternyata juga beliau tugas pokoknya sebagai operator sekolah.

Bersambung...

Bunga Antoi, 09 01 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post