silpanus

Menulis di blog & website [email protected] www.sman1danausembuluh.sch.id ...

Selengkapnya
Navigasi Web

"Inikah Rasanya Prajabatan Di Jogya"part.5

Chapter 5.

“Waduh pak sil! Waktu aku potong rambut tadi…

Minggu tanggal 27 juli 2008, pagi harinya kami melaksanakan senam pagi yang dipandu intructurnya agus rukmiati, gerakan senam erobik dan poco-poco selalu mendominasi senam setiap pagi harinya, setiap kali melakukan senam.

Sedikit sekali keringat yang keluar dari badanku. Kekuatan suasana yang dingin mampu menahan keringatku sehingga tidak terlalu keluar banyak. Kurang lebih satu jam, kami melakukan senam setelah selesai dan menandatangani absen, kami menuju tempat coffee break seperti biasa, hanya untuk mengambil jatah sarapan. Pagi itu hidangan yang disediakan ayam goreng dan soto, selama mengikuti diklat menu-menu makanan selalu variatif, kamipun tidak pernah bosan untuk menikmati makanan-makanan yang disediakan oleh panitia.

Setelah makan kami ada waktu kurang lebih setengah jam untuk masuk ke materi baris-berbaris, setelah istirahat kurang lebih tiga puluh menit kami kembali kehalaman hotel untuk mengikuti apel pagi. Selesai apel pagi kami kembali dibawa oleh widyaiswara untuk mengikuti latihan baris berbaris, disebuah lapangan berpasir, ketika itu beberapa anak-anak sedang bermain sepak bola, sesaat kemudian anak-anak itu berhenti bermain ketika peserta diklat mendekati lapangan bola itu.

“Masing-masing ketua menyiapkan barisannya, kerjakan!” ujar widyaiswaranya. “Untuk barisan, siaaaaaaaap, grak!! Kata dedi memberi komando untuk angkatan 60, “Istirahat ditempaaaaaaaaat, grak!!”lanjut dedi kemudian dia mengambil tempat di sisi kanan barisan.

“Kami akan membagi kedalam tiga kelompok, untuk angkatan 57 dan 58 kelompok satu, angkatan 59 dan angkatan 60 kelompok dua, dan angkatan 61 dan angkatan 62 kelompok tiga!!” kata widyaisaranya yang terdengar tegas. Setelah selesai, masingmasing kelompok itu membuat barisannya. Tidak lama, kami sudah menerima arahan dari widyaiswara yang menangani masing-masing kelompok.

Ditengah sinar matahari yang cukup terik, kami dilatih baris-berbaris, hal-hal lucu sering kami alami takkala sedang berlatih itu, banyak sekali salah gerakan seperti gerakan maju jalan, terkadang kami melakukan geakan salah, ketika kaki kanan maju tangan kanan juga ikut maju, maka sering kami disebut dengan gerakan bagong. Namun berkat keseriusan kami mampu menyelesaikan meteri itu dengan baik.

Waktu hampir mendekati pukul satu siang, saatnya bagi kami dilatih tata upacara sipil, pada materi itu kami tidak membutuhkan waktu lama, karena orang-orang yang dipilih untuk bertugas sepertinya sudah paham akan tugasnya, sehingga oleh widyaiswara tata upacara sipil yang kami kerjakan itu sudah baik. Saatnya bagi peserta diklat untuk kembali ke hotel, waktunya untuk makan siang. Selesai makan aku kembali kekamar, mandi dan langsung istirahat. Sementara ituagus dianto sedang asik mengerjakan tugas kelompok dengan laptopnya

Aku dan kalyudi tertidur siang itu, kesempatan istirahat sungguh kumanfaatkan sungguh-sungguh. Ketika aku terbangun waktu sudah menunjukan pukul tiga sore, sebentar lagi masuk materi pelayanan prima pada pukul tiga lewat empat puluh menit nanti. Waktu aku bangun, aku agak terkejut saat itu, agus berubah penampilannya, model rambutnya agak lain dari biasanya, pada bagian samping kanan ada garis diagonal. “Lho, koq model rambutmu kaya gitu?” kataku heran “Ini bukan sengaja pak sil? Tapi waktu itu tukang cukurnya kurang hati-hati, jadi aku ini korbannya?” ujar agus sambil tertawi kecil.

Waktu masukpun tiba, biasanya agus suka duduk paling depan, namun kali ini agus duduk paling belakang, banyak orang yang bertanya-tanya kenapa potongan rambut agus jadi begitu, namapak albidin teman sebangkunya tertawa kecil melihat potongan rambut agus.

Ketika materi selesai, nampak agus agak tergesa-gesa. “Kenapa pak agus! Mau kemana?” kataku penasaran. “Ini, aku mau potong rambut aja!” balas agus berlalu kemudian hilang ditikungan jalan veteran itu. Aku berjalan di depan hotel satyagraha itu melihat-lihat orang yang sedang asyik menawarkan dagangannya, hampir satu jam aku memperhatikan orang-orang yang berjualan dipinggir tratoar hotel itu. Kemudian aku kembali kekamarku, ketika sampai dikamar aku terkejut waktu kulihat rambut agus habis alias gundul, karena tidak mampu menahan geli aku dan kalyudi tertawa terbahak-bahak.

“Waduh pak sil! Waktu aku potong rambut tadi, yang potong rambut orangnya oke men? Setelah rambutku dipotong habis, kepalaku yang plontos ini di pijat-pijat, waduh! Enak tenang, orangnya itu lho pak sil, cuantiiiiiiiik buanggat? Waktu ku tanya, dik! Berapa ongkosnya? Lalu dia jawab, enam ribu saja mas?, lalu tak kasih sepuluh ribu, lalu cewe itu jawab, ini mas kembaliannya, udah kamu ambil aja kataku lagi, barangkali itu yang aku rasakan dengan pelayan prima, kayanya pas dengan materi kita nanti pak sil!” kelakar agus. “Ya iyalah, orang tidak akan segan-segan memberikan sesuatu yang lebih, jika orang itu mendapat lebih dari yang diinginkannya, kaya pak agus, awalnya minta di gunduli, tapi oleh cewe itu malah di pijat, karena pak agus merasa senang, makanya tak segan-segan memberikan uang kembaliannya” ujarku sok tahu.

Aku dan kalyudi serius mendengar cerita agus “Eh, pak agus, dilantai tiga orang-orang pada makan tuh, ayo makan!” ujarku pelan. “Sudah pak sil, tadi aku makan sate kuda, mau coba? Katanya ada sate kuda di ujung jalan tempat melondry, ya aku coba kesana, eh ternyata benar, ih.. enak pak sil?” ujar agus sembari mengacungkan jempolnya. Jam masuk malam itupu tiba, pukul tujuh kami masuk keruangan kami masing-masing. Tiba diruangan, albidin tertawa terbahak-bahak ketika melihat potongan rambut agus yang habis dicukur, sesekali dipegangnya kepala agus.

Teman-teman yang lainpun ikut tertawa geli melihat penampilan pede agus waktu itu. Malam itu kami melanjutkan materi yang disampaikan sore harinya. Rasa kantuk yang selalu menjadi hal yang menakutkan dalam mengikuti kegiatan prajabatan kali ini.

Seperti hari-hari biasanya, selesai mengikuti materi kami melaksanakan apel malam, hal ini dibiasakan untuk mendidik para calon abdi negara khususnya pegawai negeri sipil untuk selalu patuh pada aturan pegawai negeri sipil, kami mengikuti setiap acara demi acara, dari materi yang satu ke materi yang lain, ada juga rasa keletihan yang sangat dalam, yang biasa tidur siang untuk sementara menjadi tidak tidur.

Nanang haitami, salah seorang teman kami terlihat agak letih dan sedikit kurang enak badan, suatu acara dimana kegiatan baris-berbaris dia mencoba memaksakan diri untuk mengikuti kegiatan itu, untung bisa dilaluinya dengan baik, sementara ibu-ibu yang sedang hamil bahkan ada yang hamil tua tidak diperkenankan mengikuti acara baris-berbaris kala itu. Ida juga nampak batuk-batuk beberapa hari, sementara aku, agus, kalyudi dan musliah serta icha masih dalam kondisi prima. Beberapa peserta yang lain juga nampak tegar menghadapi segala bentuk kegiatan, mencoba meraih apa yang kami inginkan bersama yaitu dapat berhasil menyelesaikan semua kegiatan dan pulang dengan membawa hasil kemenangan atas jerih payah, pengorbanan yang dititipkan anak-anak kami tercinta agar orang tuanya dapat pulang dengan penuh semangat.

Satu minggu sudah telah kami lewati, memasuki hari senin kami berpindah tempat sesuai dengan kesepakatan bersama, peserta yang berada dilantai tiga pindah kelantai dua, begitu sebaliknya, kesepakatan ini hanya untuk bersama merasakan enak dan susahnya selama mengikuti segala kegiatan. Kulihat wajah-wajah letih, namun tetap tersenyum sepertinya hanya senyum yang dapat menetralisir keadaan penat saat itu.

Pagi hari setelah senam, kami menuju ruangan yang telah disepakati untuk mengambil jatah makan pagi waktu itu, dilantai dua yang tidak ada sekat antara ruang materi dan tempat makanan membuat ruangan itu sedikit beraroma makanan. “Permisi!! Air panas?” ujar petugas yang membawa makan waktu itu ketika ia berusaha melewati antrian kami. Bagian-bagian itu menjadi pelengkap kegiatan kami setiap harinya, ada kegembiraan, sukacita, tawa, debat, yang selalu menghiasi hari-hari selama mengikuti prajabatan. Selasa pagi, seperti biasa kami melaksanakan senam pagi, untuk memulihkan rasa pegal-pegal selama duduk menikmati siraman materi sebelum mengemban tugas sebagai abdi negara sesuai dengan unit kerja masing-masing.

Ketika sedang menyusun barisan senam, tiba-tiba “Broaaaakkkk!! Aku menoleh kearah suara itu, tepat disamping kiriku, kira-kira satu meter seorang lelaki tua terjungkal aspal sementara becaknyapun rebah hampir menindih lelaki tua itu, disebelah lelaki tua itu kulihat juga seorang pemuda yang terduduk dan kesulitan mengangkat tangannya. “Ayo cepat-cepat!! Bawa ke rumah sakit langsung!! Teriak seorang peserta yang spontanitas beberapa peserta diklat membawa lelaki tua itu ke rumah sakit yang berada didepan hotel satyagraha. Aku dan beberapa peserta diklat lainnya berusaha menarik becak yang rebah itu.

Kejadian tabrakan itu nyaris saja mengenai peserta diklat yang berada disampingku, orang tua dan pengendara sepeda motor itu dibawa kerumah sakit. “Bapak-bapak yang berada di belakang, supaya bisa masuk kedalam saja, kita dihalaman saja, dan tidak usah sampai kejalan” Kata intructur memberitahukan kepada kami. Senampun terus dilaksanakan, seperti umumnya kami selalu diajarkan senam erobik dan poco-poco. Setelah selesai senam, kami menuju tempat makan kami masing-masing, selesai makan kami kembali menuju kamar untuk berganti pakaian dengan baju kebanggaan kami putih hitam, lencana kopri dan dasi.

Jam tujuh empat puluh menit, kami berkumpul dihalaman hotel satyagraha untuk melaksanakan apel pagi. Kulihat diseberang jalan nampak mobil patroli lalu lintas dan diatasnya sudah diderek becak dan sepeda motor honda supra X yang bagian depannya pecah, dua orang polisi sedang berbincang-bincang dengan orang-orang yang berada di sekitar mobil patroli itu.

Kulihat bekas darah lelaki tua itu sudah tertutup oleh pasir, pada waktu ditabrak lelaki bersepeda motor, setelah apel kami memasuki ruang tempat kami menerima materi. Pagi itu materi yang disampaikan bu dr.Budwiningsitjastuti, M.Kes. tentang ceramah kesehatan mental.

Dengan penuh perhatian kami memperhatikan materi yang disampaikan oleh widyaiswara itu, suasana di lantai dua terasa tenang, maklumlah semua pesertanya adalah orang-oran yang sudah dewasa dan rata-rata sudah menikah dan mempunyai anak.

Beberapa teman-teman dibagian belakang berjuang melawan rasa kantuk yang luar biasa, aku juga berjuang untuk tidak tertidur didalam ruangan itu, waktu terus merangkak meninggalkan detik demi detik, begitu juga materi yang disampaikan dari bab yang satu ke bab yang lain, hingga sampai waktunya untuk beristirahat sejenak hanya untuk menikmati teh dan kopi hangat serta dua potong kue yang disediakan panitia.

Budaya antri selalu kami biasakan setiap kali kami mengambil jatah makanan yang disediakan. Disela-sela break itu, jamaludin memainkan hp sony ericsonnya yang mempunyai speaker luar, tembang-tembang hitspun mengalun dari hp jamal, sambil mendengarkan tembang-tembang pop, kami menikmati kopi dan kue yang telah disediakan.

Kulihat dr.eson menghampiri widyaiswara itu, dari sakunya dr.eson mengeluarkan flashdisk, sepertinya dia ingin copy file dari materi yang disampaikan, beberapa teman-teman yang lain juga berbarengan membawa flasdisknya hanya untuk mengcopy materi yang disampaikan. Waktu break hampir habis, aku menghirup teh manisku yang tinggal separo, kemudian mengantar gelasnya ketempat yang telah disediakan oleh panitia.

Materipun mulai kami terima dihari selasa dua puluh sembilan juli dua ribu delapan itu, hari kesembilan selama kami memulai kegiatan prajabatan kami di hotel satyagraha waktu itu. Beberapa teman sejak hari selasa itu sudah ada yang memboking nama untuk penerbangan jogya banjarmasin, ada juga yang memboking penerbangan surabaya sampit, harga tiketpun beraneka dari yang enam ratus lima puluh ribu sampai tujuh ratus delapan puluh ribu.

Aku dan teman-teman dari sembuluh masih sepakat untuk menumpang kapal laut, rencana akan melewati semarang sampit. Waktu istirahat siang agus menghubungi agen kapal laut yang ada di semarang. “Hallo, ini agen darma kencana” ujar agus via handpond. “Iya mas, ada yang bisa dibantu” sahut agen itu. “Begini mbak, kami ingin tau, jadwal kapal laut untuk bulan agustus ada ya mbak?” “Ada mas, yang jurusan mana”? “Untuk jurusan semarang sampit, mbak?” “Oya, untuk jurusan semarang sampit, jadwal keberangkatan tanggal empat pukul tujuh pagi?” “Oya mbak, terima kasih, nanti kami hubungi kembali, soalnya kami sekarang masih di jogya,?” “Iya mas, nanti bisa dihubungi ke hp ini saja ya?” “Berapa mbak nomornya!” “08525229876, nanti mas bisa hubungi ke hp itu saja?” “Oke mbak, terima kasih dulu?” ujar agus seraya mematikan hpnya.

“Kapalnya apa pa agus?” ujarku “Kapal kirana III, yang kita pakai waktu itu, pak sil?” kata agus “Ya sip! Sesuai dengan yang diharapkan, kitakan selesai tanggal tiga, jadi kita bisa langsung cek out nanti?” ujar kalyudi semangat.

Jam satu lewat empat puluh menit, saatnya untuk masuk keruangan materi, kami pun menuju ruangan masing-masing. Kalyudi dan musliah menuju ruangan mereka di lantai tiga, aku dan agus menuju ruangan kami dilantai dua. Nampak beberapa peserta juga keluar dari kamarnya masing-masing, wajah-wajah letih terpancar dari raut muka sebagaian peserta. Kami tetap semangat tinggal beberapa hari lagi kegiatan diklat ini berakhir, namun bagi panitia, kegiatan ini masih terus berlangsung, karena ada banyak peserta diklat dari beberapa daerah menunggu gilirannya.

Didalam ruangan aku duduk bersebelahan dengan ida istriku, disebelahnya icha dan teman-teman lain yang dari unit kerja berbeda. Sambil menunggu kami membahas rencana pulangnya, kulihat icha sedang asyik menelpon, entah siapa yang dihubunginya. Di bangku depan nampak haitami memberitahukan teman-teman angkatan enam puluh untuk tanda tangan absen, absen penting bagi kami, karena kehadiran menentukan keberhasilan kami dalam mengikuti diklat itu. Beberapa teman mendatangi haitami membubuhkan tanda tangan, sebagai bukti kehadirannya pada materi itu, albidin pun memberitahukan kepada angkatannya untuk segera menanda tangani absen enam dua, buru-buru icha dan ida mendatangi albidin untuk membubuhkan tanda tangannya. “Lha, ini lagi orangnya yang suka terlambat tanda tangan”? ujar abidin setengah bercanda.

Lima menit kemudian widyaiswaranya datang, dan langsung duduk di bangku yang telah disediakan, pak sugiman,SH itulah nama pemateri kali ini dan materi yang disampaikannya mengenai organisasi pembelajar, beliau nampak mengeluarkan laptopnya kemudian menghubungannya dengan proyektor, materipun dapat kami lihat di slide dan kemudian beliau menyampaikan materi-materinya.

Selesai menyampaikan materi, beliau memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk menyapaikan pertanyaan, ataupun hanya sekadar searing, hal-hal seperti itu selalu mewarnai setiap penyampaian materi oleh para widyaiswara yang bertanya ataupun hanya sekadar searing orangnya selalu berbeda, walaupun agus dan albidin yang selalu mendominasi dalam menyampaikan pertanyaan maupun pendapat-pendapatnya. Segala bentuk tugaspun diberikan untuk menambah wawasan kami dan untuk mengetahui apresiasi para peserta terhadap materi-materi yang disampaikan, semua tugas diselesaikan didalam ruangan ada yang dikerjakan secara berkelompok, ada juga yang dikerjakan secara perorangan. Dari tugas-tugas yang diberikan hanya penulisan karya ilmiah yang memerlukan waktu cukup lama, yaitu satu minggu, enaknya tugas itu dikerjakan secara berkelompok.

Usai mengikuti materi-materi yang disampaikan, disela-sela waktu senggang beberapa kelompok menyelesaikan tugas karya tulisnya sedikit demi sedikit, aku dan kelompokku juga berusaha menyelesaikan tugas itu. Beberapa teman yang membawa laptop sedikit memudahkan pekerjaan itu.

Sore selasa, kegiatan sementara tidak ada karena umat islam memperingati hari isra mi`raj nabi muhammad SAW, waktu luang ini digunakan beberapa teman-teman untuk menikmati indahnya suasana di pusat perbelanjaan di malioborro, banyak sekali barang-barang yang dijual di malioboro itu, sangking menariknya barang-barang yang dijual dengan harga terjangkau membuat lupa dengan sisa bugdetnya, ada yang habis lima ratus ribu bahkan sampai satu juta lebih, hanya membeli pakaian dan assesoris lainnya. Bahasanya sama bila tanya, pasti untuk oleh-oleh. Ya kapan lagi ada kesempatan seperti ini.

Ada juga yang memanfaatkan waktu luang itu untuk istirahat, untuk memulihkan stamina, namun jika dihitung maka lebih banyak yang memilih jalan-jalan dibandingkan istirahat, ada kepuasan lain yang dirasakan di kota gudeg ini, salah satu yang membuat daya tariknya adalah pusat perbelanjaannya itu, Malioboro? Siapapun orang yang datang dari luar, atau pendatang pasti ingin melihat seperti apa malioboro itu.

Tempatnya memang terasa kacau namun jarang sekali terjadi kecelakaan ditempat itu, tak pernah kubayangkan tidak ada ruang kosong di antara pedagang yang satu dengan pedagang lainnya. Kebanyakan di malioboro para pedagang banyak yang menjual pakaian barangkali karena banyaknya orang-orang yang berjualan pakaian sehingga di malioboro itu harga pakaiannya murah-murah.

Aku tertegun sejenak, ketika kulihat beberapa orang bule melintas didepanku dengan bahasa yang sulit kupahami, sepertinya bahasa inggris, namun ada juga bahasa perancisnya. Dalam benakku bagi orang-orang bule bila mereka ke jogya mungkin yang dia kenal di negaranya adalah malioboronya saja. Orang-orang bule itu sebagian ada yang kuliah di universitas gajah mada, ada juga yang sekadar rekreasi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post