silpanus

Menulis di blog & website [email protected] www.sman1danausembuluh.sch.id ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kutemukan

Kutemukan "CINTA"

Jumat, 28 September 2018, beberapa hari yang lalu, aku mengabadikan beberapa adegan yang bukan sengaja di buat berdasarkan scenario panggung sandiwara. Ya, ini adalah moment yang begitu berharga yang pernah ku saksikan. Saat ku pandangi beberapa siswa sedang melaksanakan kegiatan olah raga di hari Jumat itu, mataku tertuju pada beberapa anak yang menggotong temannya dari sebuah gawang footsal. Anak itu rebah tepat di depan gawangnya sendiri. Ketika sebuah bola yang di tendang oleh temannya berhasil ditahan dengan kedua tangannya. Namun sayang, datangnya bola itu begitu keras menerpa telapak tangannya hingga ia jatuh terkulai lemas.

Teman temannyapun segera mengangkat kawannya itu ke pinggir lapangan, kemudian di bawa ke ruang guru. Tangan kanannya susah di gerakkanya, ia merasakan sakit yang luar biasa, terkilirkah?, itulah yang dirasakannya. Ketika beberapa orang guru mencoba memegang tangan kanannya itu, ia menjerit? Namun tak ada suara yang keluar dari mulutnya. Hanya ekspresinya saja yang menggambarkan kalau dirinya sedang menahan sakit.

Sesaat wali kelasnya datang menghampiri siswanya itu, dengan santun sang wali kelas mengajaknya bicara. Namun sang anak hanya terdiam dan menahan rasa nyeri yang dia sendiri dapat merasakannya. Dengan penuh rasa “CINTA” sang wali kelas, menyuapinya sedikit makanan kepada anak didik itu. Karena tangannya tidak bisa mengambil makanan yang diberikan oleh sang wali kelas. Seperti seorang ayah yang menyuapi anaknya makan. Inilah sang Guru menyuapi siswanya makan, bukan karena sang siswa tidak bisa makan sendiri. Namun saat itu sang siswa dalam keadaan tak berdaya.

Beberapa saat kemudian, seorang guru juga memberikan perawatan kepada sang siswa, ia memberikan pijatan kepada anak didiknya itu dengan penuh rasa “CINTA” kepedulian, dan buah dari ketulusan yang diberikan oleh guru guru itupun memberikan obat yang luar biasa bagi sang anak didik itu, tangannya sudah bisa di gerakan, dan ia tidak lagi merasakan rasa sakit, seperti ketika pertama kali ia mengalami cidera

Peserta didik adalah tamu terhormat di sekolah, mereka adalah "Generesi Emas" dimasanya kelak, kita tidak tahu takdir apa yang akan menyertai langkah mereka, namun sebagai tuan rumah (Guru) adalah selalu memberikan pelayanan yang terbaik bagi semua peserta didik, agar mereka kelak akan selalu mengenang dan mengingat apa yang membuatnya merasa terhormat ketika berada di sekolah dan mendapatkan layanan yang terbaik dari para guru.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post