silpanus

Menulis di blog & website [email protected] www.sman1danausembuluh.sch.id ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ujaran Yang BAIK, menyejukan

Ujaran Yang BAIK, menyejukan

Acapkali sebagai seorang guru di dalam lingkup kehidupan sekolah selalu dihadapkan dengan dua PILIHAN, semisal kerjakan atau berdiam diri. Pernahkah terbesit dalam pikiran kita untuk "OFF" dari kesibukan sebagai seorang guru. Bisa jadi jawabnya pernah, namun konsekwensinya sangatlah tidak menguntungkan diri sendiri. Sebab suka tidak suka apapun yang menjadi rutinitas sebagai seorang guru harus selalu "ON" walaupun terkadang beban kerja yang di hadapi atau yang harus diselesaikan kadang kadang terpaksa mengorbankan kepentingan pribadi. Namun anehnya, walau demikian justru kepentingan pribadi selalu menjadi hal yang utama bahkan sampai masuk ke lingkungan sekolah juga, hingga imbasnya kewajiban sebagai guru menjadi bercampur dengan kepentingan pribadi yang membuat pekerjaan disekolah menjadi kurang maksimal. Hal inilah yang lambat laun menimbulkan rasa jenuh akan pekerjaan, bukan kerena pekerjaan yang dilakukan sulit, tapi karena kepentingan lain yang menggiring pekerjaan itu yang membuat kurang nyaman.

Pilihan lainnya adalah menjadi PENDIDIK atau PENGAJAR, sebagai guru, kitapun dihadapkan pada sisi ini, dua hal yang nampak samar tapi memang jelas bedanya. Menghadapi peserta didik, yang memiliki sikap, sifat dan tingkat intelegensi yang berbeda dengan dinamika sosial budaya yang dibawa juga berbeda. Menjadikan pilihan yang harus di ambil oleh sang guru, mau menjadi pengajar atau pendidik. Namun pilihan ini tidak berlaku, sang guru suka tidak suka harus melakukan kedua duanya, ya, sebagai pengajar dan juga pendidik. Sebab, apalah artinya sebuah ilmu yang diberikan dalam suatu pengajaran tanpa ada unsur didikan didalamnya. Kita tidak ingin generasi yang kita ajar menjadi pintar akan suatu ilmu, namun kurang memiliki nilai kebaikan karena kita tidak mendidiknya dengan norma norma kebaikan. Sederhana saja, mungkin kita sering mendengar budaya barat, jika memanggil orang tuanya dengan menyebut nama orang tuanya sendiri. Mereka mungkin sangat pintar, tapi apalah artinya jika nama ibu dan ayahnya dengan mudahnya mereka sebut di hadapan kedua orang tuanya. Bandingkan dengan budaya kita, jika tanpa didikan yang baik, mungkin saja anak anak kitapun memanggil nama orang tuanya dengan menyebut nama orang tuanya sendiri tanpa ada kesan bahwa hal tersebut sangatlah tidak pantas.

Menjadi seorang guru, ternyata pekerjaan yang sangat kompleks, kompleks dengan tuntutan kewajiban yang harus di penuhi sebagai seorang ASN, kompleks sebagai insan yang harus dituntut untuk selalu "ON", kompleks sebagai seorang pendidik yang bisa membentuk peserta didik menjadi generasi emas. Maka sangatlah dimaklumi jika sosok guru benar benar di hargai oleh para guru sendiri. Sebab tidak ada yang bisa memahami kompleksitasnya selain orang yang pernah menjadi guru.

Satu hal yang dengan mudah dilihat dari cerminan seorang guru adalah, setiap tutur kata, sikap dan tingkah laku haruslah mencerminkan KEBAIKAN

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

@Siti Ropiah, Iya bu, semangat menjadi guru, salam literasi..☑

20 Oct
Balas

Betul sekali pak, krn guru digugu dan ditiru, jd contoh atau teladan bagi siswanya. Barakallah

20 Oct
Balas



search

New Post