Hari ini, Minggu, tanggal 16 februari 2020. Merupakan hari terakhir pelatihan kelas editor 2 Jakarta.

Saya bersyukur, bisa ikut pelatihan editor ini. Banyak ilmu yang saya dapat mengenai bagaimana mengedit atau menyunting sebuah tulisan.

Sebelum memgikuti pelatihan ini, dikepala saya hanya terpikirkan, yang penting menulis. Tidak pernah terpikirkan tentang bagaimana penulisannya, benar atau tidak. Salah ketik atau tidak. Tidak peduli. Yang penting menulis lalu kirim.

Saat pelatihan dimulai. Barulah saya sadar. Ternyata banyak sekali kesalahan saya dalam menulis. Terutama dalam hal penulisannya. Banyak salah ketik. Salah penggunaan kata tanda baca, kata hubung dan salah dalam penulisan istilah. Saya jadi malu sendiri.

Setelah mengikuti pelatihan ini, saya kembali membaca tulisan-tulisan yang saya kirim ke blog gurusiana. Saya benar-benar malu membacanya. Ternyata tulisan saya banyak yang salah ketik. Tidak memgikuti kaidah menulis yang benar. Dan terkesan asal.

Memang, niat awal saya menulis adalah, untuk belajar menulis. Jadi, yang penting tulis dulu. Sehingga saya lupa untuk memperhatikan kesalahan ketikan. Dan tidak membaca ulang lagi tulisan yang saya buat, langsung saya kirim. Inilah kesalahan terbesar saya. Padahal blog ini adalah blog untuk menulis bukan blog untuk menyampaikan pesan singkat seperti whatsaap.

Setelah mengikuti pelatihan editor ini, saya harus lebih berhati-hati dalam menulis, dan jangan sampai salah dalam mengetik lagi. Serta saya harus rajin membuka kamus dan PUEBI.

Dan satu hal lagi yang saya dapat dari pelatihan editor ini adalah saya baru menyadari betapa beratnya pekerjaan seorang editor. Terbayang oleh saya, satu paragraf saja banyak salah ketikan, untuk memperbaikinya sudah menghabiskan waktu. Apalagi berpuluh-puluh halaman yang salah ketik. Inilah yang membuat saya harus hati-hati, untuk menulis jangan sampai salah ketik lagi.

Terima kasih banyak untuk Ibu Istiqamah, atas ilmunya tentang bagaimana menulis dan mengedit tulisan. Minimal saya bisa mengedit tulisan sendiri.