Beberapa bulan ini, sudah ada kabar yang menyesakkan diri. Ya Allah kita tidak ada yang tahu apa yang terjadi didepan kita.

Hari ini, saya menjenguk orang tua dari teman anak saya di SD. Beliau divonis kanker payudara. Sudah stadium 2. Saya termasuk terlambat untuk menjenguk beliau. Tapi buat saya, lebih baik terlambat daripada tidak datang sama sekali.

Ketika saya datang, beliau baru pulang dari kontrol setelah operasi kedua, pengangkatan seluruh payudara sebelah kiri. Saya nyeri rasanya membayangkannya.

Saat saya datang, suaminua sedang membantu mengeluarkan cairan dari sisa operasi. Setelah selesai, sayapun masuk menemuinya. Alhamdulillah, wajah ibu ini tetap ceria, tetap murah senyum. Tetap bercanda tanpa beban sama putrinya maupun demgan kami yang datang menjenguknya.

Memang kata beberapa cerita temanku yang divonis kanker payidara, bisa kembali aktifitas layaknya orang sangat sehat, yaitu dengan cara dibuat hepi penyakitnya. Karena dengan hati yang bahagia, sel-sel kanker itu akan perlahan melambat. Demikian yang temanku smpaikan.

Kita semua akan kembali padaNya. Baik sakit atau sehat. Jadi, daripada dipikirin jadi sedih lebih baik dibawa santai dan dinikmati semua prosesnya. Demikian komentar temanku itu. Masya Allah, sekarang temanku itu sudah beraktivitas jadi ojek anak sekolah.

Cerita inilah yang aku sampaikan pada ibu teman anakku ini. Ternyata beliau kenal dengan temanku tersebut.

Ya Allah berikanlah kesembuhan kesabaran dan keikhlasan untuk ibu dari teman anakku ini, dan juga temanku seperjuangan disekolah pun mendapat ujian yang sama, semoga diberikan kesembuhan aamiiin..