Hukum aksi = reaksi   (Newton 3)

Pernah kita berfikir tentang keabsahan hukum di atas dalam kehidupan sehari-hari?

Mulai dari kita sebagai diri sendiri atau kita sebagai pelaksana profesi apapun

      Guru dan murid = apa yang kita harapkan dari murid lebih baik atau justru sebaliknya,  pernahkah kita berfikir tentang aksi yang kita berikan akan memberikan reaksi balik yang sama.  Aksi kita saat memperlakukan murid jika beri dengan aksi positif dalam mendidik dan mengajar maka akan menghasilkan reaksi yang positif juga dari murid.   Jadikan kita seperti cermin datar yang menghasilkan bayangan yang sama terhadap murid kita, jadikan diri kita teladan bagi mereka.   Jika kita menginginkan mereka para murid menghormati kita maka kita juga harus menghormati mereka sebagai pribadi yang sedang bertumbuh dan berkembang dengan fase-fasenya.   Jika kita menginginkan mereka santun dalam bertutur dan bertindak maka kita juga harus memberi teladan kita dalam bertutur dan bertindak yang sopan.   Jika kita ingin mereka taat tata tertib maka kita mulai dulu dengan mentaati tata tertib.  Konsistensi dalam pelaksanaan pendidikan harus tetap agar mereka tidak bimbang dan mempercayai kita sebagai pembimbingnya

     Teladan buruk akan membuat mereka akan memberi feedback yang buruk pula.    Buatlah mereka merasa nyaman datang dan berada di sekolah yang hampir setengah hidupnya di habiskan disana setelah berada di lingkungan rumah bersama orang tuanya.   Sikap yang mendikte, menakuti-nakuti dan mengancam, menghukum secara fisik bukan solusi untuk membuat mereka betah, kerasan dan nyaman berada di sekolah dan tidak membuat mereka termotivasi untuk menggali kreatifitas dan inisiatif mereka.   Murid yang berbeda pendapat dengan kita bukan berarti mereka anak yang bandel dan pemberontak, mereka berusaha mengungkapkan gagasan atau ide yang mungkin lebih untuk kebaikan mereka, jangan kita bungkam dengan membuat mereka diam dan takut berekspresi.  Kita tidak bisa menyelesaikan masalah saat ini dengan cara-cara masa lalu yang tidak relevan, masalah saat ini kita selesaikan dengan cara dan metode saat ini sesuai perkembangan jaman dan harus update sesuai jaman mereka

     Profesi sebagai guru memang unik karna memang kita menghadapi berbagai macam sifat yang unik dan berbeda satu dengan lain.  Cara kita mendidik , mengajar dan membimbing tidak bisa secara klasikal dan menyamaratakan karna karakter anak yang berbeda butuh cara dan metode pembimbingan yang berbeda juga, karakter anak ada yang bersifat linguistik, kinestetik, audiovisual dll, dan itu semua harus kita kombinasi berdasarkan kebutuhan masing-masing anak.  Tidak ada anak yang bodoh, bandel, pintar, cerdas yang ada hanyalah anak yang rajin atau belum rajin mencari informasi.     Karna itu bantulah mereka agar termotivasi untuk mencari, mengolah dan memahami informasi tersebut dengan suri teladan yang kita berikan dalam bertindak, bertutur kata, berpakaian, style rambut atau pakaian, pergaulan dan tingkah laku kita

     Mendidik tidak dan jangan mengharapkan menjadikan murid kita pintar tapi mendidiklah dengan ikhlas maka insyaalloh karna keberkahan, keihlasan kita sebagai guru akan menghàsilkan pribadi2 yang baik dan bermanfaat bagi semuanya.   Jika kita mengharapkan 1 maka akan menghasilkan 1 sesuai kaidah matematika

   1/1.  = 1

    1/2.   = 0,5 (setengah)

   2/1    = 2

   1/0.    = ~  (tak terhingga)

KEINGINAN/ HARAPAN = HASIL

Semangat untuk rekan-rekan Guru Indonesia

Salam Literasi

Jakarta, 14 September 2021