Guru, Digugu dan Ditiru? (lanjutan)
Siang tadi saya sedang asyiik menikmati mie bakso yang pedas menyegarkan tubuh setelah berkutat dengan pekerjaan domestik, tiba-tiba muncul notifikasi whatapps di handphone saya. Ternyata chat wa dari salah satu siswi, “assalamualaikum bu Sinta, maaf ya bu mengganggu waktu luangnya. Lagi sibuk tidak bu? mau konsultasi bu!” Saya pun segera menjawab, “Kenapa, nak?” Dia pun menjawab lagi, “habis saya nyaman bu kalau ceritanya sama ibu, hehehe…” Selanjutnya, tercurahlah kata-kata dalam untaian kalimat panjang siswi tersebut dengan segala keluh kesahnya akan masalah yang sedang dihadapinya. Tak kuasa saya pun menahan tangis membaca segala ungkapan hatinya yang tercurah. Tetapi saya pun sebagai guru tak boleh terbawa emosi dengan segala ceritanya, akal sehat tetap dikedepankan untuk menghadapinya untuk menenangkan dirinya.
Sudah kewajiban seorang guru harus siap dengan kondisi-kondisi seperti ini dan mampu mengendalikan kondisi tersebut. Walaupun terkadang saya pun tak kuasa mengendalikan emosi yang spontan terungkap. Profesi guru memang tak semudah seperti yang terlihat, karena guru dituntut secara tidak tertulis untuk tidak hanya mengajar atau membimbing belajar tentang materi pembelajaran tertentu, tetapi guru pun harus bisa mencari solusi untuk masalah-masalah yang sedang dihadapi para siswanya, agar supaya motivasi belajar siswa tidak menurun karena masalah-masalah non akademik yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-harinya.
Kembali ke cerita siswi tadi, saya pun berusaha merangkai kata-kata yang sebisa mungkin dapat memberikan pengaruh positif kepada siswi tersebut untuk membangkitkan semangatnya tetap berusaha menyelesaikan masalahnya tanpa mengganggu kegiatan pembelajaran di sekolah kemudian hari. Banyak hal kami komunikasikan untuk mencari solusi yang dia butuhkan.
Kenapa dia lebih memilih bicara dengan guru bidang studinya? Karena dia membutuhkan orang yang dapat dipercaya untuk membantu masalahnya bisa diselesaikan ketika tidak ada orang tua di sampingnya. Kondisi keluarga yang berpisah memaksa dirinya untuk hidup sendiri karena tidak ada kenyamanan yang didapatkan dalam keluarganya. Namun hebatnya siswi ini sudah mampu kreatif dan berinovasi untuk menopang kehidupannya sehari-hari. Semakin semangatlah saya membantu menyelesaikan masalah-masalah yang sedang dihadapinya.
Banyak pelajaran yang diperoleh dari percakapan kami berdua, khususnya untuk saya pribadi. Percakapan kami di whatapps pun diakhiri dengan kalimat, „sebelumnya terima kasih banyak ya ibu Sinta❤❤❤“
Tantangan hari ke-5
#TantanganGurusiana
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tq cantik sdh folow balik, masalah2 akan mudah terselesaikan.barakallah bu
Sama2, Bu