Sinthesia

Guru SMA Negeri 1 Cisarua...

Selengkapnya
Navigasi Web
30 hari pengalaman prajab

30 hari pengalaman prajab

30 Hari Pengalaman Diklat Prajab

Kali ini akan kuceritakan pengalaman aku selama menginap di tempat diklat, saat itu tahun 2000 aku dipanggil untuk Prajabatan lama kutunggu karena hal ini akan menentukan 100% tidaknya aku menjadi PNS. Kegiatan ini dilakukan selama 30 hari, hal ini yang membuatku berat karena sedang dalam keadaan hamil.

Aku kebagian kamar lantai bawah bersama dengan temanku berjumlah empat orang, sebelum aku melakukan diklat ini banyak teman-temanku yang sebelumnya telah melakukan diklat disana bercerita bahwa banyak kejadian-kejadian aneh ditempat pusdiklat tersebut. Dan aku memakluminya karena gedung sering kosong dan tidak terisi oleh orang-orang.

Hari pertama kujalani dengan tenang, berkenalan dengan teman-teman sekamarku. Pada malamnya kami beristirahat, tapi mataku ini sulit kupejamkan karena aku mendengar suara binatang yang entah binatang apa aku kurang hapal. Kulihat jam dinding menunjukkan jam 24.00 suara binatang itu tetap terdengar. Jam menunjukkan pukul 2, kuhilangkan pikiran-pikiran negative tersebut. Tak terasa aku tertidur dan adzan subuh berkumandang, aku bergegas bangun untuk melaksanakan sholat.

Saat makan pagi kutanyakan pada temanku,”Bu tadi malam mendengar suara hewan ?”. Terkejut aku mendengarnya karena temanku juga mengatakan bahwa mendengar juga katanya seperti suara anak hewan apa gitu. Kami sama-sama tidak mengenal hewan apa. Sedangkan kami lihat di sebelah kamar hanya ada lapangan rumput saja, tidak ada tempat untuk bersembunyi hewan. Dan suara itu terdengar di atas atap sedangkan di atas itu adalah kamar untuk peserta laki-laki. Hanya suara itu hilang menjelang adzan subuh.

Pada malam berikutnya karena kecapean telah melakukan diklat seharian penuh, aku mencoba untuk memejamkan mata. Kali ini suara dari atas yaitu seperti menarik-narik meja, kursi bahkan seperti memindahkan lemari. Aku berpikir mungkin itu teman-temanku di lantai atas sedang beres-beres. Keesokan harinya kutanyakan pada temanku yang ada di kamar lantai dua,”Apakah kalian tadi malam memindahkan lemari atau meja?”. Terkejut aku mendengarnya mereka tadi malam langsung tidur karena kecapean habis pelatihan diklat.

Hari-hari kujalani mengikuti pelatihan, kali ini aku mendengar cerita bahwa temanku dikamar lain diganggu pas depan toilet melihat penampakan wanita yang wajahnya tertutup rambut. Dilantai dua keluhan lainnya terdengar galon-galon air yang dilempar-lempar pada malam hari seolah-olah mengusir orang-orang supaya tidak betah. Mendengar cerita ini membuat satu teman sekamarku agak merinding dan ketakutan. Cerita-cerita itu kubiarkan berlalu karena waktu pelatihan masih lama dan takut mengganggu konsentrasi belajarku. Apalagi kondisiku dalam keadaan hamil takutnya akan mempengaruhi janinku.

Tak terasa kegiatan tinggal satu minggu lagi, kami bertahan walau mendengar cerita aneh-aneh yang semakin banyak keluhan dari teman-teman lainnya. Hal itu kami biarkan seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Entah apa yang kulakukan teman sekamarku pada malam itu katanya jam 1 malam dia keluar kamar mau minum air karena kebetulan galon untuk minum disediakan di luar kamar. Dan dia bercerita ada anak-anak kecil sedang bermain di koridor, setelah melihat temanku anak-anak itu keluar dari koridor dan entah kemana menghilang. Cerita itu kubiarkan berlalu, bahkan temanku mengatakan bahwa yang harus nya melihat yang aneh-aneh itu harusnya yang sedang hamil. Aku hanya tersenyum saja mendengar candaan temanku itu.

Hari-hari itu kami tunggu terakhir setelah penutupan diklat selesai semua dinyatakan lulus dengan baik, Alhamdulillah akhirnya selesai juga. Malam itu kami beres-beres pakaian persiapan besok akan pulang, teman-temanku yang lain terdengar bernyanyi riang, mungkin kangen-kangenan mau perpisahan. Teman-teman sekamarku sudah tidak betah makanya tidak mengikuti kegiatan perpisahan itu, inginnya cepat-cepat pulang. Bergegas kami berajak ke tempat tidur masing-masing, lagi-lagi terdengar suara seperti perempuan menangis tersedu-sedu, Dan makin malam kudengar suara binatang seperti mencakar-cakar sandal. Ih lama-lama ngeri juga langsung aku berdoa baca-baca ayat kursi dan kupejamkan mataku.

Di pagi hari menjelang kami pulang temanku yang penakut bertanya “Apakah tadi malam mendengar cakaran binatang?”. Aku pun menjawabnya dan kukatakan mendengarnya, mungkin itu tanda perpisahan bagi mereka. Sambil bercanda temanku berkata “ Jangan kesini lagi yah kalo diklat selanjutnya, takut ada yang aneh-aneh lagi”. Sudahlah yang penting kita selamat dan sampai ke tujuan. Sambil melambaikan tangan kami berpisah . Lain kali kita bertemu dengan cerita lain nya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ah Bu Sinthesia, padahal saya sedang menikmati cerita tentang kuatnya perjuangan. Kok jadi cerita angker begitu ya. Hehehe. Takuuut

01 May
Balas

Asli pa, pengalaman pribadi, pada umumnya begitu klo gedung sering kosong suka aneh-aneh

01 May
Balas

hororrrrrr..........

01 May
Balas

Ha ha...

01 May

Ha ha...

01 May



search

New Post