Tinggal di perumahan atau kompleks saat ini menjadi pilihan tempat tinggal. Karena dengan cara mencicil dan DP tertentu dengan mudah kita dapatkan. Terdapat kelebihan dan kelemahan yang akan kita dapat. Variasi sifat antar tetangga akan kita dapatkan.

Kali ini akan aku ceritakan sekelumit kehidupan kompleks F. Berada tepat dibawah kaki gunung.

Kompleks ini berdiri diawal tahun 2005 dan aku menempatinya tahun 2007.

Alasan aku memilih kompleks ini karena dekat dengan tempat kerjaku.

Saat awal aku datang, baru sekian blok yang telah terisi. Tepat didepan rumahku ada orang sebut saja ibu B. Dengan ramah memperkenalkan dirinya, sekilas aku lihat ibu ini sangat ramah.

Seiring berjalannya waktu, ibu B suka mengajak ngobrol dan kadang suka ngomongin tetangga lainnya. Hal ini membuatku tidak nyaman, karena aku berpikir jangan-jangan ibu B ini akan ngomongin aku juga ke orang lain.

Saat itu aku melihat tetangga sebelah rumahku menjauhiku dan berbicara sinis ga jelas. Aku berusaha sabar dan menahan diri. Dan entah apa yang di bicarakan oleh ibu B sehingga tetangga disampingku berbicara sinis, padahal aku tidak pernah berselisih paham dengannya. Sampai aku berfikir mungkinkah aku korban fitnah.

Suatu hari aku hamil anak kedua, dan ibu B ternyata sama sedang mengandung. Dan ibu B berbicara pada saat tau aku hamil, "masa kamu hamil juga bisa bareng gitu". Nada yang dia katakan seolah-olah aku tidak boleh sama mengandungnya.

Pada saat aku melahirkan, tetangga yang lain datang dan mendoakan yang baik-baik tentunya. "Semoga putrimu diberikan kesehatan,sholeha dan mendapatkan rizki yang banyak". Ibu B menimpalinya bahwa kenapa waktu dia melahirkan tidak didoakan seperti itu.

Ya Allah aku baru menyadari dari pembicaraan ibu B. Ternyata ibu B selalu tidak ingin kalah denganku dalam arti ada kata iri dalam hatinya.

Kilas balik berawal dari info tetangga bahwa ibu B sifatnya ingin menang sendiri. Apalagi menyangkut harta. Dan karena aku berada didepan rumahnya maka akulah yang menjadi patokannya sebagai pesaing bahasa kasarnya.

Sudah kesekian kalinya aku perhatikan, saat aku merenovasi rumah. Maka tak lama kemudian ibu B akan berbuat serupa merenov juga rumahnya. Saat aku beli kendaraan dia juga membelinya.

Hal ini membuatku tak nyaman, mungkin bukan aku saja yang mendapatkan tetangga seperti ini.

Aku membaca artikel tentang trik menghadapi tetangga yang iri hati. Menghindar dan berkomunikasi seperlunya. Datangkan energi positif dalam diri dengan otomatis energi negatif akan hilang. Masih banyak teman yang dapat kita yang ajak komunikasi.Tidak ada kata lain yaitu sabar dan berserah diri kepada Allah.