Setiap orang mendambakan hidup yang lebih baik, apakah secara ekonomi, jabatan, status sosial, jabatan, rumah tangga dan anak-anak yang baik. Semua harapan dan impian itu tak semua bisa diraih, setiap orang tentunya berbeda-beda peruntungan nasib dan takdirnya. Boleh jadi impian dan harapan kita tercapai, disisi lain ada orang yang tak bisa mencapainya.

Sungeb adalah salah satu dari sekian banyak orang yang juga punya angan-angan, impian dan harapan yang bisa dibilang sama dengan orang lain, hidup bahagia dan senang sepanjang hari. Tentu saja setiap orang akan punya kriteria yang berbeda satu dengan lainya tentang hidup yang dijalaninya. Ada banyak orang yang kaya, serba terpenuhi keinginanya. Namun juga tidak sedikit yang hidupnya serba pas-pasan, atau bahkan kehidupanya serba kekurangan, sehingga perlu bantuan.

Sungeb yang masih lajang, tak heran jika punya cita-cita dan harapan dalam hidupnya bahagia. Hubunganya dengan Nimah,wanita lajang tetangga sebelah rumah yang sudah cukup lama berdua menjalinya. Tentu saja, hubunganya dengan sang kekasih semakin hari semakin akrab, selain Sungeb yang sudah bekerja meski bukan pegawai kelas eselon, namun setidaknya pikiran dan hati Imah cukuplah tenang jika kelak berdua membina rumah tangga. “Bang Sungeb, apa sih cita-cita dan harapan dalam hidup abang?”, kalimat tanya itu meluncur dari mulut sang pacar ditujukan pada Sungeb yang sedang mencuri pandang Imah. “Abang cuma pengen hidup berkecukupan Neng, cukup lihat senyum Imah tiap hari, hati Abang sudahlah senang”. Wajah Imah pun mendadak merah merona dan hati semakin berdebar mendengar jawaban Sungeb.

===================

Limo, Depok. Jumat, 05 Februari 2021

Siswandi Adi Nugroho