Sesungguhnya semua kehidupan dan kematian adalah berada dalam kekuasaan-NYA, hidup dan mati semua makhluk tak terkecuali. Tidak ada yang luput dari penghisaban-NYA.

Karena itu, setiap hamba harus selalu *Mention* Allah SWT apapun keadaanya. Ketika hamba berlebih berlapang rejeki, harta, sehat dan bahagia tetap *mention* kepada Allah SWT dengan cara bersyukur (baik lisan dan perbuatan), minimal mengucapkan syukur *Alhamdulillah*. Sehingga jangan sampai *memention* Allah SWT hanya saat butuh saja.

Mention atau menyebut, maka sebaiknya kita menyebut Allah SWT bukan jika hanya ketika butuh saja. Memention berarti Menyebut, yang berarti *mengingat* atau berdzikir. Sehingga, ketika memention Allah SWT saat kita senang, bahagia maka Allah SWT akan mengingat kita jika kita dalam keadaan sedih atau terpuruk. Bukankah Allah SWT berfirman, jika kita bersyukur maka Allah SWT akan menambah nikmat-Nya akan diberikan-Nya.

Kita harus yakin bahwa, Jika kamu bersyukur pasti akan Kutambah (nikmat-Ku) untukmu, dan bila kamu kufur, maka sesungguhnya siksa-Ku amat pedih” (QS. Ibrahim: 7).

Dalam bahasa tingkatan orang-orang Ahli Ibadah, memention Allah SWT adalah termasuk dalam ilmu Tariqoh (Tarikat). Ilmu Tarikat atau toriqoh bukan berarti ilmu yang mampu mengobati orang sakit, mampu menghilang, mampu berjalan di atas air, atau kebal terhadap senjata, dan lain-lain.

Tariqoh disini dalam pengertian yang benar disebut Thoriqoh Wushul, yaitu Talian yang erat, atau sambungan dari hati kita kepada Allah SWT sehingga sedetik pun kita tidak pernah melupakan Allah SWT.

Allah selalu Dimention, supaya Allah SWT juga akan memperhatikanmu.

فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ ࣖ

Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.(QS. Al-Baqarah, 152)

Semoga bermanfaat,

*Wawlahu a'lam bishawab*

--------

Limo, Depok. Minggu, 29 Mei 2022

Siswandi Adi Nugroho