Memperbaiki diri setiap saat adalah kewajiban bagi setiap orang yang ingin mendapatkan kebaikan hidup, baik di dunia maupun kelak di akhirat. Betapa sudah banyak yang dicontohkan dan dianjurkan oleh para alim ulama dan Rasulullah SAW. Dalam hal sikap, maka telah dicontohkan bahwa diam itu lebih baik. Namun demikian, ada hal yang tidak boleh atau dilarang untuk diam. Seperti yang dianjurkan oleh Ala’uddin al-Bukhari al-Attar, bahwa: “DIAM adalah keadaan TERBAIK, kecuali dalam TIGA kondisi, yaitu bahwa kalian tidak boleh berdiam diri dalam menghadapi gosip buruk yang menyerang hatimu, kalian tidak boleh berdiam diri dalam mengarahkan dirimu untuk mengingat Allah SWT, dan kalian tidak boleh berdiam diri ketika pandangan spiritual dalam hatimu memerintahkan untuk bicara.

Disisi lain dalam hal perbuatan amaliah, juga ada hal-hal yang harus diam, yaitu tak boleh diucapkan sehingga orang lain mengetahui amal-amal yang mengarah kepada perbuatan riya. Berkata, Dzhunun al-Mishri bahwa: “Ada tiga tanda keikhlasan seseorang; jika ia meganggap pujian dan celaan orang sama saja, jika ia melupakan pekerjaan baiknya kepada orang lain, dan jika ia lupa hak kerja baiknya untuk memperoleh pahala di akhirat”.

Bahkan, diam adalah juga anjuran dariRasulullah SAW bagi kaum muslimin. Bahwa hendaklah kita selalu berkata dengan perkataan yang baik, atau lebih baik diam. Banyak hikmah yang didapat jika mampu melakukanya. Sebab, banyak dari ketidakmampuan untuk diam dalam hal-hal yang banyak atau kurang bermanfaat dapat merugikan diri sendiri.Ketika seseorang banyak bicara, maka boleh jadi orang tersebut tidak mampu mendengar suara hati nuraninya. Sehingga boleh jadi yang keluar adalah emosi, dan boleh jadi perkataanya menjadi boomerang bagi dirinya. Semoga dengan banyak melatih diri diam dalam hal-hal yang tidak atau kurang bermanfaat, sekaligus dapat melatih keikhlasan pada diri kita, semoga.

============================

Limo, Depok. Sabtu, 14 Agustus 2021

Siswandi Adi Nugroho