Penggunaan istilah sangat mempengaruhi penerimaan dan kesan seseorang. Misal istilah utang diganti dengan pinjaman akan memiliki kesan yang berbeda. Utang memaksa orang merasa lebih dihantui oleh perasaan untuk segera melunasi, tidak demikian halnya dengan pinjaman. Kejelian dan kepandaian mencari istilah inilah yang diperlukan. Bagaimana supaya anak-anak lebih rileks dan tegang menghadapi Ujian Nasional bergantung pada istilah-istilah yang kita gaungkan.

Pemilihan istilah pun sangat berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai atau ditargetkan. Kalau inginkan tidak menimbulkan rasa tegang dan stress maka kita gunakan saja istilah ulangan. Namanya saja ulangan, berarti mengulang materi-materi yang telah diajarkan. Sementara istilah Ujian mempunyai dampak psikologi tersendiri bagi anak-anak. Lebih menegangkan karena merasa diuji kemampuannya.

Belajar menemukan dan membumikan istilah-istilah yang mampu membawa pikiran setiap masyarakat menangkap kesan positif inilah yang seharusnya diasah. Peran balai bahasa sangat dibutuhkan. Dengan demikian, pemerintah seyogyanya mengandeng balai bahasa dalam memasyarakatkan istilah-istilah demi kemaslahatan bangsa dan negara Indonesia. Tidak bisa dipungkiri, telah banyak beredar di masyarakat istilah yang perlu diperbaiki karena kesan yang ditimbulkan. Negara dan bangsa akan bermartabat bisa dilihat dari penggunaan bahasa para pemimpinnya karena masyarakat secara tidak langsung meniru perilaku berbahasa pemimpinnya. Itulah yang terjadi. Semoga pusat bahasa segera mengganti dan membumikan istilah-istilah yang positif dan masyarakat memahaminya dengan baik.