Sisil

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Menulis untuk Refreshing

Resume Belajar Menulis Gelombang 2 (Pertemuan Ke-13)

Narasumber : Hati Nurahayu

Menulis untuk Refreshing

(Belajar Menulis Bersama Bu Hati)

Pertemuan ke-13 dalam kegiatan belajar menulis gelombang 2 malam ini menghadirkan Bu Hati Nurahayu. Alhamdulillah untuk narasumber malam ini saya sudah pernah melihat wajahnya secara langsung, meski saat itu belum sempat berkenalan. Ya, sama seperti saat mengenal Om Jay, saya mengenal bu Hati secara tidak langsung dari kegiatan Seminar Nasional yang diadakan Kesharlindung Dikdas beberapa tahun yang lalu. Dan sama seperti Om Jay, beliau adalah sosok yang sangat aktif berbagi ilmu di group. Tidak pelit berbagi informasi, apapun informasi terbaru ataupun yang dibutuhkan teman-teman group mereka tidak akan ragu untuk membaginya. Sehingga teman-teman di dalam group selalu memanggil beliau dengan istilah “Bu Hati yang Baik Hati”. Benar-benar sosok inspiratif menurut saya. Kekaguman saya terhadap beliau semakin bertambah saat semalam mengetahui bahwa adalah seorang ibu dengan lima orang anak yang mampu menelurkan karya-karya luar biasa disaat senggang bersama buah hatinya yang mayoritas balita. Beliau membuktikan bahwa kesibukan sebagai seorang Ibu, tidak mampu menghambat kreatifitasnya untuk berkarya. Hal ini membuat saya sedikit malu, karena anak satu saja masih sering dijadikan alasan untuk tidak berbuat apa-apa.

Bu Hati merupakan seorang pendidik di salah satu sekolah swasta di Bandung sejak 16,5 tahun yang lalu. Pengalaman menulis dimulainya ketika pada tahun 2002 beliau mengenal Bapak Yusuf Hilmi Adisenjaja sebagai dosennya ketika menempuh pendidikan di bangku kuliah. Dari beliau, Bu Hati mendapatkan inspirasi untuk menulis. Karya pertama yang dihasilkannya adalah Hikmah Diharamkan Darah yang berhasil dimuat pada Majalah Karimah.

Sempat berhenti menulis sejenak, pada tahun 2007, Bu Hati kembali menghasilkan karya tulis dalam bentuk PTK. PTK hasil tulisan narasumber kemudian dikirimkan kepada P4TKIPA sesuai arahan Bapak Kepala Sekolah kala itu. Melalui PTK tersebut, Bu Hati tampil sebagai pemakalah perwakilan Propinsi Jawa Barat dalam seminar internasional yang diadakan oleh sedec. Tahun berikutnya beliau kembali mengirimkan proposal penelitian kepada LPMP Jawa Barat. Proposal yang dikirimkannya lolos menjadi salah satu penerima dana Blockgrant penelitian. Berikutnya, secara berturut-turut PTK yang diajukan pada tahun 2015 hinnga 2019 selalu diterima.

Keinginannya yang kuat untuk mencoba hal baru, membuat beliau mengikuti kegiatan diseminasiliterasi dengan membuat tulisan dalam bentuk narasi. Kegiatan tersebut diikuti pada tahun 2017, dengan sebuah karya narasi berjudul “Peuyeum Bandung”. Karya yang dibuat dadakan dalam waktu 6 hari sebelum deadline tersebut awalnya mendapat cibiran dari beberapa kolega yang sempat dimintakan komentar. Saat itu, beliau ingin memastikan apakah tulisan yang dibuat sudah benar berbentuk narasi. Diluar dugaan, karya yang diikutkan dikompetisi dengan prinsip: “ kirim dan lupakan” tersebut justru meraih penghargaan pemenang terbaik 1. Semenjak mengenal beliau prinsip ini juga sering saya gunakan untuk mencoba mengikuti berbagai event nasional, kirim dan lupakan, sehingga perasaan untuk takut gagal pun pergi dengan sendirinya.

Ide menulis karya Peuyeum Bandung ini muncul karena bu Hati ingin mengangkat sains dan bioteknologi dengan gaya narasi. Dalam Peuyeum Bandung juga terdapat nilai kearifan lokal, karakter, religi, dan keterampilan yang ingin diangkat oleh beliau sebagai tulisan. Bagi Bu Hati, menulis merupakan pengisi waktu saat pekerjaan rumah tangga telah selesai. Beliau pun memiliki pendapat bahwa menulis merupakan “refreshing otak”.

Saat awal menulis, beliau belum mengenal keberadaan penerbit indie. Narasumber sempat menawarkan naskah bukunya pada penerbit-penerbit. Dari beberapa naskah yang ditawarkan, terdapat 2 buku yang berhasil terbit yaitu tentang Reptile dan Mengenal Ekosistem yang diterbitkan oleh penerbit Mitra Sarana, serta Kreasi dari Kain Flanel yang diterbitkan oleh Rosda Karya. Baru setelah mengikuti kegiatan diseminasiliterasi, Bu Hati mengenal penerbit indie diantaranya penerbit Majas yang dikomandani oleh Ibu Emi Sudarwati. Hobi menulis yang dimiliki oleh narasumber membuat banyak kawan yang meminta bantuannya untuk melakukan editing pada karya tulis mereka. Hingga saat ini terdapat 200an buku naskah guru yang telah diedit olehnya.

Pada bulan Oktober tahun 2019, Bu Hati berinisiatif untuk mengelola sebuah penerbitan indie sendiri. Penerbit tersebut diberi nama Tata Akbar. Penerbit yang baru berkiprah tersebut telah mampu menerbitkan 50 naskah buku, dan masih memproses 45 naskah baru lagi. Motto menulis Bu Hati adalah “Dengan menulis aku berpetualang. Dari tidak bisa menjadi bisa. Jangan pernah takut untuk mencoba, dan hasilnya serahkan pada Allah S.W.T. Beliau tidak menjadikan menulis sebagai sebuah target namun media penyegaran sambil bersama anak-anak yang masih balita.

Dalam kegiatan diskusi tadi malam, Bu Hati juga membagikan trik merubah naskah PTK menjadi sebuah buku. Berikut trik yang beliau bagikan:

Bab I menjadi bab pendahuluan dengan komposisi tanpa rumusan masalah, manfaat, dan definisi operasional. Tambahkan bagian kesenjangan, dan pernyataan: buku ini ditulis berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang berjudul ….

Bab II ditulis dari sub bab 2.1 pada PTK

Bab III ditulis dari sub bab 2.2 dalam PTK

Bab IV berasal dari sub bab 2.3 dalam PTK

Bab V merupakan hasil penelitian dan pembahasan

dibagian awal diberi pengantar:

Uraian pada bab ini diangkat dari hasil PTK yang dilakukan di … pada ….

dilanjukan dengan kalimat:

Data yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah … yang dikumpulkan dengan instrumen … lalu dianalisis dengan …

kemudian sub bab berikut mengikuti pada bab hasil penelitian dan pembahasan.

Diakhir diskusi beliau menyampaikan beberapa kesimpulan, diantaranya: menulis saja apa yang kita mau dan ada di benak kita, Ikuti sistematika penulisan pada tulisan yang kita buat, Fokus pada buku yang dirancang jika ingin membuat buku, Tulislah outline terlebih dahulu, Mau mencoba hal yang menurut kita tidak mungkin, Miliki sikap dan cara tersendiri dalam menyelesaikan karya, Masalah hasil, dilihat kemudian yang terpenting niatan berkarya.

Demikianlah pemaparan materi kegiatan belajar menulis bersama Bu Hati malam ini. Meskipun belum sempat berkenalan langsung dengan beliau, namun saya berharap suatu saat nanti bisa dipertemukan kembali dengan beliau, dengan om Jay juga. Guru-guru hebat yang menurut saya begitu banyak menginspirasi. Dan semoga tekad, semangat, keikhlasan, dan kesusksesan yang mereka raih bisa menular kepada semua teman-teman guru yang ingin menjadi lebih baik lagi. Terimakasih Om Jay, Terimakasih Bu Hati, Terimakasih teman-teman anggota Group, semangat belajar selalu.

= Menulis untuk belajar, karena coretan sekecil apapun tetap punya makna =

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga program menulis selama duapuluh hari bermanfaat buat para guru

18 Feb
Balas

Terimakasih bunda yang luarbiasa, mari berkarya menulis itu untuk refreshing

30 Oct
Balas

Menulis seperti piknik ya....Salam Literasi dan sukses selalu

18 Feb
Balas



search

New Post