Siska Wulandari

Bismillahirrahmanirrohim Saya dilahirkan pada tanggal 02 September 1988, di sebuah nagari yang indah dan bersahaja, dimana di nagari itu bertemu tiga hulu sung...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bayangan yang ditakuti  (tantangan hari ke 6)

Bayangan yang ditakuti (tantangan hari ke 6)

Ketika itu jum'at 20 Desember 2019, saya dan rombongan guru-guru SDN 148 Pekanbaru tiba di tempat wisata pertama kami yaitu pantai ancol. Saya dan arsyila menikmati makan malam bersama rekan yang lain. Kami duduk dibebatuan di bibir pantai sambil menikmati indah kerlap kerlip lampu di sepanjang garis pantai, ditemani semilir angin malam. Ada juga rekan - rekan saya yang makan sambil duduk dipasir beralaskan tikar yang disewa dari masyarakat sekitar. Menikmati makan malam yang disediakan oleh travel kami. Makan malam saya kali ini sangat berbeda. Mulai dari nasinya yang pulen, ayam bakarnya yang keras dan manis, sambal ladonya yang juga manis. Sepertinya selama saya berada ditanah betawi menu ini yang akan saya nikmati. Lidah saya harus mampu untuk beradaptasi demi kelangsungan hidup selama liburan. Sangat mungkin saja sebenarnya jika saya membeli nasi padang, namun hal tersebut urung saya lakukan karena membeli makanan sendiri dapat dikenakam biaya pribadi. Maka saya tidak lakukan itu.

Selepas makan malam, arsyila sepertinya sudah tidak sabar ingin berjalan-jalan menelusuri pantai ancol dimalam hari. Arsyila sibuk ingin naik kapal, namun saya tidak menurutinya dengan alasan hari sudah malam. Kemudian dia sibuk berlarian dipasir, sambil mengejar gelembung sabun yang ditiup oleh anak-anak rekan saya.

Begitu asyik arsyila bermain, saya selalu mengikuti langkah kecilnya kemanapun dia berlari. Tidak terlihat sedikitpun lelah dari tubuh mungilnya itu. Dia sangat senang, sehingga dia tertawa sambil berputar -putar mengejar gelumbung sabun.

Seketika dia tertegun, memandang kepasir. Kemudian dia berjalan dan tertegun lagi. Saya terus mengikutinya dari belakang. Sampai pada langkah yang ketiga, dia menjerit. Saya sudah sangat yakin, dia menjerit karena melihat bayangan dirinya sendiri yang terus mengikutinya. Saya tertawa kecil melihat tingkahnya, sampai akhirnya arsyila menangis dan minta di gendong.

Dalam pelukan saya mencoba memberi tahu kepada arsyila. "Adik takut ya nak?, dia pun mengangguk sambil berkata "tatut mi". " tidak apa -apa nak, itu hanya bayangan kita". Saya menunjuk kepasir sambil berucap " ini adik, dan ini ummi". Dia mencoba untuk mengintip bayangan yang saya tunjuk di pasir. Karena kami berdiri dibawah lampu yang besar, maka bayangan kami begitu jelas. "Coba adik lihat, kalau kita berjalan dia akan berjalan juga" . Arsyila masih malu-malu takut untuk melihat bayangannya itu.

Sampai akhirnya kami kembali ke bus untuk melanjutkan perjalan menuju penginapan. Arsyila masih tetap saya gendong. Sepertinya dia tidak cuma takut dengan bayangannya sendiri tetapi juga sudah mengantuk. Akhirnya arsyila tidur dalam perjalanan menuju penginapan.

Bayangan oh bayangan, sekarang alhamdulilah arsyila sudah tidak takut lagi. Kalau dia melihat bayangannya sendiri maka dia akan berkata "ya ngan adik" yang artinya "bayangan adik". Begitu banyak momen " WOW" dalam hari-hari arsyila, semoga saya selalu ada disetiap momen tersebut.. Aamiin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post