Kini tinggal kenangan (tantangan hari ke 19)
Tempat dibangunnya Ruang Terbuka Hijau kabupaten sijunjung itu, dulu berdiri sebuah kantor Pos & giro, sekarang lebih dikenal dengan Pos Indonesia. Selama 24 tahun aku menghabiskan hari-hariku dikantor itu. Bukan sebagai karyawan, tetapi sebagai anak petugas kebersihan yang merangkap juga sebagai petugas keamanan. Bapak ku bekerja di sana selama 24 tahun. Beliau berhenti ketika tahun 2013.
Dikantor itu dulu aku belajar mengaji bersama anak-anak kepala Pos. Kami diajarkan langsung oleh bapakku. Jika selesai magrib kami mengaji di musholla hingga selesai sholat isya. Selesai sholat kami mengulang pelajaran. Sekitar pukul 21:00 aku dan adik-adik ku pulang kerumah. Kadang diantar bapak naik sepeda.
Bertahun-tahun lamanya kami hidup berpindah pindah begitu.Kadang bermalam dikantor pos, jika hari hujan deras dan tidak memungkinkan kami pulang. Maka kami akan kerumah pagi subuh untuk berganti pakaian sekolah, berjalan lagi kesekolah yang jaraknya sekitar 3Km dari rumah kami. Banyak aktivitas yang akmi lakukan dikantor pos, kadang makan pagi sebelum berangka sekolah kami disana, ibu kami menyiapkan makanan disana. Ibu memasak makanan dibawah tribun lapangam bola yang tepat berada dibelakang kantor itu. Jika ibu tidak memasak disana, maka kami akan membawakan makanan untuk bapak. Makan pagi ibu yang mengantarnya, makan siangnya bapak diladang, makan malam nanti aku yang mengantar bersama adik-adikku. Tidak pernah kami lupa untuk mengantarkan makanan bapak. Jika sudah malam, selesai mengaji dan belajar, maka kami membantu bapak untuk menyapu kantor dan mengepelnya. Itu kami lakukan dengan senang hati.
Bapak selalu bermalam dikantor pos, beliau hanya pulang sesekali saja kerumah. Begitu tekunnya beliau menjalani pekerjaannya pagi menyapu halaman kantor, siangnya keladang dan malamnya menjaga keamanan. Jika puasa Romdan tiba itu merupakan moment yang kami tunggu-tunggu karena kami akan berbuka puasa bersama bapak dirumah. Sahurnya kami juga bersama. Jika bapak tidak pulang atau ketiduran di kantor pos, maka kami semua juga tidak sahur.
Banyak waktu aku habiskan bersama Uni dan adik-adikku dikantor pos. Kami bermain bersama anak-anak kepala pos,yang datang dan pergi silih berganti sesuai masa tugas orang tua mereka.
Paling lama mereka 5 tahun di Kantor Pos Muaro Sijunjung, sehingga keakraban diantara kamipun terjalin. Silaturahmi selalu kami jaga. Hingga pada suatu ketika datanglah seorang pemuda mencari bapakku. Dia mondar mandir didepan rumah dengan sebuah mobil sambil memandang kearah rumah kami. Bapak yang kebetulan sedang duduk diluar rumah, langsung mengira kalau oranag itu pasti ada yang dicarinya.
Anak muda itu berhenti dan turun dari mobilnya. Lalu menghampiri bapak. "Pak, ini betul dengan pak Nasrul kan"?. Kata pemuda itu. "Iya, saya sendiri", jawab bapak. Anak muda itu bersalaman dan memeluk bapak, lama baru dilepaskannya. "Saya Yudi pak, anaknya Pak Muhadi". "Ya allah, bapak memeluk kembali anak muda itu" ." Apa kabar kamu nak"?." Baik pak" . Kemudian bapak mengajak mas yudi masuk, dan sambil menikmati kopi buatan aku, mereka bercengkrama panjang lebar. Saling melepas kerinduan. Ternyata mas Yudi sedang ada proyek dipadang dan ingat untuk mengunjungi bapak di Sijunjung. Sudah 19 tahun mas yudi meninggalkan Muaro Sijunjung dan keluarganya. Tapi karena hubungan baik, beliau masih ingat bapak.
Sekitar beberapa bulan setelah kedatangan mas Yudi, bapak menerima sepucuk surat yang dialamatkan ke kantor Pos atas nama beliau. Karena sudah tidak bekerja disana lagi, rekan kerja beliau yang dulu mengantarnya kerumah. Aku membacakan surat itu untuk bapak,kebetulan kaca mata bapak sedang tidak dikenakannya. Dengan suara berat dan lirih kubaca surat itu. Isinya tentang kerinduan seorang anak kepada bapaknya, anak itu bernama Yanto, sekarang tinggal di Tasikmalaya. Om yanto dulu pernah tinggal di kantor pos muaro sijunjung bersama pamanya. Akhirnya pada tahun 2019 bapak bertemu jiwa dan raga dengan om yanto di pesta adik sepupuku di Jakarta.
Selama bapak bekerja di kantor pos, kantor itu sering mendapatkan piala adipura dari pemerintah. Karena bapak memang betul-betul menjaga kebersihannya. Dihalaman belakangnya bapak menanami pohon jambu Bol, pisang, nangka, sirsak, rambutan, dan tebu. Disampingnya ada pohon belimbing yang buahnya sangat manis.
Jika buah itu sedang musim, itu artinya kesempatan emas sedang didepan mataku. Karena melalui buah-buah itu aku dapat menambah uang belanja dan tabunganku. Aku memetiknya sendiri dan menjualnya disekolah dan surau. Tidak sedikit juga teman- temanku waktu sekolah dasar yang mampir bersama ku kekantor itu, untuk memetik buah buahan.
Terakhir aku melihat kantor pos itu berdiri, ketika sedang dijadikan posko untuk tenaga kerja yang sedang mengerjakan proyek RTH itu sekitar tahun 2017. Aku mengambil fotonya sebagai kenang-kenangan keluarga kami. Pilu juga rasanya menyaksikan kantor yang sudah hampir seperti rumah sendiri sudah tidak terawat lagi dan bahkan sekarang puing-puingnyapun suduah tidak ada disana. Semuanya telah berubah menjadi Ruang Terbuka Hijau. Indah dan elok dipandang mata. Begitu banyak masyarakat Sijunjung yang senang berkunjung ke RTH itu. Semoga RTH itu dapat memberikan kenagan baru bagii masyarakat yang berkunjung kesana.
Semoga dengan hadirnya RTH itu dapat membangkitkan geliat sosil dan ekonomi masyarakat kearah yang lebih baik. Semua fasilitas disana dapat dijaga dengan baik agar semua dapat menikmati dalam jangka waktu yang lama. Aku sendiri belum pernah mengunjungi secara langsung. Meskipun jaraknya sangat dekat dengan rumah orang tua ku. Hanya karena aku tidak tinggal dirumah itu.
Dibawah langit pekanbaru
26022020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar