Pawai indah (tantangan hari ke 8)
Hari ini sabtu 15 Februari 2020 seperti biasanya begitu azan subuh berkumandang, saya langsung membangun putri sulung saya nadifah. Mengajaknya untuk sholat subuh, kemudian baru melakukan aktivitas lainnya mulai dari mandi sampai sarapan menjelang kesekolah. Pagi ini tidak diadakan kegiatan pembelajaran disekolahnya. Karena jadwal kegiatan hari ini adalah pawai indah seluruh siswa Taman Kanak-kanak se kecamatan payung sekaki kota pekanbaru. Saya harus berangkat lebih awal dari biasanya mengantar Nadhifah, karena kami tidak ingin terkena macet dijalan.
Sampai disekolah sudah ramai kawan-kawan nadhifah yang hadir. Ada yang memakai pakaian adat daerah Indonesia, ada pula yang memakai pakaian bermacam-macam profesi. Imut dan lucu anak-anak hebat itu. Nadhifah sendiri merupakan tim yang memainkan alat musik drumband. Karena dia postur tubuhnya tinggi, barangkali ini yang menjadi pertimbangan oleh ibu gurunya memasukkan Nadhifah ke tim drumband.
Anak-anak dan ibu gurunya sudah berangkat menggunakan angkutan umum yaitu angkot, menuju titik kumpul di jl. Soe-Hatta. Sementara saya bersama emak -emak rempong lainya menuju titik akhir anak-anak menyelesaikan pawainya yaitu di pekarangan mesjid Assyakirin di jalan limbat. Kami memarkirkan kendaraan disana supaya tidak repot. Kemudian barulah kami menuju titik kumpul anak-anak.jaraknya tidak terlalu jauh, sekitar 1KM saja. Namun bagi anak TK jarak itu terasa jauh, apalagi membawa alat musik pukul itu.
Ketika rombongam dari sekolah Nadhifah dipanggil untuk memulai perjalanan pawainya, saya meilihat anak saya begitu bersemangat memukul drumnya. Dia mampu melakukannya sesuai interuksi dari mayoret dan ibu gurunya. Ketika saya merekam dengan kamera Hand Phon Semua aktifitas Nadhifah, tampa terasa butiran bening mengalir dipipi saya. Saya tidak tau kenapa butiran bening itu jatuh membasai pipi ini. Bathin saya bahagia melihat anak saya, tidak terasa waktu begitu cepat berlalu. Gadis mungil saya kini sudah beranjak belia, menjadi anak gadis yang cantik.
Selama perjalanan pawai, terlihat sesekali dia mengerutkan keningnya karena panas dan mungkin juga haus. Tapi semangatnya tidak pudar untuk menyelesaikan pawai itu sampai di titik akhir. Ada juga temannya yang tidak mau lagi berjalan karena sudah capek.
Sampai di titik akhir dia langsung saya temui, saya berikan dia minuman. Setelah lelahnya agak berkurang, kami berpamitan kepada ibu gurunya untuk pulang.
Diperjalanan nadhifah bercerita, "ummi ada teman aku namanya azmi, ayah dan bundanya tidak ada ikut mi, azmi sepertnyai lapar mi, sampai dihabiskannya air minum kemasan gelas itu mi, kasian aku melihatnya", " beruntung aku ya mi, ummi ikut menemani". "Iya nak, kasian azminya y nak". "Tapi nantikan ibu guru bagi makan nak untuk anak-anak muridnya". "Iya juga mi, tapi tetap kasian lah dia mi, semua anak ada emaknya, azmi tidak". Sepertinya Nadhifah betul-betul kasian melihat temannya itu. Semoga sifat empatinya ini terus tumbuh dan dapat memberi bantuan untuk teman-temanya yang membutuhkan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar