Siswati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Ketika Duka Mendera

#tantangan menulis hari ke 15

Antah kenapa aku begitu pencemas. Sehingga rasa cemas ini menyiksaku.

Ini bermula ketika aku pulang kerja ketika azan Magrib akan berkumandang. Putri bungsuku masih menyisakan sedu sedan, menangis karna berebut mainan dengan anak rekanku.

Putri kecilku hanya diam dipelukku setelah mendapatkan kue. Untuk menunaikan Magribpun aku tak dibolehkannya. Akhirnya Magrib kutunaikan setelah dia terlelap setelah puas mengipas lembut setengah jam.

Ketika rakaat terakhir,putri bungsuku terbangun dengan pekikan keras.sesegra mungkin aku usahakan menuntaskan tanpa berdoa. Selesai salam,setengah berlari aku menghampirannya...

Ya Rabb...tubuh mungil putriku berguncang hebat,panas luar biasa. Segeraku kompres&paksakan minum obat. Ketika aku sedang sibuk meminumkan obat,sulungku menelfon,aku berharap dia menelfon suamiku. Aku takut sesuatu terjadi dengan putri kecilku. Entah apa yang disampaikannya pada Abinya, yang kudengar hanya percakapan terakhirnya yang meminta Abinya segera pulang. Aku bersyukur karna sulungku mengerti perasaanku, meski sulungku baru berumur enam tahun.

Selesai minum obat,aku mengendongnya keliling rumah seperti pintanya. Alhamdulillah dia tertidur pulas setelah aku benar-benar ingin roboh karna kakiku serasa kaku bergerak hilir mudik.

Aku taruh tubuh putri kecilku kekamar sembari mengompres, aku segra menunaikan shalat Isya.

Kulantunkan zikir&desah doa tulus tuk ksembuhan putriku. Pada doa penutup kudengar putri kecilku memanggil sebuah nama,nama idolanya "Abi Awa".segra kuhampiri dia.kulihat matanya masih terpejam namun bibirnya tidak henti-hentinya memanggil.

Kupeluk putri kecilkku,reflek dia terbangun "Awa mam Abi" pintanya. Aku segra mengiyakan dengan berbohong klo abinya ada diluar. Dia minta ikut keluar denganku. Aku segra menyiapkan makannya.kupinta sulungku menyetel film d hp.

Alhamdulillah putriku makan dengan lahap meski hampir sejam aku menyuapinya.

Segra kucuci tangan,ketika aku kembali,sulungku telah terlelap namun putri kecilku belum.

Aku ajak dia ke kamar,dia bilang"Abi Wa Lat"(maksudnya Abinya lagi shalat)sembari mmaksaku berjalan keluar.

Aku kembali mengendongnya,butuh waktu setengah jam lagi untuk membuatnya terlelap dalam gendonganku.

Alhamdulillah lirihku ketika aku berhasil memindahkannya dari gendonganku ke kasur.

Aku ingin segra tidur,namun urung ketika kulihat angka 23.07 di hp.

"Biarlah kutunggu suamiku pulang bentar lg" lirihku menahan kantuk yang menyerang. Antara tidur dan terjaga,sayup terdengar motor berhenti. Alhamdulillah lirihku girang."akhirnya yang ditunggu datang.aku ingin segra meloncat dari tempat tidur,namun tubuhku serasa dihimpit berton-ton beban. Aku pasrah,aku tidak kuat untuk bangun.

Aku berharap suamiku segra masuk kamar,menanya keadaan aku dan anak-anak. Aku akan segra menghambur kepelukannya,kuceritakan semua rasa yang ada.

Entahlah,entah berapa lama aku menunggu,namun suamiku tidak muncul-muncul dikamar. Mungkin karna capek,aku terbangun ketika jam menunjukan angka 00.07. Segra aku ke kamar mandi krn tuntutan BAK. Kembali dari kamar mandi,reflek aku segra ingin mengetahui keberadaan suamiku.

Alhamdulillah teryata suami sudah berada di ruang tamu,tiduran dengan mata fokus ke hp. segra ku ajak ke kamar, aku ingin ceritakan semua.

"laloklah dulu"itulah jawaban suamiku tanpa ekspresi,tanpa menoleh ke arahku. Kuperhatikan suamiku,ternyata ia sangat sibuk dengan hp. Mataku mengarah ke hp. Aku penasaran sedang melihat apakah suamiku sehingga tidak menyempatkan melihatku. Oh, aku tercekat. Suamiku ternyata suamiku tengah menonton video lucu. Entah kenapa,tetiba butiran bening itu menyerbu pipiku.aku tak kuat menahannya.

Ya Rabb...aku harus bisa mendamaikan hatiku malam ini. Aku tak boleh memaksakan kehendakku ingin menumpahkan rasa saat suamiku tengah sibuk dengan hp.

Aku kembali ke kamar. Mengunci pintu hatiku agar perih ini tidak berdarah,mengunci semua rasa yang tadi ingin kutumpahkan.

Semoga ini mampu mendewasakanku,mendewasakanku untuk berhenti berharap. Mendewasakanku agar tidak remuk ketika kecewa mendera, Mendewasakanku agar yakin hanya pd Allah semata tempat mencurahkan segala asa.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sabar&tawakal

06 Mar
Balas

Ujian kesabaran dzah...

09 Mar

Gud gud

11 Mar
Balas

Tetap tawakal ya zah

16 Mar
Balas

Ok..Trims y luthfi zaim

17 Mar



search

New Post