Lelaki dan Hobby
By Siswi Mardiastuti
Sebulan terakhir ini, suamiku sibuk buka-buka facebook-nya. Pada suatu malam, ia memperlihatkan foto sebuah road bike dari facebook-nya. Aku hanya mengacungkan jempol, tidak berkomentar.
Ternyata suamiku tertarik dengan road bike itu. Ia pun menghubungi nomor telepon yang tertera di foto bagian bawah. Setelah melalui negosiasi berhari-hari, terjadilah kesepakatan harga antara suamiku dan pemilik road bike itu.
"Nanti abis jum'atan, aku mau ke Sukoharjo." Sekilas info dari suami pagi itu.
Aku belum sempat menyahut, suamiku sudah mengungkapkan tujuannya ke Sukoharjo. Iya, ia hendak meminang road bike yang pernah ditunjukkan padaku.
Suamiku bukan pembalap sepeda. Baginya bersepeda itu hanya sekadar hobby. Namun dari kekegemarannya bersepeda, ia merasakan badannya semakin enteng dan lebih bugar. Nah, dari situlah sekarang bersepeda malah menjadi sebuah kebutuhan.
Aktivitasnya bersepeda dilakukan setiap pagi sehabis mendaras, dengan mengenakan kaus jersey, celana padding, sepatu cleat, kaus tangan dilengkapi helm dan kacamata. Rata-rata ia mengayuh sejauh 35 kilometer per harinya.
Selama ini road bike yang dipakai berbahan rangka aluminium alloy. Dahulu waktu membeli, alasannya cukup sederhana. Yang penting bisa untuk berolahraga santai. Di samping itu, harganya pun tidak menguras kantong.
Seiring berjalannya waktu, wawasan suamiku tentang road bike kian bertambah. Sehubungan dengan itu, suamiku berkehendak ingin memiliki road bike yang berbahan rangka carbon fiber. Menurutnya, kelebihan utama bahan ini antara lain bobotnya sangat ringan. Selain itu juga dapat memberikan kekuatan dan daya tahan yang lebih baik. Itulah mengapa untuk mendapatkannya, suamiku berani akan memberikan mahar yang lumayan mahal.
*
Sekitar jam satu, suamiku dengan kaus warna silver dan celana jeans sudah siap berangkat.
Ia menghampiri aku yang tengah meletakkan tas punggung yang berisi dokumen-dokumen pembelajaran. "Ayo ikut!"
Tanpa banyak kata, aku pun menerima ajakannya. Aku bergegas menuju ke kamar untuk berganti baju. Begitu aku membuka almari, kebetulan yang berada di tumpukan paling atas rok jeans dan kaos silver.
"Yah, bisa kompak begini." gumamku sambil merapikan jilbab di depan cermin.
"Udah apa belum, sayang?" teriak suamiku dari depan kamar.
"Udaaaah." jawabku seraya melangkahkan kaki keluar kamar.
Tak lama kemudian, aku membuntuti suamiku menuju mobil.
(Bersambung)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Iya, Pak. Terima kasih.
Hoby yang positif Bu. Salam sehat
Kereenn.. Lanjuut