Cuaca ekstrem tidak hanya berdampak pada kesehatan manusia. Enchas, kucing yang sering datang berkunjung juga kena dampaknya.

Sebetulnya sudah bersiap untuk berangkat ke tempat tugas. Akan tetapi, saat membuka pintu tampak Enchas terdiam, seperti menahan lapar. Akhirnya kembali masuk ke dapur untuk sekadar mengambil sesendok nasi dan ikan yang belum sempat dimasak.

Kusodorkan nasi yang telah dicampur dengan ikan yang masih mentah di hadapan Enchas. Seraya duduk bersandar di kursi kuperhatikan Enchas yang sedang menikmati sarapan paginya ditemani kucing lain yang belum kuberikan nama panggilan.

Ojek jemputan belum juga datang, lalu ku buka wa. Ternyata ojeg penjemput terjebak macet. Akhirnya kuputuskan untuk pelan-pelan berjalan agar nanti berpapasan dengan ojeg penjemput sebelum masuk jalan raya.

Tiba-tiba saja kulihat Enchas batuk-batuk tepat di depan pintu, lalu ia mengeluarkan sesuatu dari mulutnya. Wah rupanya Enchas masuk angin, ia muntah pas di depan pintu.

Karena ojeg jemputan belum juga tiba akhirnya memutuskan menunggu sambil membersihkan sisa muntah Enchas. Akan tetapi ko jadi ikut mual. Terpaksa mencari tanah kering untuk menutupnya terlebih dahulu. Biarlah sepulang dari sekolah baru akan dibersihkan, begitu pikirku.

Selesai menutup sisa muntah Enchas dengan tanah, barulah keluar rumah untuk menunggu ojeg penjemput di gerbang komplek.

Cuaca beberapa pekan ini memang kurang bersahabat, angin kencang bertiup, matahari pun selalu terlambat muncul. Untuk itu menjaga stamina agar tetap dapat beraktivitas sangatlah penting. Untung saja aku selalu sedia madu yang aman dikonsumsi sehari-hari.

Menjaga kesehatan untuk mencegah datangnya penyakit sebagai tindakan preventif.

#Tantangan Gurusiana Hari ke-41