Gambar di atas adalah peristiwa di bulan September 2019. Saat itu kami mengadakan latihan pramuka bersama dengan gudep lain dalam satu gugus.

Lokasinya adalah kawasan ekowisata sungai Ciwaluh. Latihan pramuka dilaksanakan di lapangan terbuka di seberang sungai Ciwaluh. Untuk menuju lokasi, kami harus berjalan melewati pemukiman penduduk, yang tidak padat. Hamparan sawah diantara pemukiman penduduk, serta kebun-kebun yang dilewati membuat perjalanan yang jauh tidak terasa melelahkan.

Jalan yang dilintasi berada di sisi kanan sungai. Sementara itu lapangan tempat latihan pramuka berada di seberang sungai. Untuk menuju ke lokasi kami harus melintasi jembatan sederhana yang terbuat dari lima buah bilah bambu.

Latihan keterampilan Pramuka berjalan dengan lancar. Peserta latihan yang terdiri dari sepuluh gudep putra putri tampak puas mengikutinya.

Selesai kegiatan kami makan bersama dengan bekal yang dibawa dari rumah masing-masing.

Ketika kembali, kami sengaja tidak melewati jembatan bambu. Akan tetapi kami semua turun ke sungai lalu menyeberanginya hingga sampai di seberang. Untuk selanjutnya, melintasi jalan menuju ke tempat pemberhentian kendaraan yang menjemput kami kembali menuju sekolah.

Tentu saja saat menyeberangi sungai tersebut kami sengaja berlama-lama, karena ingin menikmati kesegaran dari jernihnya air sungai Ciwaluh.

Walaupun ini bukan kegiatan susur sungai, kami tetap berhati-hati. Tentu pula saling mengawasi anggota Pramuka yang terdiri dari siswa-siswi kelas lima dan kelas enam. Karena keasyikannya bermain di dalam sungai mereka seperti tidak mau naik. Akan tetapi segera kuingatkan untuk melaksanakan salat Zuhur di Musala dekat tempat pembilasan. Akhirnya mereka pun segera mengikuti, keluar dari sungai Ciwaluh.

Lalu siapa yang tampak masih berada di lapangan?

Mengapa ia tidak ikut turun ke sungai?

Besok lagi dilanjut ya, sekarang mau mandi dulu. Tapi tidak mandi di sungai.

#Tantangan Gurusiana Hari ke-42