Mengajar merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh guru. Dalam melaksanakan tugas mengajar di madrasah, guru mengacu pada surat keputusan yang telah ditandatangani oleh kepala madrasah. Guru mengajar di kelas pada jam pembelajaran yang telah ditentukan dalam surat keputusan tersebut.

Setiap guru tentu ingin mengajar di pagi hari. Kenapa? Karena pagi hari kondisi siswa masih fresh, semangat, dan konsentrasi tinggi untuk belajar. Namun, guru harus merendahkan ego. Tidak semua jam mengajarnya di pagi hari. Guru harus siap mengajar pada jam pembelajaran siang atau sore hari. Guru harus berinovasi agar dapat mengajar dengan menyenangkan saat-saat kondisi siswa sudah mulai capek dan ngantuk. Inovasi apa yang bisa dilakukan guru sebagai wujud guru merdeka mengajar?

Ada beberapa inovasi yang dapat dilakukan guru. Yang pertama yaitu guru mengajak siswa berdoa di setiap awal dan akhir pembelajaran. Doa dilakukan tidak hanya pada jam pembelajaran pertama. Dengan doa diharapkan siswa diberikan kemudahan dalam menerima ilmu yang dipelajarinya.

Yang kedua yaitu guru harus inovatif memberikan stimulus dalam kegiatan awal pembelajaran. Stimulus yang dapat dilakukan guru antara lain memberikan pertanyaan yang menantang, menampilkan video, berita, atau foto-foto terkini yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. Selain itu, guru atau siswa juga bisa membawa benda-benda untuk dijadikan alat peraga pembelajaran.

Yang ketiga yaitu guru harus inovatif merancang kegiatan inti pembelajaran. Siswa harus banyak dilibatkan untuk aktif dalam pembelajaran. Siswa tidak hanya duduk mendengarkan penjelasan dari guru. Kegiatan yang dapat dilakukan misalnya diskusi, menggambar, melukis, menggunting, menempel, atau mengukur. Setelah itu siswa diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil aktivitasnya. Melalui kegiatan presentasi, siswa dilatih untuk mempunyai sikap percaya diri.

Yang keempat yaitu guru harus inovatif memberikan ice breaking pada kegiatan inti pembelajaran. Terkadang guru menganggap bahwa ice breaking itu harus menggunakan teknologi. Padahal sebenarnya tidaklah demikian. Ice breaking juga dapat dilakukan tanpa teknologi. Contoh ice breaking berbasis teknologi yaitu menirukan gerakan senam singkat melalui video dan tebak gambar animasi. Contoh ice breaking tanpa menggunakan teknologi yaitu yel-yel anti ngantuk, tepuk tangan, lempar kata, dan pesan berantai. Guru tidak boleh malu untuk memberikan ice breaking pada siswanya di kelas. Guru harus bisa memilih ice breaking mana yang cocok untuk siswanya. Dengan ice breaking diharapkan siswa bahagia belajar.

Yang keenam yaitu guru harus inovatif memanfaatkan fasilitas sekolah untuk tempat belajar. Sesekali siswa diajak keluar kelas. Guru bisa memanfaatkan mushala, perpustakaan, laboratorium IPA, laboratorium komputer, halaman sekolah, kantin, atau aula untuk tempat belajar. Dengan ruangan yang bukan ruang kelasnya membuat siswa merasa ada di suasana yang berbeda dan tidak membosankan. Selain pembelajaran di dalam sekolah, siswa juga bisa diajak ke sumber belajar di luar sekolah. Beberapa contoh sumber belajar di luar sekolah yaitu museum, tempat pengolahan sampah, peternakan sapi perah, situs, dan perkebunan. Melalui sumber belajar di luar sekolah siswa akan memiliki pengalaman belajar dan wawasan yang luas.

Sebagai seorang guru tidaklah boleh berhenti berinovasi. Mari kita isi kemerdekaan mengajar dengan berbagai inovasi. Dengan inovasi tentulah siswa akan lebih termotivasi belajar. Jika siswa termotivasi maka mereka tidak akan depresi. Siswa akan bahagia belajar.