18 Januari 2022. Tepat tiga dasawarsa kami tinggal di desa. Awal kami menjalani hidup yang berbeda dengan kehidupan kota. Ya, sangat berbeda. Biasanya kami tinggal di keramaian. Malam hari diterangi oleh lampu-lampu yang terang. Namun sejak malam itu, kami harus tinggal di desa yang sepi dan minim penerangan. Rumah kami dengan rumah tetangga terpisah jarak yang cukup jauh, terpisahkan oleh pekarangan-pekarangan kosong. Sarana hiburan kala itu masih sangat sederhana. Hanya berupa televisi dan radio saja. Saat itu tidak banyak anak-anak yang sekolah. Biasanya pendidikan mereka hanya sampai jenjang sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah saja.

Tiga dasawarsa telah berlalu. Kami menjalaninya dengan penuh liku-liku. Hingga hari ini terasa banyak perubahan dari desa tempat tinggal kami. Suasana desa sudah sangat ramai menyerupai kota. Penerangan sudah memadai seperti di kota. Rumah-rumah sudah banyak dan tidak terpisah jauh dengan tetangga. Berbagai sarana hiburan juga tersedia mengikuti pesatnya kemajuan teknologi informasi. Kesadaran penduduk untuk menuntut ilmu sudah meningkat. Banyak anak-anak di desa kami yang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.

Alhamdulillah. Terima kasih Ya Allah atas limpahan nikmat-Mu kepada kami. Tanjakan tiga dasawarsa dalam kehidupan kami yang penuh arti.