Mengukir Masa Depan Anakku

Kadang aku berfikir, aku bisa sekuat sekarang karena ditempa ujian kehidupan di masa lalu. Bagaimana dengan anak-anakku sekarang?

Alhamdulillah, suamiku diberi keberkahan dalam rezeki sehingga bisa memberikan pendidikan terbaik dan lingkungan yang nyaman bagi keluarga. Kehidupan yang nyaman dan berkecukupan kadang melenakan, karena itu kami berusaha anak-anak tidak terlena dengan kemudahan yang didapatnya.

Semua anakku mendapat bekal pendidikan di sekolah Islam, untuk menguatkan pondasi agama yang kami tanamkan di rumah. Anak pertama dan kedua belajar di pesantren, menunjukkan hasil penumbuhan iman, ilmu, dan amal yang baik. Begitu pun harapanku terhadap adik-adik mereka.

Dari sisi agama, ilmuku masih kurang karena tak pernah belajar di sekolah Islam. Hal ini diimbangi oleh suamiku yang lulusan pesantren. Aku mengambil peran menguatkan kepribadian mereka dengan penumbuhan budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari. Aku mengajak mereka untuk mempererat persaudaraan dengan keluarga besar. Bersilaturahim, tamasya bersama keluarga besar, atau membuat proyek amal bersama keluarga. Contohnya saat pandemi Corona, kami memasak dan membagikan makanan berbuka puasa bagi sesama. Bisa sebagai hadiah bagi tetangga dan saudara, atau sebagai sedekah bagi warga desa yang kurang mampu. Kami melakukan itu semua dengan gembira. Aku percaya, bahwa kegembiraan melakukan kebaikan bersama keluarga, akan membekas dan membuat mereka empati terhadap sesama.