Hari ke-57

Pintu Kebaikan

Kadang aku heran pada pemesan minuman sehat yang domisilinya jauh. Mereka kutanya,"Emang dekat situ ngga ada yang jualan jamu?"

"Ngga ada," jawab mereka.

Mungkin ada, tapi promosinya ngga sampai ke beliau.

Namun, harus diingat ada campur tangan Maha Pemberi Rezeki. Allah sudah mengatur para sahabatku sebagai pintu rezeki bagi mbakyuku yang membuat minuman ini. Anak-anakku memanggil beliau Bude Anum.

Jadi aku hanya memasarkan saja. Membuat kakakku bahagia karena karyanya disukai banyak orang, sudah cukup memuaskan hatiku.

Selain memasarkan, aku juga bertugas membeli botol kemasan dan memilihkan bahan-bahan terbaik untuk menjaga kualitas dan khasiat si jamu. Jangan sampai ada zat berbahaya bagi kesehatan. Teringat pesan Ustadz Erwandi Tarmidzi, Lc, MA dalam sebuah kajian.

"Barang siapa menambahkan makanan berbahaya pada yg dijualnya, maka Allah akan memberikan balasan kezaliman."

Membantu sahabat-sahabatku ikhtiar sehat melalui minuman itu, semoga jadi pahala kebaikan bagiku. Pintu kebaikan bisa berupa apa saja, termasuk memasukkan rasa bahagia dan kesenangan pada orang lain. Maka Allah akan membalasnya dengan memberikan rasa bahagia itu di hati kita.

Memudahkan urusan orang lain juga hal yang utama, dengan sendirinya Allah memudahkan urusan kita.

"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Alllah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS. Ath-Thalaq [65]: 2-3)

Jakarta, 11 Maret 2020

Siti Alimah Sofyan

Ibu guru dan tukang jamu.