Siti Annisa

Guru MtsN Tanjung Pinang Sejarah Kebudayaan Islam ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Alangkah lucunya (negeri ini)

Alangkah lucunya (negeri ini)

Assalamualaikum semua

Selamat malam

Aku akan bercerita atau lebih tepatnya memberikan sedikit ulasan tentang sebuah film yang berhasil membuat aku jatuh cinta. Karna seorang produser berhasil menghasilkan banyak pelajaran yang beliau hadirkan melalui sebuah film yang TOP banget. Yang jelas waktu aku tonton sekitar tahun 2015 kalo ga salah inget sih. Lama banget kan ? Ini adalah salah satu film Indoneisa yang amazing banget menurut aku pribadi.

Dimulai dari seorang tokoh yang bernama Muluk (Reza Rahrdian ) yang kala itu ya seperti mahasiswa pada umumnya. Lulus kuliah dalam bayangan bakalan dapat pekerjaan yang sesuia denga gelar yang didapet, minimal kerja sesuai dengan gaji yang diimpi-impikan. Dia lulusan manajeman kala itu. Sehari dua hari nyari kerja kok susah banget dalam gambaran film itu. Nyoba sini situ kaga diterima, boro-boro diterima malah ada satu adegan dimana bang Muluk akhirnya dicaci maki sama yang punya perusahaan dan menyalahkan keadaan kenapa dirinya gagal dalam membangun bisnis. Padahal persiapannya udah mateng, sang manager kala itu lulusan luar negeri dan banyak membaca buku manageman keuangan dan berakhir dengan, perusahan yang bangkrut dan semua yang ada didalam kantor disita habis termasuk bangku yang bang Muluk gunakan untuk wawancara kala itu.

Setelah seharian bang Muluk nyari kerjaan, dia akhirnya bertemu dengan seorang anak jalanan yang sedang menjalankan aksinya. Bukan ngamen atau pura-pura cacat agar dikasihani ini lebih ekstrem guys, nyopet. Buru-buru bang Muluk mengikuti langkah anak itu dan mengejarnya. Akhirnya aksi itupun digagalkan bang Muluk. Keduanya akhirnya beradu argument dan saling menyalahkan. Bang Muluk pergi meninggalkan anak tersebut. Namun apa yang terjadi. Keduanya akhirnya bertemu didlam sebuah warung yang berada tak jauh dari tempat mereka berdua bertengkar tadi. Bang Muluk duluan. Memesan menu paling sederhana, maklum pengangguran cukup tahu dirilah dirinya untuk sekedar melahap ayam goreng yang begitu menggiurkan. Si anak pencopet itu refleks meminta ibu penjual menambahkan berbagai lauk tambahan untuk bang Muluk, sampai malu dibuatnya. Bang Muluk secepatnya menolak taulah dia bahwa uang yang dihasilkan anak itu jelas bukan uang halal melainkan hasil nyopet. Oh iya, nama anak itu komet. Keren bukan ?

Komet akhirnya mengajak Bang Muluk untuk berkenalan dengan ketua genk pencopet mereka dalam sebuah ruangan tua yang sudah lama tak berpenghuni. Dia sana ada ketua mereka yang bernama Jarot (Tio Pakusadewo). Awalnya Jarot memarahi Komet yang dengan lancang mengajak orang yang tak dikenal masuk kedalam markas mereka. Tetapi, Jarot akhirnya luluh setelah mendengar penjelasan bang Muluk yang bersedia untuk memajukan sistem yang ala kadarnya di percopetan mereka. Kesepakatan awal yang mereka (para pencopet ) buat dengan bang Muluk adalah bang Muluk akan mendapat 10 % dari hasil nyopet mereka. Bang Muluk bilang, mereka akan menginvestasikan hasil pencopetan mereka kedalam bank yang nantinya akan mendapatkan banyak bunga keuntungan. Yang tidak dijelaskan oleh bang Muluk dari awal adalah kesediaan bang Muluk yang bertekad untuk mengubah sistem hidup para pencopet disitu.

Mulailah bang Muluk bekerja. Pergi pagi pulang petang. Sang Ayah (Dedi Mizwar) adalah seorang penjahit yang seseharinya hanya berdiam diri dirumah berkulat dengan jahitannya dan melaksanakan jama’ah di masjid dekat rumah mereka.

Akhirnya bang Muluk resmi menjadi seorang manager keuangan hasil percopetan diibukota dan digaji perbulannya oleh para pencopet. Hebat bukan !! Sarjana ilmunya hanya mentok para pengaturan sistem keuangan para pencopet. Bukan main !!

Bang Muluk mengajak dua rekannya samsul (asrul dahlan ) dan pipit (Tika Bravani) untuk ikut mengurusi kehidupan para anak-anak pencopet disitu. Asrul diminta untuk mengajarkan baca tulis karena memang dia lulusan jurusan keguruan yang sehari-harinya bermain judi. Ya, daripada mainan judi dilarang agama ya mending jadi guru, eh tapi gurunya para pencopet aduh mana digaji pula. Mana gajinya dari hasil nyopet lagi. Aduh, pusing sudah Samsul dibuatnya. Tapi semuanya sirna saat anak-anak pencoept itu akhirnya pintar membaca dan fasis dalam melafadzkan pancasila. Bagian mereka membaca pancasila merupakan bagian favorite aku juga guys, sedih liat mereka sungguh-sungguh membaca pancasila. Lain lagi dengan kisah pipit yang kesehariannya selalu saja mengahrapkan keberuntungannya lewat kuis interaktif di TV. Berharap dia adalah manusia yang berhasil dapet hadiah kuis tersebut. Nyatanya ya ga pernah. Dia paing jago dalam perihal mengaji, maka arahan bang Muluk Pipit diminta mengajarkan anak-anak pencopet itu mengaji dan tau bacaan sholat. Awalnya, Pipit sama bingungnya dengan Syamsul. Mereka ngajar copet ni, digaji dari hasil nyopet. Jelas dosanya lah. Eh, tapi kemudian berbaur dengan anak-anak pencopet dan lihat mereka tumbuh dan makin pinter akhirnya meruntuhkan pikiran Syamsul dan Pipit pada mulanya.

Part-part dalam film kemudian semakin menyenangkan karena tampilannya sudah berbeda alur ini guys. Yang mulanya hanya gambaran kehidupan sistem percopetan berganti dengan gambaran kehebohan mereka dalam belajar. Entah itu membaca atau belajar mengaji. Bang Muluk akhirnya bukan hanya berbicara omong kosong saja, beberapa bulan kemudian bang Muluk bisa menghasilkan sebuah motor yang akan dijadikan sebagai sarana transportasi bang Muluk sebagai manager keuangan para pencopet.

Masalah timbul ketika bapak Pipit dan bang Muluk ngotot untuk melihat tempat mereka bekerja. Dengan polosnya Pipit dan Syamsul membawa keduanya kemarkas para pencopet. Disana sudah ada bang Muluk yang dengan kagetnya terpaksa menyambung kedua orangtua mereka. Para anak-anak pencopet dengan polosnya diminta oleh Syamsul untuk menguji kehebatan mereka. Dimulai dari membaca, melafadzkan pancasila, membca puisi bahkan membacakan bacaan sholat. Oh iya, pada hari itu bang Muluk juga menyediakan 10 kotak asongan untuk menjadi opsi para pencopet itu untuk mencari rezeki yang halal. Salah satunya dengan cara mengasong. Betapa kagetnya ayah bang Muluk ketika mendengar penjelasan bahwa yang sedang berdiri dihadapan mereka adalah kumpulan para pencopet yang menggaji anaknya seorang sarjana. Begitupun dengan ayah Pipit.

Ayah Pipit dan ayah bang Muluk meminta mereka untuk meninggalkan pekerjaan yang mereka geluti selama ini, jika tidak mereka tidak akan dianggap anak oleh orangtua mereka. Part ini, ya ampun beneran bikin nangis banget. Gimana ga, bisa jadi pada bagian inilah sebenarnya kondisi bapak ibu kita jika mengetahui bahwa jalan yang kita ambil keliru, jauh dari harapan mereka.

Syamsul kembali dalam lingkaran perjudian, pipit kembali bengong depan TV mengharapkan kuis interaktif itu, dan bang Muluk memulai hidup barunya dengan cara belajar menyupir. Dia berniat untuk bergabung dengan perusahan ekspedisi mengirim-ngirim barang keberbagai daerah. Nasib pencopet bagaimana ?? Ya tetep nyopet guys !!!

Tapi kotak asong yang terakhir diberikan bang Muluk akhirnya digunakan oleh beberpa anak yang berharap punya kehidupan yang lebih baik selain jadi pencopet. Mereka dengan gagah berani mencoba mengasong padahal sudah jelas hasilnya lebih sedikit dibandingkan dengan mencopet. Hari itu, bang Muluk melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa anak-anak pencopet didikannya berusaha mengasong membawa barang dagangannya melawan terik matahari. Bang Muluk yang sedang menyupir akhirnya mengacungkan jempol bangga. Dan tak lama kemudian, mereka diteriaki bang Muluk untuk berlari. Para Satpol PP sudah akan menangkap mereka untuk dinaikkan keatas mobil polisi. Bang Muluk sekuat tenaga menghalang mereka. Dan akhirnya mereka berhasil kabur. Sebagai gantinya bang Muluk yang harus digiring kemobil polisi. Bagian ini guys, temenku yang cowo saja sampai nangis. Bener-bener bang Muluk keren dibagian ini.

Nonton deh ga nyesel.

Banyak banget pelajaran yang bisa kita ambil pada film ini. Misalnya aja, sosol bang Muluk. Sarjana, berpendidikan maka apakah pantas untuk bekerja sama dengan seorang bahkan komplotan pencopet? Ya memang ga salah, bagi sebagian orang, tapi ini adalah salah satu gambaran kekeliruan orang pintar yang terjerumus pada kesalahan dalam menghargai sebuah pengetahuan. Pun, gambaran kehidupan mereka di part bagian akhir cerita, mereka yang berjuang untuk hidup yang lebih baik dengan cara mengasong tetap salah dimata Negara, bahkan mereka akan digiring kekantor polisi. Di bagian ini juga kita diminta untuk memilih jenis pekerjaan yang dilarang agama yaitu mencopet atau pekerjaan yang dilarang Negara dengan alasan ketertiban ??

Kalian pilih yang mana ??

Kekurangan dari film menurut aku ga ada. Mulai dari alur cerita, tokoh yang terlibat, serta semuanya adalah kesempurnaan karya (menurut aku pribadi) dan pelajaran mahal yang bisa kita peroleh dari sebuah film yang dikemas sedemikian bagusnya. Kenapa aku bilang pelajaran mahal, karna setelah menonton ini kita akan banyak bersyukur akan hidup kita yang sedemikian nikmatnya. Kita ga perlu jadi anak-anak komplotan copet, atau jadi bang Muluk yang susah mencari pekerjaan atau menjadi Pipit yang selalu kurang kerjaan (sorry Pit hehhe)

Terima kasih sudah membaca jangan lupa didownload filmnya dan nonton juga buka mata juga hati dalam meresapi mahakarya Pak Dedi Mizwar ini.

Bye

Wassalamualaikum

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post