Siti Annisa

Guru MtsN Tanjung Pinang Sejarah Kebudayaan Islam ...

Selengkapnya
Navigasi Web

sepasang sandal di serambi masjid

Amarah Lulu kali ini tak bisa terbendung lagi. Bapak kali ini benar-benar sudah berhasil menguras benteng sabar yang dia punya. Andai bapak tau bahwa obsesinya masih banyak. Keinginannya masih banyak yang belum terealisasi. Bagaimana dia sanggup mewujudkan itu semua jika sudah menikah nanti. Bagaimana semua keinginannya itu bisa disetujui dengan suaminya. Iya kalo ketemu dengan suami yang super baik. Mau ini itu diizinkan. Kalo ujung-ujungnya dia akan terkekang dan ga diizinkan ini dan itu, matilah dia.

Lulu sudah lelah menangis sepanjang hari ini. Bapak jahat. Bapak tega. Hari ini, bapak masih saja memaksanya untuk mengenal seseorang yang jelas asing baginya. Katanya bapak, ini adalah kesempatan terakhir. Jika ini juga gagal , maka bapak benar-benar angkat tangan. Setahun ini saja, sudah ada 12 orang yang datang niat berkenalan. Dari keseluruhan, semuanya anak teman bapak dan semuanya ga sesuai dengan harapan. Entah itu laki-lakinya yang tak sesuai dengan keinginan Lulu, atau justru sebaliknya. Bapak tetaplah bapak. Sepanjang hidupnya hanya bersifat perintah. Tak ada sedikit celah atau bahkan dukungan dari siapapun selain perintah bapak. Ibu, hanya selalu bilang bahwa manut terhadap apa saja yang menjadi pilihan bapak. Tak ada yang membelanya atau hanya sekedar memberikan dukungan.

Azan magrib membelah cakrawala petang ini. Lulu tampak menyedihkan. Dengan jilbab yang sudah tak berbentuk, lusuh bukan main. Jilbabnya sudah menjadi pengganti tisu sepanjang hari ini untuk menyeka airmatanya. Helaan nafas Lulu semakin berat. Dia tau sekarang harus mengadu kepada siapa. Lulu tau harus menumpahkan semuanya kepada siapa. Diserambi masjid, disisi kanan Lulu ada sepasang sandal swallow hitam lusuh. Spontan, Lulu membenarkan letak sandal swallow itu. Ditatanya rapi. Entah, itu hanya spontan saja dia lakukan. Azan magrib hamper selesai. Lulu bergegas untuk pergi mengambil air wudhu’. Selesai sholat, Lulu menumpahkan segala kekecewaannya kepada Allah. Mengadu banyak hal, kenapa bapak selalu saja tak bersedia memahaminya. Kenapa sepanjang hidupnya selalu saja berisi paksaan, perintah dari bapak. Sedari kecil Lulu tak pernah merasa bapak memberikan sedikit saja kebebasan baginya untuk menentukan segalanya. Kenapa semua hanya berisi tentang harapan bapak kepadanya, dan bapak selalu melupakan yang menjadi harapannya. Setelah puas menumpahkan segalanya, Lulu melirik jam tangannya. Sudah saatnya dia pulang. Janji tamu terakhir hari ini tepat di jam 19.00, dan dia tidak ingin ingkar janji. Bagaimanapun, janji tetap janji dan Lulu harus menunaikannya.

Diserambi masjid itu Lulu melihat punggung seseorang yang berdiri di samping dia meletakkan sepasang sandal miliknya. Sosok itu, tinggi kurus dengan dandanan sederhana. Sarng hitam dan kaos hitam senada. Lulu berjalan pelan kearah letak sandalnya. Laki-laki itu sudah pergi.

Lulu sudah sampai dirumahnya. Dihalaman rumahnya terdapat mobil avanza putih dan sebuah motor. lulu merasa berat melangkahkan kaki menuju kerumahnya, sebab Lulu tau bahwa tamu yang dibicarakan bapaknya pasti mereka yang sedang bertamu sekarang. Sandal swallow hitam itu.

“Lo itukan sandal swallow hitam yang tadi dimasjid !! “gumannya dalam hati.

Dia coba memberanikan masuk kedalam rumah. Mengucapkan salam yang di balas dengan tatapan mematikan dari banyak tamu yang datang.

“ini anak saya !! Bapak berusaha mengeluarkan suara yang dipaksanya santai. Padahal jelas terdengar suara bapak hanya dipaksa santai. Lulu menyalami beberapa perempuan diruang tamu itu. Dan sempat melirik kearah laki-laki yang dari tadi diam saja. Laki-laki dengan sarung hitam dan kaos warna senada. Laki-laki yang dilihatnya diserambi masjid tadi. Tanpa sengaja pandangan keduanya bertemu. Ketika Lulu menoleh kelaki-laki itu, tanpa sengaja laki-laki itupun menatap kerahnya. Keduanya, akhirnya saling berpandangan sesaat lalu kemudian saling malu.

Pembicaraan hanya sebatas basa-basi kedua belah pihak keluarga, baik dari keluarga Lulu maupun laki-laki itu. Malam semakin larut. Ayah si laki-laki tampak menyentuh lengan putranya dengan lembut, mengangguk isyarat untuk memberi tahu maksud kedatangan mereka.

“Mohon maaf bapak ibu, saya Bana akan menyampaikan maksud tujuan saya kesini. Maaf sebelumnya, jika boleh menyampaikan sedikit cerita. Saya sebenarnya sangat tidak nyaman dnegan acara perkenalan yang selam ini Ayah saya siapkan. Termasuk pertemuan hari ini !! Bana menghela nafas sebentar. Baik bapak Lulu dan Ayah Bana tampak tegang menanti kelanjutan cerita Bana.

“Saya tadi sholat magrib dimasjid dekat komplek rumah disini. Saya memohon petunjuk ke Allah untuk kemudahan acara hari ini. Saya merasa sudah sangat menyusahkan Ayah sebab dari banyak perkenalan dengan beberpa perempuan belum ada yang cocok dengan hati saya. Saya tadi berdoa kepada Allah untuk memudahkan apapun yang terjadi hari ini jika itu untuk kebaikan saya dan keluarga saya. Ternyata benar, belum apa-apa saja saya tadi diperlihatkan kemudahan yang Allah tawarkan. Seingat saya, ketika melangkah kemasjid tadi sandal swallow saya tak saya tata rapi. Saya hanya melepasnya sembarangan. Tapi, ketika akan pulang sandal itu tertata rapi. Entah ditata dengan siapa. Saya mengartikan itu sebagai jawaban dari doa saya. ada kemudahan disana. Sepanjang perjalanan kerumah bapak pun Allah memberikan saya kemudahan. Saya tidak perlu bertanya kesana kemari. Sekali saja saya membaca alamat yang Ayah kirim saya langsung ketemu dengan alamat rumah ini. Padahal ayah dan ibu pasti paham betul saya paling susah mencari alamat. Masya allah sekali. Semua terasa mudah sekali. Allah membantu semua. Jika diizinkan, saya ingin mengenal jauh anak bapak ibu.Hanya sekitar 1 bulan kedepan.  Siapa tau nanti bisa … “tiba-tiba mulut Bana terasa kelu.

”Bisa apa nak Bana ? “bapak sudah tak sabar mendengar kelanjutan ucapan darinya.

“Siapa tau nanti bisa …

“Bisa apa ? “ibu Bana kali ini mencoba menggoda anaknya.

Hening

Bana mengumpulkan kekuatan sejenak, untuk melanjutkan ucapannya.

“Siapa tau nanti bisa berjodoh” tambah Bana malu-malu.

Lulu sekilas memandang wajah Bana yang tersipu malu. Pipinya tiba-tiba memanas, ikut malu mendengarkan sebait kalimat terakhir dari mulut Bana.

“ Bagaimana nak ? ‘’bapak kali ini meminta pendapatnya. Hal yang jarang bapak lakukan. Bukan jarang, tapi tidak pernah bapak lakukan sepanjang hidupnya. Biasanya bapak yang akan menjawab semuanya. Mata Lulu memanas. Hatinya menjadi hangat. Kalimat bapak lebih membuatnya tak bisa berpikir jernih mengalahkan ucapan Bana yang panjang lebar tadi. Lulu menangis. Bapak membiarkan dia memilih hari ini. Bapak mengangguk, memintanya untuk mengatakan apapun yang dia mau.

“Saya terima proses saling mengenal antara saya dan mas Bana. Saya juga sepakat hanya 1 bulan untuk kami berdua untuk saling mengenal. Setelah itu, biarkan Allah yang memutuskan takdir kami berdua “ ujar Lulu mantap.

“Satu lagi, jika tidak keliru, sayalah yang membenarkan letak sandal swallow hitam diserambi masjid Baitul Mukmin tadi, kebetulan saya juga sholat dan memanjatkan doa persis mas Bana  “ Lulu berkata disertai senyum manisnya.

Semua terpana, skenario Allah indah sekali untuk mereka berdua. Lulu maupun Bana diam-diam berdoa kebaikan untuk mereka berdua. Berharap Allah juga memudahkan segalanya seperti hari ini.

Sebulan kemudian

Baitul mukmin adalah saksi Bana dengan mantap mengikrarkan ijab qobul, meminang perempuan yang dimintanya menjadi partner hidupnya sekaligus penata sandalnya kapan saja.   

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post