Siti Annisa

Guru MtsN Tanjung Pinang Sejarah Kebudayaan Islam ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Tak ada di Buku Sejarah Manapun

Pagi itu, aku ketahuan sama beliau karena menyembunyikan sarapanku dikolong meja. Sepiring nasi goreng mbok Ti dan gorengan. Beliau hanya tersenyum, puas hati karena memergokiku beberapa kali melirik bekal sarapan pagi itu. Serius, lapar banget saat itu. Bapak yang jarang sekali ngomong akhirnya menegurku

nduk kok sarapan ne digowo nang kelas ?? tanya bapak penasaran

“ takut terlambat pak, nanti bapak marah lagi kaya minggu kemaren !! “jawabku tanpa basa-basi

Minggu kemaren bapak emang murka, karena sebagian dari kami banyak yang datang terlambat. Bapak tersenyum berdiri disampingku bilang

nah ngene iki sing apik, sarapan ne digowo nang kelas wae, tak dungakno sesuk dadi Mentri Luar Negri nduk !!!

Hah, aku melongo, sampai telat bilang amin.

Sedang temenku, ucapan bapak yang ekstra spontan uhuy berhasil membuat temen-temen tertawa terpikal. Mereka jelas paham kemampuanku dalam bahasa asing bisa dibilang NOL BESAR. Bahasa inggris, gurunya aja suka emosi sama aku, apa ? bahasa arab ? jauh dari kata bisa !! Soalnya aku lebih banyak tidur dibanding mendengarkan penjelasan beliau.

Sumpah, setelah kejadian itu rasanya aku melayang. Serius, ga pake bohong. Kalian tau ga kenapa?? Konon katanya beliau adalah salah satu titisan wali. Duh, rasanya setiap yang keluar dari mulut beliau adalah doa yang paling mustajab lo. Aku melayang rasanya. Setelah itu, aku nobatkan beliau sebagai guru favoriteku. Serius. Favorite sepanjang masa.

Meskipun banyak yang bilang beliau adalah salah satu guru dengan kondisi hati dan suasana yang sulit banget ditebak. Jika beliau melucu saat mengajar, hanya beliau yang boleh ketawa kitanya ga boleh. Kalau denger aja kita ketawa beliau langsung bad mood dan langsung berheti ketawa. Belum lagi beliau suka banget marah sama temen-temen aku yang cowo dan marahnya ganas. Tapi, menurut aku masih wajar sih, soalnya mereka juga suka kelewatan kadang.

Semua cerita bapak aku suka. Suka banget, dan masih nancap banget dalam ingatan. Sampai lupa, nama guru aku itu adalah SJ Listomar Arif, kita memnaggilnya pak Lis. Bapak dulu mudanya sekolah disekolah rakyat. Bisa dan pernah ngajar semua pelajaran, tapi pas sebelum meninggal dan masih ngajar bapak terkenal sebagai guru geografi sepanjang masa. Bapak juga merupakan saksi dari bebagai kejadian dimasa penjajahan dan bahkan saat muncul nya komet Halley yang perkiraan muncul hanya setiap 75-76 tahun sekali. Aku ceritakan kembali ya kisah favorite dari beliau yang masih saja ku ingat hingga sekarang. Tetap jadi favorite. Latar kejadian peristiwanya dan tokoh sama sekali ga ku ubah. Harapannya, jika tulisan sederhana ini dibaca oleh teman-teman seperjuangan di Jombang dulu dan sama-sama di MTs Seblak kita sedikit nostalgi bahwa kita pernah menjadi manusia yang beruntung karena banyak diajar oleh guru-guru hebat di Seblak dulu.

Aku mulai ya

Settingan tempatnya adalah didaerah grujuk, letaknya di Jombang dekat Mambaul Al-Hikam tapi versi dulu lo ya. Bapak dan saudara-saudara kandung beliau sedang sarapan. Menu pagi itu hanya secangkir the dan roti sumbu alias singkong. Kebetulan pintu rumah bapak terbuka lebar dan jendelapun begitu. Bapak bilang, selang berapa menit setelah duduk sarapan muncul gadis cantik sekali menggunakan kebaya merah. Berjalan angggun menuju sebuah jembatan dekat kali. Kebaya itu tampak cocok dikenakannya. Oh ya, ada warung biru yang legendaris disekitaran bok grujuk itu, jualan soto dan pergedel kentang yang super enak. Semoga si mbah masih panjang umur dan aku bisa kesana dan makan juga disana. Warung itu juga adalah saksi bisu dari kejadian ganas hari itu guys.

Setelah sigadis anggun dengan setelan kebaya merah lewat, tak lama kemudian ada seorang gadis yang sama persis dengan setelan gadis pertama yaitu kebaya. Bedanya, kebaya yang digunakan saat itu adalah kebaya berwarna putih. Sama, rute yang dilewati sama-sama jembatan bok grujuk. Sekilas info, kabarnya diwarung biru adalah seorang tentara yang melepas lelah, menikmati kopinya dan sepiring gorengan hangat. Masih sangat pagi untuk memulai kejadian yang mengerikan.

Ternyata masih ada lanjutan dari sigadis kebaya merah, putih dan ?? Bisa kalian tebak setelan berwarna apa yang lewat kemudian di jembatan bok grujuk guys ??

Ya, benar !!

Setelan kebaya selanjutnya adalah setelan berwarna biru.

Merah

Putih

Biru

Dan silakan kalian gabung warna komponen warna kebaya yang 3 gadis itu kenakan akan membentuk warna bendera Negara mana?

Benar, belanda

Tak selang lama setelah si gadis setelan kebaya biru itu lewat diatas jembatan bok grujuk, tiba-tiba banyak pesawat tempur diudara. Banyak bom yang mereka lempar didaerah bok grujuk termasuk diwarung biru tadi. Seketika, suasana sarpan yang hangatpun dipaksa selesai dengan adegan selanjutnya saling membantu satu dan lainnya untuk melarikan diri atau sekedar keluar rumah untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Sedang didalam warung biru, pak tentara yang sudah memahami ada situasi genting yang terjadi saat itu buru-buru berniat bersembunyi didalam galian lubang yang berada tak jauh dari warung biru tadi. Belum sempat meloncat kelubang tersebut, sibapak tentara sudah terlempar bom milik sipenjajah. Tubuh pak tentarapun akhirnya hancur luluh lantah terimbas bom malapetaka itu.

Pak lis sudah berkumpul dihalaman rumah beliau yang lokasinya tak jauh dari jembatan bok grujuk. Jika kalian ada kesempatan berkunjung keJombang mampirlah ke Jati rejo dan lihat halaman rumah yang paling luas, itu milik pak Lis. Dihalaman rumah beliau, kakak dan adik serta ibu beliau melihat ada puntungan tangan yang terbang melayang hingga nyasar kehalaman rumah beliau. Menurut penuturan beliau, itu adalah tangan milik tentara yang sedng ngopi tadi.

Kebringasan mereka tak cukup hanya sampai disitu saja. Mereka kembali mengebom pondok pesantren Tebuireng yang saat itu sedang menjadi musuh sentral para penjajah. Qodhorullah, pondok pesantren yang sebesar itu dibom hanya memakan satu korban, seorang ibu-ibu yang sedang melaksanakan sholat dhuha. Atas izin Allah, alur pengeboman itu Allah gantikan kearah pasar Cukir. Padahal, semulanya mereka sudah meniatkan untuk memporak porandakan pesantren Tebuireng.

Kalian tau kisah ini dan pernah baca kisah ini ?

Kisah ini orisinil diceritakan langsung oleh pak SJ Listomar Arif secara ekslusif didepan kelas dulu. Cerita perjuangan bapak rasanya jelas beda dengan apa yang kit abaca atau apa yang dihadirkan manusia dalam bentuk tulisan. Yang pak Lis ceritakan mana ada dalam buku-buku sejarah lainnya, sebab beliau adalah saksi bisu atas kebiadaban penjajah belanda dulu memporak-porandakan pesantren Tebuireng.

Kisah yang saya jabarkan adalah sepenggal cerita dari pak Lis yang kita kenal dengan sebutan Agresi 2 Belanda

Mari, kita sadari bahwa menjadi pahlawan adalah keniscayaan yang harus dilakukan oleh aku, kamu dan kita semua. Sebab apa, kita harus menjadi pahlawan yang memberi arti lebih untuk kelangsungan hidup yang kita jalani juga kelangsungan hidup sesama kita.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post