Siti Chalimah

Siti Chalimah dilahirkan di kota pahlawan dan menjalani pendidikan di kota tersebut, juga sempet mengenyam pendidikan tinggi di kota Malang. pernah mendapat ama...

Selengkapnya
Navigasi Web

memulai menulis lagi

Memasuki awal tahun 2020 banyak harapan yang saya ucapkan. Semoga di tahun ini bisa lebih baik lagi dalam segala, seperti mempunyai quality time dengan keluarga terutama dengan anak-anak.

Tidak disangka sangka ternyata awal tahun 2020 muncul berita yang sedikit banyak mengguncang dunia, yang mana itu nantinya merubah banyak kehidupan d segala sektor. Bencana yang menimpa sebuah kota d negara Cina bernama Wuhan. Yaitu virus covid-19 atau yang lebih dikenal dengan virus korona.Ternyata bisa merubah banyak hal di seluruh dunia.

Tak terkecuali di Negara kita tercinta, Indonesia. Banyak pernyataan yang nerkembang saat itu, ada yang menyatakan Indonesia tidak akan terdampak Karena kondisi Negara kita yang memiliki iklim tropis. Sehingga hal ini menyebabkan banyak dari kita yang abai terhadap kondisi ini.

Pada bulan Februari ketika guberbur Jakarta mengatakan ada warganya yang terpapar virus korona ini seakan Negara tersentak dan tidak mengira kok bisa virus ini menyerang kita. Tapi seperti biasa setelah beberapa waktu kita seperti melupakan kejadian itu, hingga kemudian pertengahan maret, saya dikagetkan dengan kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah kota Surabaya untuk melockdown selama 2 minggu. Waktu itu kita masih sedikit santai karena yang dikenai tetap tinggal dirumah hanya anak-anak sekolah, sedang kita para pendidik masih masuk seperti biasa.

Dengan adanya kebijakan untuk anak anak sekolah belajar di rumah maka ini merubah kebiasaan kita para guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses pendidikan. Karena ini adalah sesuatu yang baru sehingga masih banyak yang masih gagap. Anak-anak sih merasa senang karena bisa santai tidak harus berangkat ke sekolah. Saat itu pembelajaran harus dilakukan secara mandiri oleh anak-anak.

Waktu terus berjalan dan virus ini semakin menyebar ke semua tempat tanpa bisa di cegah. Sehingga pada akhir bulan April kebijakan pendidikan pun juga terimbas, kita semua lock down tidak boleh ada aktivitas di sekolah. Awalnya ada sedikit rasa yang menyenangkan karena banyak waktu akhirnya yang bisa saya dapetkan dengan kebijakan ini. Waktu buat keluarga.

Karena kondisi ini tidak kunjung usai, dimana kita diharuskan untuk melek teknologi. Dalam rangka memaksimalkan pelayanan yang kita berikan untuk peserta didik maka sekolah memberikan pelatihan. Karena kemampuan kita para guru beragam maka pelatihan ini pun dibagi menjadi beberapa kelompok dari yang dianggap sudah mahir sampai kepada yang di anggap masih belum bisa. Dari sini saya banyak belajar memanfaatkan teknologi yang ada. Memang saya pernah pernah mengenyam pendidikan teknologi. Banyak hal yang sudh berubah, karena teknologi berubah setiap detik. Diri ini pun harus banyak belajar biar tidak tertinggal. Dari banyak pilihan aplikasi. Sekolah mengajari guru-guru aplikasi Office 365. Ada banyak lebih dan kurangnya. Semoga kita bisa memaksimalkan kelebihan yang ada.

Pada masa pandemi seperti ini, PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) yang menjadi alternatif untuk pembelajaran. Ada sisi positif dan negatif PJJ ini. sisi positif kita belajar untuk bisa belajar dan berusaha maksimal untuk bisa memahami sebuah pelajaran. Sisi negatif ada pembelajaran yang tidak bisa dilakukan dengan metode PJJ, penanaman kebiasaan, karena kita terbiasa untuk selalu diawasi ketika melakukan sebuah pekerjaan. Jika tidak ada pengawasan kita cenderung untuk abai.

Dari pihak sekolah tidak menyeragamkan guru menggunakan satu aplikasi dalam penyampaian materi ke peserta didik. Kita diberi kebebasan memilih aplikasi yang kita pakai. Ada yang memakai WA, ada yang menggunakan Google Classroom, google form atau menggunakan Zoom. Belum ada yang menggunakan Office 365 karena banyak yang merasa masih kesulitan.

Dan ini juga ini terjadi pada peserta didik. Pada awalnya ketika guru memberikan pendidikan lewat media, banyak yang respon. Seiring berjalannya waktu anak-anak mulai malas untuk memberikan respon. Ini merupakan tantangan buat guru untuk memberikan metode apa yang sesuai dan bisa dimengerti anak. Banyak hal yang menyebabkan menurunnya respon anak. Salah satunya ada yang karena anak tidak memiliki kuota yang cukup. Ada yang karena mereka sudah bosan dengan pembelajaran jarak jauh, ada juga yang ingin melihat apa gurunya memperhatikan jika anak mulai abai. Mereka mencari cari perhatian.

Sebagai contoh ada guru yang menggunakan metode memberi anak anak tugas untuk membaca kemudian dirangkum. Hasilnya anak anak diminta untuk memfoto proses membaca dan hasilnya untuk kemudian dikirim ke gurunya. Ini bisa dikirimkan lewat aplikasi whatsapps ada juga yang menggunakan media lainnya. Dan seperti biasa anak-anak banyak juga yang hanya copy paste. Jika guru kurang memperhatikan hal ini, maka ada beberapa anak yang hanya mengulang hasil yang sama dan dikirimkan untuk laporan beberapa pelajaran tanpa menggantinya.

Ada banyak pengalaman yang saya alami waktu pembelajaran jarak jauh ini. Salah satunya adalah ketika anak diminta mengirimkan bukti hasil kerjanya. Ada anak yang hanya asal saja mengirimkan foto. Karena menganggap guru tidak akan memeriksa hasilnya. Yang penting ia setor foto dan namanya sudah tercantum. Materi yang diberikan adalah membuat hasil karya tempat pensil dari bahan kain yang ada di rumahnya. Eh yang dikumpulkan adalah foto orang yang sedang menari dan itu adalah pelajaran seni budaya.

Waktu terus berjalan dan kondisi pandemic ini masih ada. Banyak pelajaran yang bisa d ambil dari musibah ini, kita disadarkan selama ini kita sibuk dengan kerja..kerja..dan kerja. Dengan bencana ini kita diajarkan untuk mereview lagi apa saja yang selama ini kita lakukan. Kebiasaan kebiasaan kita. Dan banyak ternyata pola hidup kita yang sudah tidak sesuai. Sebagai contoh sudah banyak dari kita yang tidak lagi mengindahkan kebersihan.

Semoga pandemic ini segera berakhir dan kita bisa melakukan lagi pembelajaran tatap muka, karena banyak hal yang tidak bisa kita kerjakan dengan pembelajaran jarak jauh seperti menanamkan kedisiplinan.

Kita juga bisa banyak belajar agar tidak tergerus oleh jaman dan kita masih bisa eksis dalam memberikan pelayanan yang terbaik untuk peserta didik kita. Mari kita sama-sama berdoa agar kondisi pandemic segera berakhir. dan kita masih bisa memiliki kebiasaan-kebiasaan baik yang sudah kita lakukan dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang ada pada kita. Mari kita jalani hidup ini yang terus berjalan dengan hati yang lapang menerima perubahan yang ada.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post