SITI FADHILLAH HARTANTI

Tenaga Pendidik di SMA Negeri 3 Rangkasbitung S1 Pendidikan Sejarah UHAMKA Historia Magistra Vitae! ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Stigma Di Atas Tanah Kolonial

Stigma Di Atas Tanah Kolonial

"Dieu Et Mon Droit" dan "Je Maintiendrai" . Kata - kata tersebut mungkin masih asing di telinga kita. Kedua semboyan itu adalah milik negara Inggris dan negara Belanda, kata Dieu Et Mon Droit memiliki arti " Tuhan dan hakku " secara luas maknanya adalah tidak seorang pun selain Tuhan yang bisa mengganggu haknya pemerintahan Kerajaan Inggris, Sedangkan kata " Je Maintiendrai " berarti aku akan mempertahankan, maka arti dari kedua semboyan negara tersebut adalah berhak atas melakukan penjajahan dan berjuang untuk mempertahankan tanah jajahan agar tidak jatuh ke tangan negara lain. Hal ini lah yang menjadikan awal mula terjadi nya kolonialisme di negara - negara Asia, seperti Indonesia, Malaysia, Singapura.

Penjajahan pernah terjadi ratusan tahun lalu di Indonesia, dimulai dari penjajahan oleh kongsi dagang Belanda yang bernama VOC, kemudian zaman penjajahan Pemerintahan Hindia Belanda, zaman penjajahan Pemerintahan Inggris oleh Raffles walaupun singkat dan kembali lagi jatuh ke tangan penjajahan Belanda hingga yang terakhir zaman penjajahan Jepang.

Pernahkah terlintas dalam pikiran anda, mengapa negara-negara bekas jajahan Inggris cenderung lebih maju dibanding negara bekas jajahan bangsa lain? Contoh realnya saja, bisa kita lihat negara bekas jajahan Inggris seperti Singapura, Malaysia, Republik Rakyat China, Hongkong, dan bahkan Afrika Selatan, India dan Nigeria yang tergolong maju dibandingkan dengan negara tetangganya. Buktikemajuan negara-negara tersebut tak perlu dipertanyakan lagi bukan?

Banyak dari kita yang memiliki pendapat bahwa Indonesia tidak pernah maju karena dijajah oleh Belanda bukan Inggris, kemudian membandingkan negara Indonesia dengan negara Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam yang menjadi negara jajahan Inggris.

Inggris merupakan negara bagian terbesar dan terpadat penduduknya dari negara-negara bagian yang membentuk Persatuan Kerajaan Britania Raya dan Irlandia Utara (United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland). Negara-negara lainnya adalah Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara. Seringkali nama Inggris juga dipakai untuk menyebut keseluruhan negara ini.

Bila kita cermati, Salah satu faktor yang menyebabkan negara bekas jajahan Inggris lebih maju yaitu karena metode penjajahan Inggris yang bersifat ekonomi uang. Inggris menerbitkan uang dan membangun negara yang dijajahnya agar sanggup membayar pajak upeti dalam bentuk uang hasil perdagangan barang. Kemudian peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah Inggris memiliki keuntungan tersendiri bagi negara yang dijajahnya dan bersifat memajukan dan membangun negara jajahannya sendiri. Inggris tidak terlalu mengambil keuntungan ataupun merampas harta benda dari negara jajahan untuk negaranya, mungkin tidak seperti Belanda dan Spanyol yang benar-benar memanfaatkan negara jajahannya untuk membangun negara mereka sendiri, tanpa memikirkan penderitaan yang dialami negara jajahannya.

Indonesia pun sempat merasakan peran Inggris dalam memperkenalkan mata uang dalam sistem perpajakan melalui Sir Stamford Raffles yang menjadi gubernur kolonial Inggris di Bengkulu. Pada masa itu Sir Thomas Stamford Raffles juga berhasil membuat buku tentang sejarah klasik tanah Jawa, memetakan persebaran tumbuhan di Bengkulu, bahkan saking cintanya dia akan Indonesia, beliau juga menamakan rumah kediamannya di Singapura menjadi Bencoolen street atau Jalan Bengkulu.

Indonesia mulai merasakan ekonomi yang maju karena pengenalan sistem mata uang yang membuat harga pasar hasil tani laku dijual sampai ke Eropa. Pada jaman penjajahan Belanda, VOC yang merupakan perusahaan penjajah meminta pajak berupa hasil bumi yang nantinya akan mereka angkut sendiri dan jual ke seluruh dunia. Sedangkan Inggris hanya ingin uangnya atau emas batangan saja.

Kolonialisme tetaplah kolonialisme, tidak ada yang lebih baik di jajah oleh negara manapun. Tapi kita bisa mengambil sisi positif dari kolonialisme yang pernah terjadi di masa lampau, seperti kita bisa merasakan nyamannya naik kereta, berlayar menyebrangi pulau antar pulau, dan merasakan lancarnya perjalanan menggunakan jalan tol.

Perlu diingat, bahwa kolonialisme, imprealisme dan segala bentuk penindasan adalah bencana kemanusiaan.

Sumber :

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Daftar_semboyan_negara_di_dunia

Buku Paket Sejarah Indonesia Kelas 11 SMA Kurikulum 2013 Revisi 2017 Semester 1 dan 2

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi

26 Nov
Balas

Mantul ulasannya

26 Nov
Balas

Terima kasih bu

26 Nov

Terimakasih pak

26 Nov
Balas

Mantab tulisannya dela

27 Nov
Balas

Terimakasih Rio

27 Nov



search

New Post