Pren Makan Pren (PMP) istilah ini kerapkali mampir ditellinga kita. Jika hanya sekedar mapir istilah tersebut tak jadi masalah. Namun ternyata ini mampir dalam kehidupan kita. Maka dunia rasanya tidak nyaman untuk tempati jika diantara kita ada masuk dalam lingkaran tersebut. yaaah.. PMP, istilah yang diambil oleh sahabat penulis yang inspiratif, mas Eko begitu sebutan sayang dari teman-teman.

Pada dasarnya manusia ingin hidup dalam keadaan nyaman, aman tercukupi, dan lancar segala urusan. Namun tidak demikian adanya. Manuasia yang menghuni bumi penuh warna salah satunya adalah manusia yang tidak suka melihat orang lain bahagia. Jika rasa tidak suka dapat diungkapkan dengan kata, maka kita akan tahu apa yang orang lain tidak suka. Akan tetapi jika ada orang yang justru memiliki rasa tidak suka hingga mandarah danging dan menutupinya dengan 2 cm kekanan dan 2 cm kekiri pada bibirnya, maka akan menjadi penyakit yang membahayan diri dan orang lain. Dalam bahasa psikologi disebut dengan gangguan psikopati. Gangguan ini apabila seseorang memiliki rasa tidak senang melihat orang lain bahagia, alias lebih senang melihat orang lain tersakiti atau menderita.

Permasalahannya adalah justru orang yang dekat dengan kita telah mengidap virus tersebut. Setiap hari kita mengenalnya dengan pancaindra bahwa sahabat kita baik-baik saja. Bahkan sampai seolah mensuport kita. Dalam lautan dapat diukur, namun dalamnya hati tak seorangpun tahu. Orang bisa tersenyum manis didepan kita, sementara di balik hatinya kebencian tersimpan hingga mengakar, yang berakibat hati manusia bisa  membatu.

Pren makan pren jika kita mendapatkan itu, luar biasa sakitnya. Bisa dengan kata berupa fitnah . akibat lidah yang berbisa akan mampu membunuh orang dalam hitungan detik. Lebih parahnya lagi jika orang yang mengidap penyakit tersebut akan menggunakan cara halus. Yaah…. cara yang amat halus. Orang bisnis bilang jangan kotori tangan kita dengan berkotor-kotor namun mampu menghasilkan. Ternyata masih banyak yang menggunakan cara mistik. Pada awalnya saya tidak percaya di era modern ini hal-hal semacam ini sudah tidak ada lagi. Namun kenyataan berbicara pada kehidupan disekitar kita.

Sekitar enam tahun yang lalu telah terjadi pada sang suami tercinta. Suami tidak pernah bermimpi, bahkan berharap menjadi seorang kepala sekolah. Namun karena kinerjanya bagus maka sang pimpinan meminta ikut mendaftar untuk mengikuti seleksi kepala sekolah. Sebagai seorang istri posisi saya tidak bisa berbuat banyak. Karena yang pertama sebagai ASN merupakan janji untuk siap ditugaskan didaerah manapun. Yang kedua patuh pada pimpinan demi kebaikan merupakan salah ajaran dalam agama islam yang harus dijalankan.

Waktupun berjalan semua lancar sampailah pada kelulusannya sebagai kepala sekolah dan ditempatkan pada sebuah sekolah yang tergolong favorit di kota saya. Namun setelah datangnya SK sebagai kepala, selang beberapa hari suami tiba-tiba sakit batuk dan dada rasanya sesak untuk bernafas. Setiap kali batuk, darah segar keluar mengiringinya. Sebagai istri yang melihat suaminya seperti ini tentu akan khawatir dengan keadaan orang yang dicintainya.

Jalan medis sudah kami lalui dan hasil rongxen tidak ada masalah, semua sehat walafiat. Kami sempat merasa bingung juga hingga kami harus pindah dokter ke beberapa dokter lain, hanya untuk mengetahui kebenarannya. Pada akhirnya saya ingat suami saat ini memimpin  sekolah yang favorit yang tentu bukan tidak mungkin ada yang menginginkan juga untuk menjadi kepala ditempat tersebut. Bukan berfikir negatir, namun sempat terbersit apakah ada yang tidak menyukai keberadaan suami ditempat tersebut.

Kami berusaha lebih mendekatkan diri pada ALLOh SWT untuk meminta petunjuk atas teguran yang telah diberikanNYa pada kami. Akhirnya kamipun meminta bantuan saudara muslim untuk ikut berdo’a pada Alloh SWT agar suami segera sembuh. Subhanalloh benar benar aneh tapi nyata. Jika kami mengamalkan surat yasin sampai jangka waktu lima jam, suami sama sekali tidak batuk dan muntah darah. Namun jika selepas itu serangan itu kembali datang. Alloh benar-benar menunjukkan hal ini nyata. Betapa besar kekuatan Alloh manakala kita benar-benar bersandar padaNya. Alloh telah mengingatkan kita berupa teguran sakit pada makhluknya, maka  pasti Alloh SWT akan memberikan obatnya untuk kesembuhan.

Singkat cerita. Suami sembuh dan ternyata adalah bagian dari pren makan pren. Orang yang selama ini kita anggap baik di mata kita bukan jaminan hatinya akan tulus. Pengalaman suami saya merupakan benar adanya pren makan pren dengan cara halus. Dengan berpasrah diri dan memohon pada Alloh, yakin Alloh akan menyembuhkan umatnya yang bersungguh-sungguh. Kun fayakun tiada yang tidak mungkin bagi Alloh.

Penyakit hati yang katagori pren makan pren sangat membahayakan orang lain. Membentengi iman, lebih mendekatkan diri pada Alloh, percaya dan yakin Alloh sangat menyayangi umatnya merupakan salah satu upaya manusia menjaga hati dari virus tersebut. Dengan lebih banyak bersyukur dan memahami untuk apa manusia hidup di dunia jika tidak untuk beribadah. Ibadah bukanlah  sekedar menggugurkan kewajiban dengan menjalankan ibadah sholat namun masih banyak lagi ibadah lain yang dapat membuat hidup kita lebih tenang dan berarti.

Memanusiakan manusia merupakan salah satu kewajiban makhluk ciptaan Alloh SWT. Semoga sepenggal kisah ini bisa mngingatkan kita untuk selalu bersyukur padaNYa. Dengan bersyukur hidup akan nyaman aman dan tentram.

Salam Literasi.