Masih tergambar jelas perjalanan literasiku. Berawal dari pandemi melanda saya mengenal group belajar menulis secara online. Waktu yang banyak kosong teralihkan pada dunia menulis.Padahal dalam keseharian saya bergelut dengan ilmu hitung. Cukup aneh dirasa jika masuk dalam dunia menulis.

Dunia menulis merupakan tantangan, dimana selama ini saya sangat buta bagaimana menulis untuk dikonsumsi publik. Pada awalnya saya tidak perduli bagaimana menulis, sebab yang saya cari adalah selembar sertifikat dengan angka 32 jam. Hingga saya ikut berburu dengan yang lain.

Ternyata dalam perjalanan tak semulus mimpi. Sertifikat tak mungkin kukantongi jika hanya sekedar mengikuti pelatihan menulis secara online. Sebelum saya harus membuat blog pribadi atau rame - rame, menuliskan hasil kuliah tiap pertemuan dengan bahasa sendiri dan menguploadnya.Ditambah lagi selama belajar 20 hari saya harus mampu mengembangkan tulisan diblog tersebut untuk dijadikan buku.

Sempat sedih dan ingin berhenti ikut lantaran setiap hari harus menulis. Namun seiring berjalannya waktu motivasi dari tulisan teman - teman memantik saya untuk ikut terbakar dalam semangat menggoreskan ide. Keinginan menulis semakin kuat.Hingga sehari saja tidak menulis bagaikan gak ketemu pacar. Ada yang hilang dari hati. Namun jika jari ini sudah menari untuk tuangkan ide, ada rasa lega tanpa terasa perasaan senang memenuhi hati.

Dengan banyak membaca tulisan teman - teman di blog membuat keberanian untuk menulis makin mengakar. Saya tidak perduli lagi dengan dengan apa yang saya tulis benar atau salah dalam ilmu bahasa. Bagi saya menulis adalah tempat rekreasi yang terindah. Apa yang saya rasa, lihat dan dengar dapat dituangkan dengan mudah.

Akhirnya tantanganpun mampir menyusup dalam hati untuk menulis buku. Sempat ada rasa takut hinggap, namun semua berlalu saat outline terbentuk. Saya sudah hilangkan rasa takut apakah buku saya berkualitas atau tidak. Bagi saya buku ini saya tulis dengan hati maka tentu bermanfaat. Saya yakin menulis buku yang salah bukanlah dosa. Namun tahapan sebuah prestasi. '

''Tersesat''itulah kata yang saya dengar dari beberapa teman yang mengomentari tulisan saya. Namun saya seorang guru yang tersesat di jalan yang benar. Besar harapan apa yang sudah saya tulis mampu memotivasi sahabat guru untuk mau menulis.

Tresno jalaran soko kulino. Dengan rutin menulis maka kita akan rasakan cinta itu hadir luar biasa.

Salam literasi