Siti Fatimah

Alumnus PPS UNNES bekerja di SMP 2 Kudus sejak tahun 1995 Mata Pelajaran IPA...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bagaimana Mendidik Generasi Z di Era Milenial?

Bagaimana Mendidik Generasi Z di Era Milenial?

Resensi buku

*Bagaimanakah Mendidik Generasi Z di Era Milenial?"*

Judul buku: Mendidik generasi z dan A: Marwah Era milenial Tuah generasi digital

Penulis: J.Sumardianta dan Wahyu Kris AW

Penerbit: PT. Grasindo

Cetakan pertama: 2018

ISBN: 9786020514314

Harga: Rp 60.000,00

Peresensi: Siti Fatimah

Perkembangan teknologi yang begitu revolusioner membuat banyak pihak terkaget-kaget. Mereka tidak siap dengan dampak-dampak yang ditimbulkan. Ironisnya, guru di era milenial, di era digital yang seharusnya paperless masih disibukkan dengan urusan kertas administrasi, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, menyusun program tahunan dengan segala kelengkapannya. Waktu mereka habis, terbuang untuk mengurus kelengkapan administrasi. Itulah salah satu kontradiksi kehidupan guru di era milenial.

Bagaimana seorang guru mengajar generasi milenial yang fasih dengan teknologi internet, lebih suka yang serba cepat dan instan, suka mengkritik, egois, dan tak bisa lepas dari gawai? Buku bersampul kuning ini menawarkan berbagai solusi, bagaimana untuk mengajar generasi milenial atau generasi Z dengan baik dan bijak, yaitu dengan menjadi guru yang Kece bukan guru Geje.

Guru kece adalah guru yang tetap menemukan harapan di tengah kegelapan.

Guru kece adalah guru yang selalu mencari dan menemukan kreativitas di tengah keterbatasan. Guru kece dapat melihat segala permasalahan sebagai pintu masuk menuju sebuah jawaban. Guru kece dapat berenang di perkembangan teknologi tanpa terseret derasnya arus.

Menjadi guru di era milenial harus beradaptasi dengan dunia baru pada era milenial, agar pendidikan tetap dapat berselancar di atas gelombang pergeseran, bukan tenggelam di bawahnya.

Guru tidak boleh menenggelamkan diri dalam semak belukar kertas, jangan mempecundangi murid zaman now dengan pengajaran zaman old. Murid zaman now akan bosan memperhatikan monolog guru. Murid zaman now tidak suka pembelajaran yang mengandalkan pensil, pena, papan tulis, atau spidol. Mereka lebih suka berselancar dengan gawai untuk mengakses informasi. Lebih suka berkolaborasi daripada berkompetisi. Lebih suka bekerja dalam daripada bekerja individual. Sebagai guru harus adaptasi dengan peradaban milenial.

Lantas apa yang harus dilakukan oleh guru untuk mengajar murid zaman now di era milenial?

Guru harus membekali murid zaman now dengan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan di era milenial. Keterampilan tersebut antara lain kreativitas, kecerdasan emosional, berkolaborasi, penyelesaian masalah yang kompleks, dan fleksibilitas kognitif. Guru sebagai imigran digital, mesti belajar dari generasi milenial yang lebih luwes beradaptasi dengan lingkungan baru. Guru harus menempatkan diri sebagai pembelajar dari pengalaman mengajar generasi milenial dengan mengembangkan pedagogi kemitraan.

Guru harus dapat menghadirkan masa depan bagi generasi masa kini, berpikir tanpa batasan kotak, menciptakan tantangan dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran guru dapat belajar seperti seorang bajak laut yang pantang menyerah, tidak mudah terseret arus, mampu menentukan arah, tangguh, memiliki daya dorong untuk terus maju, dan tidak takut menghadapi tantangan (hlm. 39).

Menjadi guru Kece di zaman Geje sangat diperlukan, agar sekolah tidak membosankan, sekolah tetap diperlukan untuk membentuk karakter anak zaman milenial yang kreatif, kolaboratif, dapat menyelesaikan permasalahan yang kompleks, dan fleksibel.

Kelebihan:

Buku ini disajikan dengan kata-kata yang dapat membius dan menyeret pembaca untuk meneruskan membaca hingga tuntas. Tatanan kalimatnya sangat bagus, dan kalimat-kalimat yang hendak ditekankan diberikan dasar warna hitam dengan huruf warna putih. Sangat kontras dan menarik.

Kelemahan:

Peresensi tidak menemukan kelemahan dalam buku ini.

Kesimpulan:

Menilik isi buku yang sarat isi dan solusi untuk mendidik generasi zaman milenial, buku ini sangat cocok sekali di baca oleh pendidik, orang tua, atau siapa pun yang berkiprah dan berkolaborasi dengan anak-anak generasi Z dan generasi alpha agar dapat mendidik dengan cara yang efektif dan tepat.

Kudus, 15 Februari 2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Resensinya keren bu. Terus menginspirasi. Sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah.

16 Feb
Balas

Insyaallah pak Mulya. Sehat dan sukses selalu untuk pak Mulya. Terima kasih

18 Feb

Subhanallah, resensi dengan ulasan luar biasa. Sukses selalu dan barakallah

16 Feb
Balas

Terima kasih Bun. Semoga kita semua dapat menjadi guru Kece. Salam sehat dan sukses selalu.

16 Feb

Luar biasa. Jadi pingin punya.

16 Feb
Balas

Matur nuwun. Silakan

18 Feb

Matur nuwun. Silakan

18 Feb

Masya Allah resensi buku yang hebat. Salam kenal salam literasi Bunda

16 Feb
Balas

Terima kasih bunda. Bukunya yang hebat. Salam sehat dan sukses selalu

18 Feb

Terima kasih bunda. Bukunya yang hebat. Salam sehat dan sukses selalu

18 Feb

mantab... resensi yg mudah dicerna

16 Feb
Balas

Makasih. Semoga bermanfaat. Barakallah

18 Feb



search

New Post