Siti Fatimah

Alumnus PPS UNNES bekerja di SMP 2 Kudus sejak tahun 1995 Mata Pelajaran IPA...

Selengkapnya
Navigasi Web

Elegi Hujan

Udara begitu dingin menusuk tulangku yang sudah mulai keropos. Aku sengaja duduk di depan pintu sambil menikmati butiran -- butiran aityang berjatuhan dari langit. Sejenak aku berdiam diri. Angin sepoi membelai wajahku. Butiran air pun seolah ingin mengguyur aku yang sedang duduk terpaku menatap pepohonan yang hijau.

Anganku pun melayang. Aku teringat masa kecilku yang penuh dengan suka cita ketika hujan datang menghampiri kampungku. Maklumlah....kampungku susah air. Setiap hari aku harus berjalan kaki sejauh 2 km. Menuruni bukit, menempuh jalan setapak hanya untuk mengambil air satu Jun. Jun adalah alat untuk mengambil air yang terbuat dari tanah liat. Untuk membawanya dengan cara di gendong. Oleh karena itu, ketika hujan datang, aku langsung bersiap-siap hujan-hujanan sambil menggendong jun untuk mengambil air. Seru sekali. Aku dengan kakakku berlomba mengambil air dengan nun untuk memenuhi jeding.

Orang tuaku tidak pernah melarang ketika aku hujan-hujanan. Mereka tidak pernah khawatir kalau aku akan jatuh sakit setelah bermain air hujan. Mereka justru menyuruhku mengambil air hujan sambil hujan-hujanan. Sungguh masa-masa indah yang tetap manis ku kenang. Ingin rasanya masa itu kembali lagi.

Cikfat. 3 Desember 2018

I

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Masa kecil yang sama, hujan-hujanan di tengah sawah sembari bermain lumpur dan mencari jangkrik. Barakallah bunda

03 Dec
Balas

Koq sama nijh bu, masa kecilnya. Dulu, kita ndak dilarang bermain hujan. Kemungkinan air hujan yang masih bersih tidak bercampur polutan. Berbeda kini, air hujan bercampur dengan polutan di atmosfer. Padahal ada banyak rasa di dalam hujan. Sejuk, segar dan damai. Aku suka hujan yang membawa elegi di hati. Romantis. Cikgu bikin baper aja, gara-gara hujan...hehehe. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah.

03 Dec
Balas

Iya Bun di sore hari...jadi baper...sehat dan sukses selalu untuk Bunda Raihana. Mksh sudah mampir.

03 Dec

Jadi teringat masa kecil, mandi hujan, berdiri di bawah pancuran air di sudut depan rumah, ah... serunya! Matur suwun, sudah berbagi kenangan, Bu Siti... ❤

03 Dec
Balas

Yups... Sama-sama. Kenangan yang indah.ksh sudah berkunjung

03 Dec

Sepertinya yg jelita pasti merasakan indah hujan hujan yah. Sukses selalu dan barakallah

03 Dec
Balas

Hujan menorehkan sejuta kenangan, kesejukannya mampu menawarkan gelora rindu akan masa kanak-kanak. Rata-rata orang se usia kita pernah main hujan-hujanan, riang dan menyenangkan. Salam sehat dan sukses cik fat, barakallah.

03 Dec
Balas

Kenangan masa lalu yang indah sekali.. Mantap Bu

03 Dec
Balas

Inggih Bunda. Jadi ingin pulang kampung.

03 Dec



search

New Post