Siti Fatimah

Alumnus PPS UNNES bekerja di SMP 2 Kudus sejak tahun 1995 Mata Pelajaran IPA...

Selengkapnya
Navigasi Web

Membangun Generasi Cerdas dan Sehat Melalui Puasa Ramadan

Membangun Generasi Cerdas dan Sehat dengan Puasa Ramadan

Oleh: Siti Fatimah

Ayah Bunda, bulan Ramadan tinggal menghitung hari. Hiruk pikuk di pasar, swalayan, maupun di media sosial begitu membahana menyambut datangnya Ramadan. Bagaimana dengan ayah bunda? Apakah Ayah Bunda juga menyiapkan sambutan istimewa untuk Ramadan? Jawabannya pasti “Ya.” Ahlan wa sahlan ya Ramadhan. Sambut dan jalani Ramadan dengan penuh keceriaan. Mengapa demikian?

Ramadan adalah bulan suci yang penuh rahmat dan ampunan. Banyak hikmah dan manfaat yang diperoleh ketika menjalani Ramadan dengan sepenuh hati. Melaksanakan puasa sebulan penuh untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Apakah anak-anak juga dianjurkan untuk berpuasa? Menurut hukum Islam, buah hati kita yang belum memasuki masa akil baligh tidak diwajibkan berpuasa, namun ayah bunda dapat melatihnya untuk berpuasa. Ananda tidak harus seharian menahan lapar dan dahaga, tetapi ananda bisa dilatih berpuasa secara bertahap. Ayah bunda dapat melatihnya dengan menunda waktu sarapannya, menunda makan siangnya, atau melakukan puasa separuh hari. Ajak ananda berbuka dan sahur bersama. Ananda pasti akan semakin bersemangat untuk berlatih puasa, apalagi bila dipicu dengan pemberian hadiah.

Apakah puasa tidak membahayakan bagi buah hati kita? Ayah bunda tidak usah khawatir ananda akan kurang gizi ketika menjalani puasa. Ananda akan bebal dan berkurang kecerdasannya karena berpuasa. Ananda akan jatuh sakit ketika berpuasa. Justru ketika ananda mau berpuasa, ananda akan tumbuh menjadi generasi yang sehat dan cerdas. Banyak manfaat yang diperoleh ketika ananda menjalani puasa, diantaranya:

Pertama, puasa akan melatih dan mengembangkan kecerdasan spiritual anak

Menjalankan ibadah puasa merupakan salah satu rukun Islam. Apabila ananda sejak dini dilatih berpuasa maka keimanannya kepada Tuhan akan semakin bertambah. Ketaatannya menjalankan perintah agama akan meningkat. Di bulan yang penuh berkah ini, selain melakukan ibadah puasa ananda juga dapat diajak mengerjakan ibadah lain yang hanya ada di bulan Ramadan seperti salat tarawih bersama. Dengan melakukan puasa, tarawih, dan berbagai kegiatan keagamaan di bulan Ramadan maka kecerdasan spiritual ananda akan semakin meningkat. Ananda akan semakin memahami keberadaannya di alam ini dan memahami hubungannya dengan Sang Pencipta. Ananda akan semakin memahami dan memaknai kehidupannya sebagai bagian besar dari rencana besar Tuhan. Rasa syukur pun akan tumbuh dan berkembang sejalan dengan perjuangannya dalam menyelesaikan ibadah puasa. Ananda akan menyadari keberadaannya di dunia ini karunia Allah SWT sehingga dia akan sadar akan kewajibannya untuk selalu taat dan beribadah kepada Sang Pencipta.

Kedua, puasa akan melatih dan mengembangkan kecerdasan emosional anak

Puasa identik dengan menahan hawa nafsu. Menahan lapar, dahaga, marah, dan berbagai aspek negatif lainnya dari terbit hingga tenggelamnya matahari. Dengan berpuasa anak berlatih mengendalikan emosinya, menahan keinginannya, maupun memadamkan nafsunya. Pengendalian diri terjadi secara perlahan namun pasti. Pengendalian diri akan berkembang seiring dengan kemampuan anak menjalankan ibadah puasa. Pada saat anak berlatih berpuasa, ayah bunda mungkin pernah menjumpai anak merengek agar dibolehkan makan atau minum. Namun Ayah bunda tidak harus serta-merta membolehkannya. Alihkan perasaan laparnya dengan melakukan kegiatan yang lain yang menyenangkan seperti bermain bersama. Ketika anak hendak marah atau bertengkar dengan temannya kita bisa mengingatkan “ Hari ini kita berpuasa bukan.” Dengan mengingatkannya diharapkan ananda akan dapat mengendalikan diri. Menurut hasil penelitian yang dilansir dari berita NBC News tahun 2014 pada saat puasa tubuh akan memproduksi hormon endorfin lebih banyak. Hormon endorfin adalah hormon kebahagiaan. Hormon ini akan diproduksi lebih banyak ketika seseorang telah menjalankan puasa selama seminggu. Peningkatan endorfin membuat rasa tenang, teduh, dan nyaman di hati ananda. Tiada rasa marah selama menjalani puasa. Kondisi ini sangat baik untuk menginisiasi perkembangan kecerdasan emosional ananda.

Ketiga, puasa memicu kecerdasan interpersonal anak

Kecerdasan interpersonal adalah kecerdasan yang memungkinkan seseorang untuk memahami perasaan, suasana hati, keinginan, dan temperamen orang lain (Anita Lie: 2003). Dalam bulan Ramadan terjadi peningkatan komunikasi psikososial, baik dengan Tuhan maupun sesama manusia, sehingga dapat memicu kecerdasan interpersonal anak. Pada awal latihan berpuasa ananda akan merasakan rasa lapar yang sangat. Saat ananda terbiasa sarapan jam 07.30, maka rasa lapar itu akan datang,begitu juga ketika jam makan siang datang, rasa lapar pun akan mengetuk perutnya. Pada saat seperti ini ayah bunda dapat menghiburnya dengan menceritakan kisah seorang miskin yang terkadang sampai berhari-hari perutnya tidak pernah diisi makanan. Ananda bisa juga diajak ke panti asuhan atau kawasan kumuh yang kehidupannya pas-pasan. Dengan merasakan penderitaan orang lain, makan akan muncul rasa empati, rasa peduli, dan rasa asih kepada sesama. Bertambahnya kualitas ibadah di bulan Ramadan juga meningkatkan komunikasi sosial dengan keluarga, saudara, tetangga, maupun teman. Ajak ananda berbuka bersama, duduk dan makan bersama dengan anggota keluarga dapat melatih ananda untuk memahami perasaan, suasana hati, keinginan, dan karakter dari orang lain. Ayah bunda juga dapat mengajak teman bermain atau tetangga untuk berbuka bersama, membagikan zakat diakhir Ramadhan. Kegiatan ini akan menumbuhkembangkan kecerdasan interpersonal ananda. Ananda akan peduli pada orang lain, tidak egois, menghargai orang lain, toleran, dan sayang terhadap sesama.

Keempat, puasa memicu perkembangan kecerdasan logika dan matematika

Kecerdasan logika dan matematika terkait dengan kegiatan penghitungan, pengukuran, dan pemikiran. Puasa dapat memicu perkembangan kecerdasan logika dan matematika ananda. Ayah bunda, ketika ananda sedang berpuasa pasti pernah menanyakan sesuatu. Misalnya kenapa kita harus lapar-lapar berpuasa? Kenapa sahur harus dilakukan saat menjelang fajar dan berbuka saat matahari terbenam? Hal itu menandakan kemampuan berpikir logis ananda sudah berkembang baik. Ayah bunda pun juga harus menjawabnya dengan logis dan dapat diterima oleh nalar ananda.

Pengalaman yang pernah saya alami ketika anak saya berpuasa, dia sering menanyakan tentang lamanya berpuasa.

“Ma, hari ini puasa dapat berapa hari?”

Saya tidak langsung menjawab tetapi mengambilkan kalender dan menunjukkan tanggal dimulainya puasa.

“Ayo kita hitung sama-sama, berapa lama Adik telah menjalankan ibadah puasa!”

Kami kemudian menghitungnya bersamaan. Rasa senang terpancar di wajahnya ketika mengetahui dia telah mampu melampaui separuh perjalanan puasa Ramadhan. Tidak puas sampai di situ saja pertanyaannya.

“Kapan lebarannya, Ma?”

Dengan cara yang sama, kami kemudian menghitung berapa lama lagi harus menunggu lebaran datang. Dia semakin semangat ketika mengetahui lebaran akan datang sebentar lagi.

Berdasarkan pengalaman tersebut, kita dapat mengetahui bahwa puasa dapat melatih ananda untuk bernalar, berpikir dan berlatih berhitung walau masih dalam taraf hitungan yang sederhana.

Kelima, puasa memicu perkembangan kecerdasan intelektual

Menurut Wikipedia.org. kecerdasan intelektual adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan seperti menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, daya tangkap, dan belajar. Kecerdasan yang kaitannya sangat erat dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan intelektual ini biasanya terkait erat dengan pertumbuhan otak manusia. Menurut penelitian puasa meningkatkan hormone pertumbuhan yang mengatur proses metabolism dan meningkatkan fungsi otak. Puasa meningkatkan protein yang di produksi otak. Protein ini membantu peremajaan dan regenerasi sel induk otak. Protein ini juga dapat meningkatkan fungsi memori dan motor. Dengan terjadinya peremajaan dan regenasi sel-sel otak ketika berpuasa, maka kemampuan otak untuk berpikir, bernalar, dan berkreasi akan meningkat.

Keenam, puasa memicu pertumbuhan menjadi lebih cepat

Berdasar hasil penelitian yang dilakukan oleh Americans College of cardiology di New Orleans, menunujukkan puasa memicu kenaikan Growth Hormon atau hormone pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar pituitary, tepat di bagian lobus anterior. Hormon pertumbuhan berfungsi mengatur pertumbuhan tinggi badan, membantu pembentukan otot dan tulang. Meningkatnya hormone pertumbuhan saat anak berpuasa dapat mempercepat pertumbuhan anak, menurunkan berat badan tanpa mengurangi massa otot. Asupan hormon pertumbuhan yang cukup saat anak-anak atau remaja dapat memfasilitasi pertumbuhan dan pembentukan tulang yang baik hingga masa dewasa.

Ketujuh, puasa dapat memicu anak tumbuh menjadi pribadi yang lebih sehat

Puasa itu menyehatkan. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Sury dan Abu Nu'aim “Berpuasalah maka kamu akan sehat”. Pada puasa, anak mempunyai pola makan yang sangat teratur. Sahur di kala fajar dan berbuka ketika magrib. Hal ini akan menyebabkan proses metabolism menjadi lebih lancar. Lambung juga dapat beristirahat dan tidak bekerja terus-menerus sepanjang hari. Menurut penelitian Americans College of cardiology di New Orleans saat puasa produksi hormon pertumbuhan semakin meningkat. Selain berperan mengatur pertumbuhan tulang dan otot, hormon ini juga berperan mengatur proses metabolisme. Proses metabolisme menjadi lebih seimbang. Akibatnya beberapa organ seperti hati dan ginjal akan semakin sehat.

Menurut Anderson dkk (2008) puasa juga dapat menurunkan produksi hormone adrenalin. Adrenalin akan memperkecil kontraksi otot empedu, menyempitkan pembuluh darah perifer, meluaskan pembuluh darah koroner, meningkatkan tekanan darah arterial dan menambah volume darah ke jantung dan jumlah detak jantung. Menambah pembentuk kolesterol dari lemak LDL. Hal ini memicu penyakit jantung, penyempitan pembuluh darah dan stroke. Dengan menurunnya adrenalin saat berpuasa maka akan terhindar dari risiko penyempitan pembuluh darah dan serangan jantung koroner.

Berpuasa juga dapat mengurangi gula darah sehingga dapat terhindar dari penyakit diabetes mellitus, mencegah kegemukan, memberikan kesempatan sel-sel untuk meremajakan diri, detoksifikasi dan pembersih. Selain itu puasa meningkatan produksi sel T sehingga daya tahan tubuh anak semakin meningkat.

Mari ayah bunda, kita latih buah hati kita sejak dini untuk berpuasa agar tumbuh menjadi generasi yang cerdas, sehat jasmani dan rohaninya. Generasi milenial yang andal dan bertakwa (Siti Fatimah, Penulis dan Guru SMP 2 Kudus Jawa Tengah).

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih Ibu, sudah banyak mengingatkan untuk anak-anak dan kita sebagai orang tua. Barakallah Ibu Fatimahsehat selalu

05 May
Balas

Sama-sama Bapak. Kita Saling mengingatkan. Semoga sehat dan sukses selalu. Terima kasih telah berkunjung ke rumah saya.

05 May



search

New Post