Bapakku, inspirasiku dan bodyguardku Bapakku sudah renta, usianya 73 tahun tetapi tetap ingin sekuat gatot kaca. Walaupun beliau sudah tua tak pernah bisa duduk diam hanya berpangku tangan saja. Selalu ada saja yang ingin dikerjakannya, entah itu pergi kepasar membeli makanan hewan ternaknya, menyiapkan makanan ternaknya, menanam pisang dikebun, membersihkan kolam ikannya dan terkadang mengantar sekolah cucunya, meskipun sering dilarang untuk mengerjakan yang berat berat tapi tetap saja tidak mau tinggal diam dirumah. Bapakku akhir akhir ini mulai sakit sakitan dan berobat terus, namun tetap selalu merasa sehat kadang aku khawatir akan kondisinya. Tapi bapakku tak mau menunjukan bahwa ia sedang tidak sehat. Setiap kali aku berkunjung kerumah untuk menjenguknya, ia selalu sibuk pergi ke kebun untuk mengambil buah pisang yang sudah matang, memetik mangga yang sudah tua, memotong ayam kampung dan lain sebagainya untuk kubawa pulang sebagai oleh-olehnya. Setiap kali aku pamitan pulang ia selalu ingin mengantarku dengan memboncengku naik motornya dengan alasan aku tidak didampingi suamiku. Akupun tak bisa menolaknya karena takut menyakiti hatinya. Bapakku sangat semangat mengantarkanku ke stasiun kereta, walau sering kuingatkan "jangan ngebut ngebut yah pak", tapi tetap saja ia ngebut tanpa menghiraukan kondisi badannya yang kurus dan sering sakit. Bapakku selalu menjadi inspirasiku dan juga menjadi bodyguardku. Tigaraksa, 4 Nopember 2018