Malam ini perutku terasa lapar sekali. Sementara tidak ada makanan apapun di dapur, karena hari ini aku memang tidak memasak dan sarapan pagi tadi cukup dengan membeli nasi bungkus saat berangkat kerja. Perut yang kian memberontak, bigung antara harus membeli atau memasak untuk menjawab tuntutan perut yang kian bergemuruh ini.

Namun, bak mendapat durian runtuh. Tiba- tiba datang tetangga yang baik hati mengantar berkat. Akhirnya dengan suka cita kumakan berkat ini tanpa harus membeli atau memasak dulu, kunikmati dengan segala kesyukuran.

Dalam tradisi masyarakat Jawa, berkat adalah satu paket makanan yang terdiri dari nasi, lauk pauk, dan aneka kue yang ditempatkan pada sebuah wadah tertentu. Secara umum berkat merupakan buah tangan dari acara hajatan tahlil. Jenis dan isi berkat tergantung tingkat ekonomi sang shohibul hajat.

Dalam tradisi Jawa pedesaan, lebih khusus lagi dengan aneka kue yang ada dalam berkat, seperti sudah ada kitabnya bahwa kue yang ada di berkat itu seputar apem, nogosari, mendut, iwel- iwel, dan gedang goreng . Jadi dapat dipastikan pada acara hajatan tahlil misalnya, akan didapati aneka kue tersebut.

Namun, karena jaman yang semakin maju, tradidi berkat ini kian berkembang. Saat ini isi berkat tidak melulu pada makanan nasi, lauk dan kue. Masyarakat mulai berpikir dan mengacu pada manfaat praktis. Sehingga isi berkat diganti dengan gula, minyak, kopi, dan roti, dengan pertimbangan praktis buat shohibul hajat dan bisa dimanfaatkan oleh undangan tahlil di saat benar- benar dibutuhkan. Karena ada kalanya isi berkat yang berisi lauk dan kue itu, tidak serta merta dimakan harus diamankan di kulkas atau pada akhirnya entah dimakan atau tidak. Tapi untuk kasus saya malam ini, dengan segenap kejujuran saya, isi berkat yang kuterima tadi merupakan karunia nikmat yang luar biasa, untuk seorang yang sedang kelaparan hehe..

Inilah kekayaan tradisi kita warga Indonesia, bangga menjadi warda desa yang penuh kerukunan dan persaudaraan.

6 Maret 2023