Siti Habibiyah

Seorang ibu dengan dua orang anak yang berprofesi sebagai guru di MTs Negeri 10 Jember. Ibu yang memiliki kegemaran membaca dan menulis telah memiliki kary...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ramadan, Bulan Mendulang Ketaatan

Ramadan, Bulan Mendulang Ketaatan

Ramadan, Bulan Mendulang Ketaatan

           Oleh: Siti Habibiyah

 

#SahabatSurgaCintaQuran

#OptimalkanDetikRamadanKaruniaAllah

#JejakBerkesanBulan Ramadan

 

Bulan ramadan, selalu menjadi bulan idaman bagi setiap muslim. Karena kemuliaan bulan dari bulan-bulan  lain  yang telah Allah tetapkan. Bagi setiap muslim, bulan ramadan selalu mendapat tempat tersendiri. Bahkan ramadan juga banyak memberikan berkah untuk kaum non muslim. Para pedagang Cina misalnya, toko pakaian akan laris manis diserbu pembeli di bulan ramadan. Para penjual kue juga tak ketinggalan, akan banyak meraup banyak keuntungan di bulan ramadan ini. Setiap muslim memiliki cara tersendiri dalam menyambut kehadiran bulan ramadan ini. Entah itu bagi muslim awam atau  muslim yang taat, selalu menantikan bulan ramadan ini. Meskipun dengan berbagai sikap dan sudut  serta cara yang berbeda mereka menyambut bulan ramadan ini.

 

Ada sebagian yang memang benar-benar bahagia menyambut ramadan karena banyaknya keutamaan dan besarnya pahala dan besarnya ampunan, sehingga orang berburu ingin meraihnya. Namun tak sedikit pula yang menyambut ramadan karena sekedar aktifitas musiman yang kering dengan nilai-nilai ibadah. Menyambut dan menyibukkan diri yang justru kadang melenakan kita dari aktifitas ibadah. Sibuk dengan aktifitas yang sebenarnya bukan yang utama tapi seolah menjadi yang harus diutamakan. Aktifitas  yang bersifat lahiriyah seperti mengecat rumah, membeli perabot baru,menyiaapkan aneka kue lebaran, baju baru, dan lain-lain.

 

Namun ada juga yang menyambut ramadan dengan penuh suka duka dengan tekat ingin menambah dan meningkatkan ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT.  Setiap manusia akan memiliki kesan dan sikap yang berbeda dalam menyambut ramadan. Hal baik atau buruk yang terjadi di bulan ramadan tentunya akan menjadi catatan tersendiri bagi tiap orang.

 

Begitu halnya dengan diri yang lemah penuh kesalahan dan dosa ini. Ramadan tahun ini diri merasakan hikmah yang luar biasa.Setelah menjalani sederet perjalanan melelahkan dan mengantarkanku pada kondisi saat ini.

Aku seorang ibu berstatus single parent dengan dua orang anak. Alfi anak pertamaku yang kini telah berkeluarga dua bulan yang lalu, dan kini tinggal berasama keluarga barunya di Medan. Kedua, Fahmi anak lelakiku yang kini kuliah semester empat dan tinggal di kota kos di dekat kampusnya. Sehingga aku tinggal seorang diri menjalani aktifitas sehari-hari di rumah. Aku yang seorang guru  hari- hari lebih banyak kuhabiskan dengan aktifitas di sekolah.. Namun, di momen-momen tertentu seperti momen ramadan ini selalu ada yang menghujam, ada rasa kesunyian dan kehilangan. Tak ada lagi harus membuatkan minuman dan makan kesukaan anak-anak saat berbuka. Tak ada lagi canda, marah, pertengkaran-pertengkaran kecil Alfi dan Fahmi. Rasanya hari-hari yang saat itu seakan membosankan dan melelahkan, ternyata semua itu saat ini menjadi hal yang sangat saya rindukan.

Di usiaku yang sudah lima puluh tahun, perasaan yang mulai kurasakan bahwa aku telah menjadi ibu yang paling kesepian. Anak-anak yang seolah mulai menjauh dari saya, mulai tak membutuhkan saya, dan mulai mengabaikan saya. Perih rasanya hati ini. Namun, saat semua kukembalikan pada tujuan dan harapan saya semula, ingin bisa mengantarkan anak-anakku pada kemandirian, ingin mereka sukses, rasanya sungguh naif jika aku harus protes pada keadaanku saat ini.

Aku harus ubah mindset ku …

Alhamdulillah di tengah semua aktifitas yang menyita waktu, tenaga, dan pikiran saya masih diberi semangat dan kekuatan untuk tetap membangun dan menjalankan ibadah, menggali pundi-pundi keutamaan amalan ibadah di bualan ramadan ini. Di malam sepuluh terahir ini alhamdulillah raga dan hati ini masih diberi kekuatan untuk istiqomah menjalankan berbagai ibadah. Di saat jamaah  sholat traweh mulai berkurang tertinggal shof paling depan, dan sayalah salah satu yang istiqomah di situ. Alhamdulillah tadarus Al Quran sudah memasuki juz 28 sehingga insyaallah dipastikan bisa khatam 30 juz di bulan ramadan ini. Sholat tahajut pun menjadi lebih ringan dijalani.

Semua bisa dijalani dengan ringan dan Ikhlas, semata karena rasa berpasrah dan semata ingin mendekatkan diri pada Allah SWT. Di tengah rasa kangen, rasa sepi, gundah karena tidak ada lagi anak-anak di tengah keluarga, hanya dengan mendekatkan diri pada Allah semua rasa gundan dan gelisah itu bisa sirna.

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيْمَا نًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ Artinya: Barangsiapa beribadah (menghidupkan) bulan Ramadan dengan iman dan mengharap pahala, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu (HR Bukhari dan Muslim).

 

Jember, 02 April 2024

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post