Adalah anugrah yang terindah dari Sang Pencipta saat pasangan suami istri mendapat amanah dengan kelahiran putra putrinya. Anak - anak adalah titipan yang mereka tidak bisa memilih orang tua mana yang dia inginkan.Sebuah tanggung jawab besar ada dipundak ayah bundanya. Mau dibawa kemana arah hidup anaknya? Usaha dan ihtiar apa yang dilakukan untuk mendidik putra - putrinya?

Ibu adalah madrasah yang pertama buat anaknya. Sejak dalam kandungan telah menjadi awal proses pendidikan(tarbiyah) bagi janin yang ada didalamnya. Sebelum malaikat.meniupkan ruh, langitkan doa- doa ayah bunda agar ditetapkan kehidupan yang terbaik buat ananda. Secara fitrah anak - anak telah mengakui bahwa Allah SWT sebagai Rabb yang patut disembah dan diakui ke Esaannya. Maka setelah lahir, tugas orang tua untuk menumbuhkan dan memupuk fitrah tersebut sehingga anak - anak tumbuh sesuai fitrahnya.

Anak akan tumbuh sesuai fitrahnya manakala diajarkan pertama kali untuk mengenal Rabnya. Ketika seorang anak mengenal Rabnya dia akan paham tanggung sempurna untuk apa Allah menciptakannya. Sebagaimana disebutkan dalam Al Qur'an," Wama kholaqtuljinna wal insa illa liya'budun,". Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beridahdah kepadaku.(QS Adzariyat : 56). Inilah goal seorang anak lahir kedunia. Disinilah visi yang akan diperjuang dalam proses pendidikan anak. Yaitu sebuah visi yang tidak semata - mata urusan dunia tapi jauh kedepan yaitu kehidupan akherat.

Seorang anak yang bervisi jauh hingga kehidupan akherat akan memilki tanggung jawab yang luas. Tanggung jawab dirinya dengan Rabnya, tanggung jawab dirinya dengan keluarganya, tanggung jawab dirinya dengan masyarakat dan tanggung jawab dirinya dengan agamanya. Ibadah dalam arti luaa tidak hanya ibadah wajib yang bersifat ritual, tapi segala aktifitas manusia akan bernilai ibadah manakala dibingkai dalam koridor penghambaan kepada Rabnya.

Dari sinilah akan lahir generasi - generasi Rabbani. Mereka menjadi anak - anak yang menjunjung tinggi nilai - nilai Islami dalam gerak langkah hidupnya. Ketika mereka bercita - cita menjadi dokter maka mereka menjadi seorang dokter yang sholih. Menjalankan ketaatan pada Rabnya, menjadikan tugas sebagai seorang dokter sebagai bagian dari ibadah dengan menolong orang - orang di sekelilingnya, menjadi sosok ayah yang dirindukan keluarganya,, bahkan menjadi sosok anak yang berbakti pada orang tuanya, dsn sosok yang pedili dengan agamanya. Tentu sosok - sosok seperti ini menjadi impian buat orang tua manapun.

Perjuangan, pengorbanan, komitmen, dan kolaborasi dengan semua elemen masyarakat sangat dibutuhkan untuk mendidik anak yang bervisi surga. Ada ungkapan untuk mensholihkan seorang anak perlu dukungan orang sekampung untuk mewujudkannya. Karena itu visi sebuah keluarga menjadi awal visi seorang anak. Yuk tetapkan visi keluarga agar visi tersebut menjadi rujukan misi keluarga yang salah satunya ayah dan bunda berkomitmen mendidik anak bervisi surga. Wallahu'alam.

KBB, 8 September 2020.

Baiti jannati.