Sejak bulan Maret 2020 siswa mulai belajar di rumah mealui telpon seluler atau laptop. Belajar daring dirasakan sulit untuk diikuti oleh sebagian anak-anak yang membutuhkan penjelasan langsung guru terutama mata pelajaran berhitung matematika dan fisika. Selain itu, mereka tidak lagi punya kesempatan untuk bermain dengan teman sebaya yang menjadi salah satu hal yang menyenangkan bagi anak usia sekolah.

Hal tersebut menyebabkan anak-anak lari ke telepon seluler, brousing google, chatt sesama teman, fb, instragram dan lain sebagainya. Sehingga banyak waktu dihabiskan dengan telepon seluler.

Lama-kelamaan mereka larut dan tenggelam di dunia maya. Tak jarang tugas sekolah tak dikerjakan tetapi mereka menghabiskan waktu dengan bermain game, chatt dan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat lainnya. Bahkan tak jarang mereka bermain hingga larut malam. Akibatnya bangunnya kesiangan, sholat subuh ketinggalan, bawaan malas seharian. Hal ini tentu akan menimbulkan pengaruh buruk terhadap perkembangan anak baik fikiran, mental dan fisik anak.

Pengaruh buruk bagi fikiran anak, anak tidak lagi serius belajar sehingga otomatis menghambat perkembangan otak anak.

Pengaruh buruk terhadap mental anak, anak tidak lagi bersosialisasi dengan teman-temannya secara langsung. Mereka sibuk dengan dunianya mereka sibuk dengan telepon selulernya

Pengaruh buruk terhadap fisik anak, anak tidak banyak bergerak seharian duduk dengan melihat telepon seluler sehingga berpengaruh buruk terhadap badan. Badan akan menjadi gemuk karena kurang bergerak dan mata anak akan rusak karena terus-terusan melihat telepon seluler.

Hal tersebut mungkin tidak terjadi jika orang tua bisa memantau aktivitas anak di rumah, tapi bagaimana bagi orang tua yang kedua-duanya bekerja. Tidak ada yang memperhatikan anak tersebut.