Siti inayah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Pesan Cinta Ilahi

Alhamdulillah hari ini aku libur Diklat Penguatan kepala sekolah, kesempatan bagiku untuk menulis menumpahkan seluruh perasaan yang ada di hatiku. Mungkin bisa dikategorikan curhat. Ya curhatan hati seorang ibu.

Pada hari Kamis yang lalu tepatnya tanggal 15 April 2020/03 ramadan 1442, aku bersama teman guru yang lain mendapat jadwal vaksin covid pertama di puskesmas kecamatan. Sebelum berangkat ke puskesmas terlebih dahulu aku menerima kunjungan dokter puskesmas dan juga pengawas sekolah untuk monitoring kesiapan pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah kami.

Alhamdulillah persyaratan untuk memulai pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah kami telah terpenuhi tinggal mempersiapkan tempat untuk titik mengantar dan titik penjemputan anak.

Selesai monitoring, sekitar jam 10 aku berangkat ke puskesmas, sesampainya di puskesmas ternyata sudah banyak orang yang antri. Aku dapat antrian no 76 sedangkan pada saat aku datang baru antrian no 21 untuk tensi. Tensi merupakan salah satu syarat sebelum vaksin, jika tekanan darah bagus maka kita siap untuk di vaksin.

Setelah selesai pendaftaran ternyata aku diminta untuk swab dulu disitu, kaget juga kenapa aku di swab, ternyata aku dapat random swab sebelum vaksin, Alhamdulillah hasil swab aku negatif.

Ini menjadi pengalaman pertama aku di swab, biasanya aku hanya melihat lewat medsos orang di swab, sakit sih tidak tapi ketika alat itu makin dalam menusuk hidung rasanya ga nyaman banget dan susah untuk bernafas, karena tidak tahan sampai aku mengeluarkan air mata.

Ketika menunggu antrian untuk tensi, aku mendapat japrian dari anakku yang pertama, dia mengabarkan kalau ibu mertuanya positif covid 19 dan dirawat di RS sejak hari Rabu. Anakku beserta istri dan anaknya harus di swab karena baru saja kontak dengan yang sakit.

Berharap hasil swab mereka negatif, itulah doa yang terus aku panjatkan sepanjang aku menunggu antrian untuk di vaksin.

Perasaanku berkecamuk saat itu, berharap cemas memikirkan hasil swab mereka dan apa yang bisa aku lakukan untuk mereka, karena rumah mereka yang cukup jauh sehingga aku tidak bisa menemani mereka, aku hanya bisa menghubungi anak dan mantuku lewat telpon untuk memantau kondisi mereka.

Sampai selesai vaksin aku belum dapat kabar bagaimana hasil swab mereka. Alhamdulillah vaksin aku berjalan lancar, setelah observasi selama setengah jam aku bisa pulang.

Setelah sampai di rumah aku menghubungi lagi anakku, dia mengabarkan kalau hasil swabnya positif, sedangkan istri dan anaknya hasilnya negatif.

Tubuhku langsung lemas, serasa bumi yang kupijak bergoyang setelah mendapat kabar jika anakku positif covid. Airmata tak dapat kubendung, tumpah membasahi jilbab yang kupakai. Ya Allah indahnya ujianMu di bulan ramadan ini.

Ketika waktu buka puasa tiba, teh manis hangat yang aku minum bercampur dengan airmata yang terus mengalir. Suami dan anak anakku berusaha untuk menghibur dan menguatkanku, mereka membujuk agar aku makan.

Tiap hari aku menghubungi anakku menanyakan bagaimana kondisinya, anakku bilang, "mama jangan khawatir, mama tenang aja, kondisi aa baik, hanya masih ada batuk sedikit."

Jawaban anakku membuat aku sedikit tenang.

Disamping memikirkan kondisi anakku, aku juga memikirkan bagaimana kondisi istri dan anaknya yang sekarang hanya tinggal berdua saja di rumah. Dalam doaku, aku selalu meminta kepada Allah yang Maha menjaga, "Ya Allah, tolong jaga anakku, mantu dan cucuku, lindungi mereka."

Aku yakin, segala bentuk ujian dalam hidup ini pasti ada hikmahnya, Allah ingin menyampaikan pesan cintaNya kepada kami.

Anakku bilang kepadaku, "Allah kangen sama aa mah, semoga sekeluarnya aa dari rumah sakit aa menjadi manusia yang lebih baik lagi."

Alhamdulillah anakku menemukan pesan cintaNya ditengah sakit yang dialaminya pada saat ini.

"Cepat sembuh dan sehat kembali anakku sayang, agar kita bisa berkumpul dihari nan Fitri nanti, menikmati ketupat sayur dan semur daging kesukaanmu, tetap semangat ya."

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ulasannya mantap bunda. Smg diijabah segala doa" kita dan smg bunda skluarga besarnya sehat selalu serta putranya yg sakit segera diberikan kesembuhan. Aamiin YRA. Pasti ada hikmah dibalik semua ujian/musibah bunda.

18 Apr
Balas

Aamiin YRA

19 Apr

Bagus Bu inayah, salam literasi

19 Apr
Balas

Terima kasih pak

19 Apr



search

New Post