DIALOG ANTARA AYAH DAN ANAK DALAM ALQURAN
DIALOG ANTARA AYAH DAN ANAK DALAM ALQURAN
#TantanganGurusiana Hari ke-1
#365jilid22022
Masih terngiang dalam ingatan tentang materi tausiah ketika Wisuda Tahfiz Al quran beberapa waktu lalu. Al Ustaz Dr. H. Zulkifli, M.Ag, menyampaikan materi betapa pentingnya peran seorang ayah dalam membentuk karakter anak dan dalam mendidik anak. Beliau mengaitkan mengapa ketika ada acara di sekolah yang ingin membicarakan anak selalu ibu yang hadir. Anak bermasalah, ibu yang hadir, anak naik kelas, ibu yang ambil rapor, mau bayar SPP, ibu yang bayar. Ayah? Kemana sosok ayah. Bukankah seharusnya ayah adalah aktor terbaik dalam keluarga? Nah salah kaprah memaknai peran ayah dalam perjalanan hidup anak-anaknya harus diubah. Peran ayah bukan hanya mencari nafkah sedangkan urusan dometik termasuk pendidikan ank adalah tugas ibu. Salah besar, justru ayah lah yang pegang kendali semuanya.
Pernahkah seorang ayah bertanya kepada anaknya sudah salat hari ini? sudah berinfak hari ini? Sudah tilawah hari ini? Berapa juz? Sudah dijaga wuduknya hari ini? Jika sampai sekolah jangan lupa cium tangan guru, dan lain-lain, hanya ayah yang luar biasa lah yang mampu melakukannya.
Dalam alquran disebut sebanyak 17 kali tentang dialog antara ayah dan anak. Sebanyak dua kali disebut tentang dialog antara ibu dan anaknya, dan hanya sekali dialog antara kedua orang tua dengan anaknya, namun orang tua di sini bersifat umum.
Nah di antara 17 kali itu antara lain adalah dialog antara Nabi Ya'qub dengan anaknya, dialog antara Nabi Hud dengan anaknya, dialog antara Syaikh Madyan dengan anak perempuannya. Kalau kita bahas satu persatu pasti akan panjang dan memerlukan pembahasan yang lama.
Diantara banyaknya dialog satu saja yang kita bahas yaitu dialog antara Nabi Ya'kub dengan anaknya, Yusuf, di mana di dalam Al quran disebutkan dalam surah Yusuf ayat 4-5 yaitu,
إِذْ قَالَ يُوسُفُ لأبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ () قَالَ يَا بُنَيَّ لا تَقْصُصْ رُؤْيَاكَ عَلَى إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا لَكَ كَيْدًا إِنَّ الشَّيْطَانَ لِلإنْسَانِ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Artinya:
“(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku, Sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.” Ayahnya berkata: “Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, Maka mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (QS: Yusuf ayat 4-5)
Siapa di antara kita yang tidak tahu kisah Nabi Yusuf dan saudara-saudaranya. Saudara-saudara Nabi Yusuf sangat pendengki. Mereka merasa Yusuf lebih mendapatkan perhatian daripada mereka. Itu makanya Nabi Ya'kub sebagai seorang ayah sangat berwibawa dan bijaksana dalam menyampaikan pesan kepada Yusuf agar tidak menceritakan kepada saudara-saudaranya. Karena beliau sudah pasti tahu apa yang akan dilakukan mereka kepada Yusuf. Begitulah betapa peran ayah sangat besar sekali dalam pembinaan anak-anaknya, mengenali karakter semua anak-anaknya sehingga menyedikitkan perselisihan.
Pekanbaru, 14 Maret 2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap Ustazah.. Barakallah.. Jangan menyerah.. Semua sudah ketentuan-Nya.. Sehat selalu.
Aamiin. Mohon doanya Coach Eful
Alhamdulillah karya yang luar biasa, lanjutkan berbagi, salam sehat dan sukses selalu, Barokallah Bu Siti Irmani Kasan
Masyaallah. Terima kasih Bapak. Mau berusaha mengikuti jejak Sang Inspirator seperti Bapak/ Ustadz
Salam literasi
Salam Literasi kembali Bunda
Bagi ayah yg bijak. Sibuk Mencari uang bukanlah alasan yg tepat untuk tidak ikut serta dalam mendidik anak.